Assalamu’alaikum wr. wb.
Seorang rekan sejawat/teman sesama dosen, telah memberi
tanggapan terhadap artikel ”Sekilas Renungan Tentang Kebenaran Alkitab?” dengan tanggapan sebagai berikut: “Kalau boleh saya bertanya tentang point
13, apakah dalam Al Qur’an ada penjelasan tentang kematian Nabi Isa AS?
Demikian pula apakah umat Kristiani meyakini bahwa Isa putra Maryam telah
meninggal? Apakah ada penjelasan kapan meninggalnya dalam Injil?”.
Saudaraku,
Sebelumnya kusampaikan
terimakasih atas kesediaannya untuk bersama-sama belajar. Semoga semangat untuk
belajar ini tidak akan pernah padam hingga ajal menjemput kita. Amin, ya rabbal
‘alamin!
Dari apa yang saudaraku
sampaikan di atas,
nampaknya saudaraku telah menanyakan tiga
hal:
1. Apakah dalam Al Qur’an ada
penjelasan tentang kematian Nabi Isa AS?
2. Apakah umat Kristiani meyakini
bahwa Isa putra Maryam telah meninggal?
3. Apakah ada penjelasan kapan
meninggalnya (Isa putra Maryam) dalam Injil?
Mari kita kaji ketiga pertanyaan di atas
1. Apakah dalam Al Qur’an ada
penjelasan tentang kematian Nabi Isa AS?
Saudaraku,
Menurut penjelasan Prof. Dr. HM. Roem Rowi, MA. (ahli tafsir Al Qur’an: S1 Universitas Islam Madinah, S2 – S3 Universitas Al-Azhar) yang beliau
sampaikan saat memberi kajian rutin ba’da Maghrib di Masjid Al Falah
Jl. Raya Darmo 137A Surabaya, Nabi Isa
AS telah diangkat ke langit oleh Allah kemudian dimatikan oleh Allah setelah diangkat
ke langit.
Penjelasan Prof. Dr. HM. Roem Rowi, MA. tersebut
bersesuaian dengan penjelasan tafsir Jalalain untuk surat Ali ‘Imraan ayat 55:
إِذْ قَالَ اللهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ
مِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُواْ
إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَـــٰمَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ
فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ ﴿٥٥﴾
(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai `Isa,
sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu
kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan
orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari
kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu
tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya". (QS. Ali ‘Imraan.
55)
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
Ingatlah! (Ketika Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku
akan memegangmu dan mengangkatmu kepada-Ku) yakni dari dunia tanpa mengalami
kematian (dan menyucikanmu) atau menjauhkanmu (dari orang-orang yang kafir
serta menjadikan orang-orang yang mengikutimu) artinya yang membenarkan
kenabianmu di antara kaum muslimin dan orang-orang Nasrani (di atas orang-orang
yang kafir) kepadamu, yakni orang-orang Yahudi; orang-orang yang percaya kepada
kenabian Isa itu dapat mengalahkan mereka dengan berbagai hujah dan dengan mata
pedang (sampai hari kiamat kemudian kepada Akulah kamu kembali lalu Kuputuskan
di antara kamu apa-apa yang selalu kamu perbantahkan.) yakni tentang keagamaan.
Prof. Roem Rowi menjelaskan bahwa Nabi Isa AS dimatikan
oleh Allah tersebut dengan merujuk pada surat Ali ’Imran ayat 185, dimana
dalam ayat tersebut diperoleh penjelasan bahwa tiap-tiap
yang berjiwa pasti akan merasakan mati, tak
terkecuali Nabi Isa AS.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ... ﴿١٨٥﴾
”Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. ...”. (QS. Ali ‘Imran. 185).
Saudaraku,
Adalah mustahil bagi Allah untuk tidak mematikan tiap-tiap makhluk
yang berjiwa meskipun Allah bisa melakukannya. Karena
Allah adalah Tuhan Yang Maha Menepati Janji.
... وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ ... ﴿١١١﴾
"... Dan
siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? ...” (QS. At
Taubah. 111).
