بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Selasa, 03 Mei 2016

TERGESA-GESA DALAM BERIBADAH (II)



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Tergesa-gesa adalah kondisi psikologis seseorang yang secara emosional ingin cepat-cepat melakukan/menyelesaikan sesuatu, sehingga orang yang tergesa-gesa itu biasanya tidak bisa mengontrol emosi dan pikirannya. Dua peristiwa berikut ini adalah contoh akibat dari sikap tergesa-gesa tersebut:

PASURUAN – Insiden kecelakaan beruntun terjadi di jalan raya Sukorejo, Pasuruan, tepatnya di depan Masjid Mukhlashin atau dekat Pos Lantas Sukorejo, Sabtu (25/7/2015). Kecelakaan Pasuruan itu dipicu oleh pengemudi Suzuki Ertiga yang tergesa-gesa memacu kendaraannya. (http://jogja.solopos.com/baca/2015/07/25/kecelakaan-pasuruan-sopir-tergesa-gesa-ertiga-hantam-espass-627193)

Diduga karena tergesa-gesa hendak berangkat ke sekolah dan takut terlambat, dua orang pelajar yang mengendarai sepeda motor menabrak truk yang hendak belok. Akibatnya, seorang pelajar tewas sementara lainnya mengalami luka parah dan kini kritis. Kecelakaan ini terjadi di depan SPBU jalur pantura Rejosari Brangsong Rabu (13/11) pagi. Kedua pelajar yang berboncengan sepeda motor beat H 4558 JU yang melaju dari arah barat menabrak truk box H 1792 BS yang keluar dari SPBU.

Saudaraku,
Peristiwa seperti di atas akan terus dan terus terjadi, karena manusia memang dijadikan bertabiat tergesa-gesa.

وَيَدْعُ الْإِنسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنسَـــٰنُ عَجُولًا ﴿١١﴾
“Dan manusia mendo`a untuk kejahatan sebagaimana ia mendo`a untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa”. (QS. Al Israa’. 11).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Dan manusia mendoa untuk kejahatan) terhadap dirinya dan keluarganya jika ia menggerutu (sebagaimana ia mendoa) sebagaimana ia berdoa untuk dirinya sendiri (untuk kebaikan. Dan adalah manusia) yang dimaksud adalah jenisnya (bersifat tergesa-gesa) di dalam mendoakan dirinya tanpa memikirkan lebih lanjut akan akibatnya”.

Saudaraku,
Karena orang yang tergesa-gesa itu biasanya tidak bisa mengontrol emosi dan pikirannya, maka tidak mengherankan jika mudharatnya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Dua contoh kasus di atas, telah memberi gambaran yang sangat jelas akan hal ini.

Hadits berikut ini juga menggambarkan betapa besar dampak yang harus ditanggung oleh orang yang beribadah, namun tergesa-gesa untuk mendapatkan balasannya di dunia ini (yaitu demi mendapatkan pujian dari orang lain/karena riya’, dll), sehingga rusaklah amalannya (artinya dia tidak akan beroleh apapun dari amalan yang dia lakukan). Seharusnya dia bisa lebih bersabar dengan menundanya untuk mendapat pahala di akhirat nanti, agar amalannya tidak sia-sia.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَفِينَا الْأَعْرَابِيُّ وَالْأَعْجَمِيُّ فَقَالَ اقْرَءُوا فَكُلٌّ حَسَنٌ وَسَيَجِيءُ أَقْوَامٌ يُقِيمُونَهُ كَمَا يُقَامُ الْقِدْحُ يَتَعَجَّلُونَهُ وَلَا يَتَأَجَّلُونَهُ. (رواه ابو داود)
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah datang kepada kami, sedangkan kami membaca Al Qur'an, di antara kami ada orang buta huruf dan orang asing (non Arab). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Bacalah, bacaan masing-masing (dari kalian) itu baik (semoga mendapat pahala). Akan datang beberapa kaum, mereka (membacanya) dengan lurus (benar), sebagaimana anak panah diluruskan, namun mereka tergesa-gesa mendapatkan balasannya di dunia (karena membacanya demi popularitas, riya' dan lain-lain), dan mereka tidak menundanya (untuk mendapat pahala di akhirat nanti)”. (HR. Abu Daud no. 830).

