بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Minggu, 05 Juni 2016

KITA YANG EGOIS



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Ali ‘Imraan ayat 91 berikut ini:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَمَاتُواْ وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَىٰ بِهِ أُوْلَــٰــئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّـــــٰـصِرِينَ ﴿٩١﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong”. (QS. Ali ‘Imraan. 91).

Ya, bagi orang yang kafir dan mati dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima darinya emas sepenuh bumi, meskipun dia menebus dirinya dengan emas sebanyak itu. Hal ini sekaligus juga menunjukkan betapa nikmat iman itu adalah lebih baik dari emas sepenuh bumi ini.

Saudaraku,
Dari uraian di atas, menunjukkan betapa iman adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Karier yang melejit/jabatan yang tinggi, harta yang melimpah, isteri yang cantik menawan, semuanya itu tiada artinya tanpa adanya iman. Sebaliknya, meski tiada jabatan yang melekat, jauh dari limpahan harta, tak ada isteri cantik menawan yang mendampingi, semuanya itu tidak akan menjadikan seseorang hina selama masih ada iman, karena nilai iman itu adalah lebih tinggi dari semuanya itu, bahkan lebih tinggi/lebih lebih baik dari emas sepenuh bumi ini.

Pertanyaannya adalah: dari mana kita mengenal Islam dan memeluk Agama Islam? Tentunya sangat banyak di antara kita yang akan mengatakan bahwa jawabannya adalah dari orang tua kita. Jika pertanyaan tersebut dilanjutkan: dari mana orang tua kita mengenal Islam dan memeluk Agama Islam? Tentunya juga sangat banyak di antara kita yang akan mengatakan bahwa jawabannya adalah dari kakek/nenek kita.

Jika pertanyaan tersebut dilanjutkan terus, maka sampailah kita pada satu jawaban yang sama, bahwa hal itu semua ternyata tak lepas dari upaya tak kenal lelah dalam mendakwahkan Islam dengan mengorbankan waktu, tenaga, harta bahkan nyawa, yang semuanya itu telah dilakukan oleh para pendahulu kita, sehingga bangsa kita yang dahulunya mayoritas beragama Hindu atau Budha, kini menjadi mayoritas beragama Islam.

Seandainya para pendahulu kita tidak pernah berupaya untuk mendakwahkan Islam dengan pengorbanan yang luar biasa tersebut, maka bisa jadi bangsa kita mayoritas tidak akan pernah mengenal Islam dan akan tetap beragama Hindu atau Budha. Sehingga bisa jadi mayoritas orang tua kita juga tidak akan pernah mengenal Islam dan akan beragama Hindu atau Budha, yang oleh karenanya bisa jadi pula, kita juga tidak akan pernah mengenal Islam dan akan beragama Hindu atau Budha.

Saudaraku,
Sekali lagi kusampaikan, bahwa jika pada saat ini kita bisa mengenal Islam dan memeluk Agama Islam, maka sesungguhnya hal itu semua tak lepas dari upaya tak kenal lelah dalam mendakwahkan Islam, yang semuanya itu telah dilakukan oleh para pendahulu kita, sehingga bangsa kita yang dahulunya mayoritas beragama Hindu atau Budha, kini menjadi mayoritas beragama Islam.

Sehingga sangat mudah dipahami betapa egoisnya kita, jika kita yang telah mengenal Islam dan memeluk Agama Islam secara gratis ini, namun tidak mau bagi-bagi kepada saudara kita yang lain yang selama ini masih belum bisa merasakan nikmatnya iman ini. (Na’udzubillahi mindzalika!).

Saudaraku,
Jika kita mengambil sikap diam seperti ini (kita yang telah mengenal Islam dan memeluk Agama Islam secara gratis, namun tidak mau bagi-bagi kepada saudara kita yang lain yang masih belum bisa merasakan nikmatnya iman ini), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban untuk berdakwah ini telah Allah bebankan atas setiap muslim (baca: penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17). Itu artinya kita nantinya akan dimintai pertanggung-jawaban atas sikap diam kita tersebut. (Na’udzubillahi mindzalika!).

يَــــٰــبُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ ﴿١٧﴾
”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sedangkan yang dimaksud dengan saudara kita yang belum bisa merasakan nikmat iman ini, tidak mesti berasal dari kalangan non-muslim. Namun juga dari kalangan kaum muslimin yang pemahaman mereka tentang Islam masih belum memadai sehingga mereka belum menyadari betapa iman adalah nikmat terbesar yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka, yang nilainya bahkan lebih tinggi/lebih baik dari emas sepenuh bumi ini. (Wallahu ta’ala a’lam).

Ya Tuhan kami,
Berilah kekuatan kepada kami, sehingga kami tetap mampu untuk terus mendakwahkan agama ini, hingga akhir hayat kami. Amin, ya rabbal ‘alamin!

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ ﴿٥٥﴾
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfa`at bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Adz Dzaariyaat. 55).

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَـــٰـلِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٣٣﴾
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (QS. Fushshilat. 33).

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