Sedangkan Allah tidak
akan pernah menyalahi janji-Nya, sebagaimana
penjelasan Al Qur’an dalam surat Ar Ruum ayat 6:
وَعْدَ اللهِ لَا
يُخْلِفُ اللهُ وَعْدَهُ وَلَـــٰــكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَعْلَمُونَ ﴿٦﴾
"(sebagai) janji yang
sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar Ruum. 6).
2. Apakah umat Kristiani meyakini
bahwa Isa putra Maryam telah meninggal?
Saudaraku,
Terkait hal ini, marilah kita perhatikan penjelasan Al
Qur’an dalam surat An Nisaa’ ayat 156 – 158 berikut ini:
وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَىٰ مَرْيَمَ بُهْتَـــٰـنًا عَظِيمًا ﴿١٥٦﴾ وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا
الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ
وَلَــــٰــكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ
لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا
قَتَلُوهُ يَقِينًا ﴿١٥٧﴾ بَل رَّفَعَهُ اللهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا
حَكِيمًا ﴿١٥٨﴾
(156) Dan karena kekafiran mereka (terhadap `Isa), dan
tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), (157) dan karena
ucapan mereka: "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra
Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah `Isa. (158) Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat `Isa
kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An Nisaa’.
156 – 158).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
(156) (Dan karena kekafiran mereka) buat kedua kalinya
yakni terhadap Isa, dan ba diulang-ulang menyebutkannya untuk memisah di
antaranya dengan tempat mengathafkannya (dan tuduhan mereka terhadap Maryam
berupa kedustaan besar) di mana mereka menuduhnya berbuat zina. (157) (Serta
karena ucapan mereka) dengan membanggakan diri ("Sesungguhnya kami telah
membunuh Almasih Isa putra Maryam utusan Allah") yakni menurut dugaan dan
pengakuan mereka. Artinya disebabkan semua itu Kami siksa mereka. Dan Allah
berfirman menolak pengakuan mereka telah membunuhnya itu (padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak pula menyalibnya tetapi diserupakan bagi mereka dengan
Isa) maksudnya yang mereka bunuh dan mereka salib itu ialah sahabat mereka
sendiri yang diserupakan Allah dengan Isa hingga mereka kira Nabi Isa sendiri.
(Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham padanya) maksudnya pada Isa
(sesungguhnya dalam keragu-raguan terhadapnya) maksudnya terhadap pembunuhan
itu. Agar terlihat orang yang dibunuh itu, sebagian mereka berkata,
"Mukanya seperti muka Isa, tetapi tubuhnya lain, jadi sebenarnya bukan
dia!" Dan kata sebagian pula, "Memang dia itu Isa!" (mereka
tidak mempunyai terhadapnya) maksudnya pembunuhan itu (keyakinan kecuali
mengikuti persangkaan belaka) disebut sebagai istitsna munqathi'; artinya
mereka hanya mengikuti dugaan-dugaan hasil khayal atau lamunan belaka (mereka
tidak yakin telah membunuh Isa) menjadi hal yang menyangkal pembunuhan Isa itu.
(158) (Tetapi Allah telah mengangkatnya kepada-Nya dan Allah Maha Tangguh)
dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya.
Saudaraku,
Berdasarkan surat An Nisaa’ ayat 156 – 158 di atas,
diperoleh penjelasan bahwa mereka berselisih paham alias berada dalam keragu-raguan
terhadap pembunuhan Nabi Isa AS, dimana sebagian diantara mereka berkata:
"Mukanya seperti muka Isa tetapi tubuhnya lain, jadi sebenarnya bukan
dia". Sedangkan sebagian yang lainnya berkata: "Memang dia itu
Isa". Mereka tidak mempunyai keyakinan kecuali mengikuti persangkaan
belaka, artinya mereka hanya mengikuti dugaan-dugaan hasil khayal atau lamunan
belaka.
Nah, karena sebenarnya mereka berada dalam keragu-raguan
terhadap pembunuhan Nabi Isa AS (artinya mereka tidak yakin telah membunuh Nabi
Isa AS), hal ini sekaligus juga menunjukkan bahwa mereka berada dalam
keragu-raguan (artinya mereka tidak yakin) bahwa Isa putra Maryam telah
meninggal dalam peristiwa penyaliban tersebut.