Saudaraku,
Mengapa dampak yang harus ditanggung oleh seseorang begitu besar, sebagaimana penjelasan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud di atas? Hal ini bisa dipahami dengan mudah karena tergesa-gesa itu adalah perbuatan setan, sedangkan setan itu benar-benar musuh yang nyata bagi kita. Mereka itu hanya menyuruh kita berbuat jahat dan keji dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kita ketahui. Oleh karenanya, janganlah kita mengikuti langkah-langkah mereka.

وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اَللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللهِ صلى الله عليه وسلم  اَلْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ . أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَسَنٌ
Dari Sahal Ibnu Sa'ad Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan”. Riwayat Tirmidzi. Dia berkata bahwa hadits tersebut hasan.

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى اللهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿١٦٩﴾
“Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al Baqarah. 169).

... وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٢٠٨﴾
“... dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah. 208).

وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَـــٰنُ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٦٢﴾
“Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Az Zukhruf. 62).

Saudaraku,
Demikian nyata akibat dari sikap tergesa-gesa tersebut, maka wajib atas kita untuk tetap tenang dalam berbagai hal (terutama dalam beribadah), karena kebaikan itu bukan dengan tergesa-gesa.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ، عَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ، فَإِنَّ الْبِرَّ لَيْسَ باِلْإيِضَاعِ
“Wahai sekalian umat manusia, wajib atas kalian untuk tenang karena kebaikan itu bukan dengan tergesa-gesa.” (HR. al-Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu).

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ بَزِيعٍ حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ الْمُفَضَّلِ عَنْ قُرَّةَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَشَجِّ عَبْدِ الْقَيْسِ إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللهُ الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ. (رواه الترمذى)
Muhammad bin Abdullah bin Bazi' menceritakan kepada kami, Bisyr bin Al Mufaddhal menceritakan kepada kami, dari Qurrah bin Khalid, dari Abu Jamrah dari Ibnu Abbas: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Asyaj Abdul Qais, "Sesungguhnya dalam dirimu ada dua hal yang Allah sukai: (1) sabar dan (2) pelan-pelan". (HR. At-Tirmidzi no. 2011).

Saudaraku,
Dalam semua ibadah, termasuk dalam membaca Al Qur’an, kita tidak boleh tergesa-gesa.

فَتَعَـــٰــلَى اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا ﴿١١٤﴾
“Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (QS. Thaahaa. 114).

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ ﴿١٦﴾ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿١٧﴾ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ﴿١٨﴾ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ ﴿١٩﴾
(16). “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur'an karena hendak cepat-cepat (menguasai)-nya”. (17). “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”. (18). “Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu”. (19). “Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya”. (QS. Al Qiyamah. 16 – 19).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
16.  (Janganlah kamu gerakkan untuk membacanya) membaca Alquran, sebelum malaikat Jibril selesai daripadanya (lisanmu karena hendak cepat-cepat menguasainya) karena kamu merasa khawatir bacaannya tidak dapat kamu kuasai.
17.  (Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya) di dadamu, maksudnya membuat kamu dapat menghafalnya (dan bacaannya) yakni membuatmu pandai membacanya; atau membuat mudah dibaca olehmu.
18.  (Apabila Kami telah selesai membacakannya) kepada kamu melalui bacaan malaikat Jibril (maka ikutilah bacaannya itu) artinya, dengarlah dengan seksama bacaan Jibril kepadamu terlebih dahulu. Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah itu mendengarkannya terlebih dahulu dengan seksama, kemudian membacanya.
19.  (Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya) dengan memberikan pemahaman mengenainya kepadamu. Kaitan atau hubungan korelasi antara ayat ini dengan ayat-ayat sebelumnya ialah bahwasanya ayat-ayat sebelumnya itu mengandung makna berpaling dari ayat-ayat Allah. Sedangkan pada ayat ini terkandung pengertian bersegera menguasai ayat-ayat Allah dengan cara menghafalnya.

