TENTANG AHMAD DEEDAT

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat telah bertanya: “Pak Imron, bolehkah saya tahu tentang Ahmad Deedat? Setahu saya beliau adalah pendebat ulung melawan Kristen dan telah banyak membawa orang Kristen Katolik masuk Islam. Tapi sebagian orang Islam sendiri berpendapat negatif pada beliau, kalau tidak salah tentang aqidah yang dianut. Sebenarnya aqidah yang beliau anut itu yang bagaimana? Terimakasih (atas) jawabannya”.

Saudaraku,

Berkenaan dengan Ahmad Deedat, aku tidak tahu, aku tidak pernah bertemu dengan beliau, juga tidak pernah bersama dengan beliau. Berkenaan dengan beliau, aku tidak boleh memberikan jawaban berdasarkan laporan dari sumber-sumber yang tidak jelas. Dalam Al Qur’an surat Al Hujuraat ayat 6, Allah telah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ ﴿٦﴾

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al Hujuraat. 6).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Hai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita) (maka periksalah oleh kalian) kebenaran beritanya itu, apakah ia benar atau berdusta. Menurut suatu qiraat dibaca Fatatsabbatuu berasal dari lafal Ats-Tsabaat, artinya telitilah terlebih dahulu kebenarannya (agar kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum) menjadi Maf'ul dari lafal Fatabayyanuu, yakni dikhawatirkan hal tersebut akan menimpa musibah kepada suatu kaum (tanpa mengetahui keadaannya) menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dari Fa'il, yakni tanpa sepengetahuannya (yang menyebabkan kalian) membuat kalian (atas perbuatan kalian itu) yakni berbuat kekeliruan terhadap kaum tersebut (menyesal) selanjutnya Rasulullah SAW. mengutus Khalid kepada mereka sesudah mereka kembali ke negerinya. Ternyata Khalid tiada menjumpai mereka melainkan hanya ketaatan dan kebaikan belaka, lalu ia menceritakan hal tersebut kepada Nabi SAW”.

Saudaraku,

Dari surat Al Hujuraat ayat 6 di atas, dengan jelas Allah telah mengingatkan kita semua bahwa jika datang kepada kita orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah terlebih dahulu dengan teliti kebenaran beritanya itu (apakah ia benar atau berdusta).

Demikian pula halnya berkenaan dengan Ahmad Deedat, kita tidak boleh memberikan jawaban berdasarkan laporan dari sumber-sumber yang tidak jelas. Tetapi yang boleh aku katakan adalah bahwa kita harus lebih mengedepankan untuk mencari bukti daripada menyandarkan pada laporan/informasi dari media yang dikawal oleh mereka orang-orang Yahudi maupun kaum orientalis*.

Saudaraku,

Berdasarkan bukti-bukti dari rekaman video debat/ceramahnya Ahmad Deedat yang banyak bertebaran di dunia maya dan kebetulan aku sudah banyak mendownload-nya, nampaknya aku belum menemukan satupun kejanggalan/penyimpangan. Saudaraku juga bisa men-download + melihat videonya di sini: https://www.youtube.com/ dengan mengetik kata kunci: “Ahmad Deedat” atau “Ahmed Deedat”.

Sebagai informasi tambahan, berikut ini aku sampaikan link tentang video ceramahnya Yusuf Estes, seorang da’i/mantan pendeta Amerika. Dalam video tersebut, beliau mengatakan bahwa orang-orang seperti Ahmad Deedat atau Dr. Zakir Abdul Karim Naik, punya otak komputer hebat yang dapat mengolah itu semua (maksudnya semua hal terkait Bible dan Al Qur’an, wallahu a’lam). Jika berkenan, silahkan di-download + tonton videonya/silahkan klik di sini: https://www.youtube.com/watch?v=l-sBapjDZyU.

Demikian yang bisa kusampaikan, semoga kita bisa lebih berhati-hati dalam menerima suatu khabar/berita.

Semoga bermanfaat.

NB.

*) Yang dimaksud dengan kaum orientalis adalah tokoh-tokoh barat yang mempelajari ketimuran alias keislaman, namun bukan untuk diamalkan, melainkan sekedar dipahami dan dijadikan sebagai literatur ilmiah dalam konsep pemikiran mereka. Sehingga jika mereka temukan dalam ajaran Islam hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan pemikiran mereka, maka mereka tidak segan-segan untuk mengkritik dan menyanggahnya.