Saudaraku,
Terkait informasi yang datangnya dari Al Qur’an seperti
ini, maka bagi kita yang mengaku sebagai orang-orang yang beriman, tidak
sepantasnya untuk memperdebatkan kebenaran informasi yang datangnya dari Al
Qur’an tersebut. Artinya kita harus yakin seyakin-yakinnya bahwa informasi/berita
yang datangnya dari Al Qur’an tersebut adalah benar. Karena Allah telah
berfirman dalam Al Qur’an surat Ghafir ayat 4:
مَا يُجَـــٰـدِلُ فِي ءَايَــــٰتِ اللهِ إِلَّا الَّذِينَ كَفَرُوا ... ﴿٤﴾
“Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah,
kecuali orang-orang yang kafir ...”. (QS. Ghafir. 4).
Oleh karena itu,
berhati-hatilah wahai saudaraku!
Ya Tuhan kami,
Lindungilah kami ketika kami
membaca ayat-ayat-Mu dari godaan syaitan yang terkutuk agar kami senantiasa
berada dalam jalan-Mu yang lurus. Amin, ya rabbal ‘alamin!
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ﴿٩٨﴾
”Apabila kamu membaca Al
Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang
terkutuk”. (QS. An Nahl. 98).
Saudaraku,
Kalaupun kita mengambil berita dari Alkitab/Bible, maka hal itu sifatnya hanyalah sebagai wacana saja. (Alkitab/Bible adalah sebutan untuk
kitab suci umat Kristiani)
3. Apakah ada penjelasan kapan
meninggalnya (Isa putra Maryam) dalam Injil?”.
Saudaraku,
Untuk mengetahui kisah-kisah masa lampau yang sudah tidak
bisa ditemukan lagi bukti-bukti yang bisa mendukung kebenaran kisah-kisah
tersebut secara akurat, maka bagi kita orang-orang beriman, satu-satunya sumber informasi yang benar, akurat dan meyakinkan
hanyalah informasi yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya yakni melalui
ayat-ayat Al Qur’an yang tidak ada sedikitpun keraguan padanya serta melalui Al Hadits. Sedangkan informasi yang tidak berasal
dari Al Qur’an dan Al Hadits (dalam kasus-kasus seperti ini) hanyalah sebatas
prasangka dan dugaan semata.
Saudaraku,
Karena Al Qur’an tidak memberi penjelasan tentang kapan
meninggalnya Nabi Isa putra Maryam, itu artinya jika kita mendapati adanya
informasi tentang kapan meninggalnya Nabi Isa putra Maryam (yang tentu saja
tidak bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits),
maka bisa dipastikan bahwa informasi tersebut hanyalah
sebatas prasangka dan dugaan semata, termasuk informasi yang bersumber dalam
kitab Injil yang ada pada saat ini.
Mengapa dalam kasus-kasus seperti ini kita tidak boleh menyandarkannya
kepada informasi yang bersumber dari kitab Injil yang
ada pada saat ini? Jawabannya adalah karena pada saat ini, keberadaan kitab suci-kitab
suci terdahulu (termasuk kitab Injil) sudah tidak lagi terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan
manusia. Surat Al Maa-idah ayat 41 serta surat Ali ‘Imraan ayat
78 berikut ini memberi penjelasan tentang kitab suci - kitab suci terdahulu yang sudah
tidak lagi terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan
manusia.
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنكَ الَّذِينَ
يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُواْ آمَنَّا بِأَفْوَاهِهِمْ
وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُواْ سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ
سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ
مَوَاضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَـٰذَا فَخُذُوهُ وَإِن لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُواْ وَمَن
يُرِدِ اللهُ فِتْنَتَهُ فَلَن تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللهِ شَيْئًا أُوْلَـٰــئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللهُ أَن يُطَهِّرَ
قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ
عَظِيمٌ ﴿٤١﴾
”Hai Rasul, janganlah
hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan)
kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:
"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga)
di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar
(berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain
yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah* perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka
mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka)
kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka
hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka
sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada
Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati
mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan
yang besar”. (QS. Al Maa-idah. 41).