Saudaraku,
Saat mendatangi shalat berjama’ah, kita juga tidak boleh tergesa-gesa. Datangilah shalat berjama’ah dengan tenang. Apa yang kita dapatkan dari shalat berjama’ah tersebut, maka ikutilah. Dan apa yang kita tertinggal, maka sempurnakanlah.

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ قَالَ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ يَحْيَى عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي قَتَادَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ سَمِعَ جَلَبَةَ رِجَالٍ فَلَمَّا صَلَّى قَالَ مَا شَأْنُكُمْ قَالُوا اسْتَعْجَلْنَا إِلَى الصَّلَاةِ قَالَ فَلَا تَفْعَلُوا إِذَا أَتَيْتُمْ الصَّلَاةَ فَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا. (رواه البخارى)
“Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim berkata, telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Yahya dari 'Abdullah bin Abu Qatadah dari Bapaknya ia berkata, Ketika kami shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau mendengar suara gaduh orang-orang. Maka setelah selesai, beliau bertanya: Ada apa dengan kalian? Mereka menjawab, Kami tergesa-gesa mendatangi shalat. Beliau pun bersabda: Janganlah kalian berbuat seperti itu. Jika kalian mendatangi shalat maka datanglah dengan tenang, apa yang kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang kalian tertinggal maka sempurnakanlah”. (HR. Bukhari no. 599).

Saudaraku,
Dalam berdo’a, kita juga tidak boleh tergesa-gesa.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ فَيَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي. (رواه ابو داود)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan dikabulkan (doa) seseorang dari kamu selama dia tidak tergesa-gesa, yaitu berkata, Aku telah berdoa, tapi juga belum dikabulkan bagiku”. (HR. Abu Daud no. 1484).

Yang dimaksudkan dengan tergesa-desa di sini adalah, ketika seseorang telah berdo’a dan berdo’a, namun kemudian dia berkata: “Aku telah berdoa, aku telah berdoa, tetapi mengapa aku tidak melihat tanda-tanda do’aku dikabulkan? Sehingga dia lelah dalam berdo’a dan akhirnya meninggalkan do’anya tersebut.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِي هَانِئٍ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ أَبِي عَلِيٍّ الْجَنْبِيِّ عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ بَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى فَقَالَ اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي إِذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدْ اللهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ وَصَلِّ عَلَيَّ ثُمَّ ادْعُهُ قَالَ ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ فَحَمِدَ اللهَ وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي ادْعُ تُجَبْ. (رواه الترمذى)
Qutaibah menceritakan kepada kami, Risydin bin Sa'ad menceritakan kepada kami, dari Abu Hani' Al Khaulani, dari Abu Ali Al Janbi, dari Fadhalah bin Ubaid, ia berkata: Ketika Rasulullah sedang duduk, tiba-tiba seorang lelaki masuk, lalu shalat dan berdo'a, "Ya Allah, ampunilah aku dan kasihanilah aku." Rasulullah kemudian bersabda, "Engkau tergesa-gesa wahai mushalli (orang yang shalat). Apabila engkau shalat kemudian duduk, maka pujilah Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya. Bacalah shalawat atasku, lalu berdo'alah!" Selepas itu, seorang lelaki yang lain shalat, memuji Allah, dan membaca shalawat kepada Nabi. Maka Nabi pun bersabda, "Wahai mushalli, berdo'alah (engkau kepada Allah). niscaya (do'amu) akan dikabulkan”. (HR. At-Tirmidzi no. 3476).

Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan" Haiwah bin Syuraih meriwayatkan hadits ini dan Abu Hani Al Khaulani. Nama Abu Hanf adalah Humaid bin Hani'. Nama Abu Ali Al Jani adalah Amr bin Malik.

Saudaraku,
Demikianlah, kita tidak boleh tergesa-gesa. Tetaplah tenang dalam berbagai hal (terutama dalam beribadah), karena kebaikan itu bukan dengan tergesa-gesa.

Semoga bermanfaat.

NB.
*) Yang dimaksud dengan udzur syar'i, yaitu udzur (alasan) yang dibenarkan agama (artinya ada dalil yang mendasarinya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