بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Minggu, 03 Juli 2016

MENYIKAPI AJAKAN UNTUK MEMAKNAI AL QUR’AN



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Sebagai hidangan spesial dari Allah SWT. bagi hamba-hamba-Nya, maka ketika diperdengarkan ayat-ayat Al Qur’an di hadapan kita, sudah semestinya jika kita sambut dengan baik hidangan dari Allah tersebut. Demikian juga ketika dihadapan kita ada ‘alim/‘ulama', ustadz maupun saudara kita yang lain yang memberikan kajian/mengajak kita untuk memaknai Al Qur’an1, tentunya akan sangat tidak pantas jika kita abaikan/kita tinggalkan kajian itu begitu saja, apalagi sampai membencinya.

Jika ini yang kita lakukan, dimana ketika di hadapan kita diperdengarkan ayat-ayat Al Qur’an, ketika dihadapan kita ada ‘alim/‘ulama', ustadz maupun saudara kita yang lain yang memberikan kajian/mengajak kita untuk memaknai Al Qur’an, kemudian kita abaikan/kita tinggalkan begitu saja (apalagi sampai membencinya), maka ketahuilah bahwa terkait hal ini, Allah telah memberikan peringatan yang sangat keras!

أَفَبِهَــٰـذَا الْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ ﴿٨١﴾
“Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?”, (QS. Al Waaqi’ah. 81).

Saudaraku,
Marilah kita perhatikan ilustrasi berikut ini:

Ketika kita masih kecil dan masih tinggal serumah dengan orang tua kita, kemudian pada suatu saat ayah kita sedang menasehati kita namun kita cuek saja atas nasehat-nasehat ayah kita bahkan kemudian kita meninggalkan begitu saja ayah kita yang sedang menasehati kita tersebut, hingga hal ini telah membuat ayah kita memanggil kita dengan nada marah sambil berkata: “Le2, berarti kamu ini telah menganggap remeh saja ya, omongan/nasehat ayahmu ini!”.

Mendengar teguran keras dari ayah kita tersebut, tentunya kita akan sangat ketakutan. Sehingga kita akan segera berbalik arah untuk segera menghadap kepada ayah kita dan segera memohon maaf atas kekhilafan kita tersebut.

Pelajaran Untuk Kita Semua

Saudaraku,
Jika terhadap teguran ayah kita saja telah membuat kita ketakutan, lalu bagaimana lagi jika yang menegur adalah Allah SWT? Pemilik semua yang ada di langit dan yang ada di bumi ini?

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ ﴿٤﴾
“Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Asy Syuura. 4).

Sekali lagi, jika terhadap teguran ayah kita saja telah membuat kita ketakutan, lalu bagaimana lagi jika yang menegur adalah Allah SWT? Pemilik semua yang ada di langit dan yang ada di bumi ini? Tentunya akan lebih-lebih lagi takut kita kepada-Nya.

Sehingga akan sangat mudah dipahami, bahwa ketika di hadapan kita diperdengarkan ayat-ayat Al Qur’an, ketika dihadapan kita ada ‘alim/‘ulama', ustadz maupun saudara kita yang lain yang memberikan kajian/mengajak kita untuk memaknai Al Qur’an, maka tidak ada pilihan lain bagi kita selain daripada menyambutnya dengan baik, karena sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia yang diturunkan dari Tuhan semesta alam, dan tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.

إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ ﴿٧٧﴾ فِي كِتَابٍ مَّكْنُونٍ ﴿٧٨﴾ لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ ﴿٧٩﴾ تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ الْعَـــٰـلَمِينَ ﴿٨٠﴾ أَفَبِهَــٰـذَا الْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ ﴿٨١﴾
(77). sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, (78). pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), (79). tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (80). Diturunkan dari Tuhan semesta alam. (81). Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?, (QS. Al Waaqi’ah. 77 – 81).

Saudaraku,
Demikianlah seharusnya sikap kita sebagai orang-orang yang beriman ketika diperdengarkan ayat-ayat Al Qur’an/ketika ada ajakan untuk memaknai Al Qur’an.

Sedangkan apabila kita berada pada posisi/diberi kesempatan oleh Allah untuk menyampaikan dakwah/mengajak saudara-saudara kita untuk memaknai Al Qur’an, maka satu hal yang harus kita perhatikan adalah bahwa hal itu harus kita lakukan/kita niatkan hanya karena Allah semata.

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّٰهِ رَبِّ الْعَـــٰــلَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴿١٦٣﴾
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”, (QS. Al An’aam. 162). “tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al An’aam. 163).

Sedangkan apabila pada saat kita menyampaikan dakwah/mengajak saudara-saudara kita untuk memaknai Al Qur’an, kemudian satu per satu diantara mereka meninggalkan kita sebelum kita selesai menyampaikan dakwah tersebut, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka para Nabi itu telah menyampaikan dakwah kepada ummatnya tanpa meminta upah sedikitpun. Mereka para Nabi itu hanyalah berharap upah dari Allah semata, karena upah dari Allah adalah lebih baik dan Dia adalah Pemberi rezki Yang Paling Baik.

Perhatikan petunjuk yang diberikan Allah SWT. ketika kita menghadapi situasi yang sulit seperti ini:

فَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُم مِّنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللهِ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٧٢﴾
“Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun daripadamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)". (QS. Yunus. 72).

Sedangkan terhadap saudara-saudara kita yang telah meninggalkan dakwah kita/yang telah meninggalkan ajakan kita untuk memaknai Al Qur’an, tentunya kita tidak boleh memandang rendah mereka. Karena ketika kita sedang memandang rendah orang lain, maka pada saat itu pula tanpa kita sadari kita telah merasa lebih tinggi daripada mereka. Kita juga tidak boleh menjelekkan mereka, karena ketika kita sedang menjelekkan orang lain, maka pada saat itu pula tanpa kita sadari kita telah merasa lebih baik daripada mereka. Demikian seterusnya.

Dalam hal ini, maka sikap terbaik kita adalah dengan memandang mereka sebagai saudara-saudara kita yang barangkali belum mengetahui tentang adanya teguran yang sangat keras dari Allah terkait sikap mereka (baca kembali surat Al Waaqi’ah ayat 81 di atas), sehingga menjadi tugas kita untuk terus berupaya mengingatkan mereka.

وَيَا قَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللهِ وَمَا أَنَاْ بِطَارِدِ الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّهُم مُّلَــٰـقُو رَبِّهِمْ وَلَــــٰـكِنِّي أَرَىـٰـكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ ﴿٢٩﴾
“Dan (dia berkata): "Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui". (QS. Huud. 29).

Ya Rabbi,
Berilah kesempatan kepada hamba untuk menyampaikan dakwah kepada saudara-saudara hamba. Semoga Engkau berkenan memberi kekuatan kepada hamba, sehingga hamba tetap mampu untuk terus menebar dakwah kepada sesama, hingga akhir hayat hamba. Amin, ya rabbal ‘alamin!

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ...، وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Jabir r.a berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “..., Dan sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain”. (HR. at-Thabrani)


Semoga bermanfaat.

NB.
1)  Memaknai Al Qur’an identik dengan membacanya, memahaminya, menghayatinya dan mengamalkan pesan-pesan moral dan spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, Al Qur’an sebagai petunjuk kehidupan manusia dapat berfungsi.

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَـــٰبِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَـــٰـكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿١١١﴾
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (QS. Yusuf. 111).

2)  Le = panggilan orang tua kepada anak laki-laki dalam Bahasa Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