*) Maksudnya:
mengubah arti kata-kata, tempat, atau menambah dan mengurangi.
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم
بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ
وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَيَقُولُونَ عَلَى
اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿٧٨﴾
“Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang
memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya
itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka
mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia
bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka
mengetahui”. (QS. Ali ‘Imraan 78)
Sekedar informasi tambahan
Alkitab/Bible adalah
sebutan untuk kitab suci umat Kristiani. Alkitab itu meskipun umumnya dicetak sebagai satu jilid buku, sebenarnya
merupakan kumpulan dari kitab-kitab yang
secara resmi diakui oleh umat Kristen
sebagai kitab yang diilhami oleh Tuhan.
Terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara Alkitab/Bible yang digunakan oleh umat Katolik dan Alkitab yang
digunakan oleh umat
Protestan. Alkitab umat Katolik terdiri dari 73 kitab (46 termasuk dalam Perjanjian Lama dan 27 dalam Perjanjian Baru),
sedangkan Alkitab umat Protestan hanya terdiri dari 66 kitab saja (39 termasuk dalam Perjanjian Lama dan 27 dalam Perjanjian Baru). Jadi,
terdapat 7 kitab dan 2 tambahan pada
kitab-kitab Perjanjian Lama lainnya (total 9 kitab) versi Katolik yang tidak
diakui oleh pihak Protestan.
Kitab Injil sendiri termasuk dalam Perjanjian Baru (merupakan 4 kitab pertama dari 27 kitab dalam
Perjanjian Baru). Keempat Kitab Injil tersebut adalah: (1) Injil Matius
(Kitab Injil yang ditulis oleh Matius), (2) Injil
Markus (Kitab Injil yang ditulis oleh Yohanes Markus), (3) Injil Lukas
(Kitab Injil yang ditulis oleh Lukas) dan (4) Injil
Yohanes (Kitab Injil yang ditulis oleh Yohanes). Sebenarnya
ada banyak Kitab Injil lainnya, namun hanya 4 Kitab Injil tersebut yang diakui
oleh gereja.
Dalam bahasa Inggris ada
beberapa versi Alkitab,
baik bagi umat Katolik maupun Protestan.
Bagi umat Katolik ada versi
RSVCE (Revised Standard Version Catholic Edition) yang dipakai sebagai
terjemahan resmi. Ada NAB (New American Bible) yaitu yang merupakan Alkitab
yang populer di kalangan umat Katolik di Amerika Serikat. Ada juga NJB (New
Jerusalem Bible) yaitu Alkitab yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani dan
dipakai oleh sebagian kalangan Gereja Katolik dari ritus-ritus Timur.
RSVCE adalah versi yang paling
serupa dengan bahasa asli kitab suci karena merupakan terjemahan
kata-demi-kata. Sedangkan NAB dan NJB serta beberapa versi lainnya merupakan
terjemahan yang sudah disesuaikan dengan pemakaian bahasa Inggris pada masa
kini, jadi penekanan pada segi arti dari kata-kata/kalimat yang dipakai pada
bahasa asli kitab suci.
Beberapa versi Alkitab
Protestan, diantaranya adalah: RSV (Revised Standard Version), KJV (King James
Version), NIV (New International Version), Tyndale Bible dan Zonderfan Bible.
Untuk mengenalinya mudah saja, di dalamnya tidak terdapat kitab-kitab
Deuterokanonika.
Alkitab/Bible sendiri (khususnya Perjanjian Baru) tidak mempertahankan bahasa aslinya sebab Alkitab/Bible
(khususnya Perjanjian Baru) dalam
Bahasa Ibrani itu sudah tidak ada lagi. Semua buku Perjanjian Baru
ditulis dalam Bahasa Yunani dengan sejumlah kata-kata Bahasa Aram (bahasa
daerah di Israel pada waktu itu) dan Bahasa Latin (bahasa pemerintah Romawi
yang berkuasa pada masa itu), walaupun Yesus Kristus sendiri diyakini
sehari-harinya berbicara dalam bahasa Aram.
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang
berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar