Assalamu’alaikum wr. wb.
Berikut ini lanjutan dari artikel: “Sekilas Renungan Tentang Kebenaran Alkitab? (II)”:
18. Taurat dan Injil dibenarkan
oleh Al Qur’an (QS.
32: 23)
Berikut ini firman Allah dalam QS. 32: 23 (Al
Qur’an surat nomer 32 [surat As Sajdah] ayat 23):
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى الْكِتَـــٰبَ فَلَا تَكُن فِي مِرْيَةٍ مِّن لِّقَائِهِ وَجَعَلْنَـــٰــهُ هُدًى لِّبَنِي إِسْرَائِيلَ ﴿٢٣﴾
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al Kitab
(Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu-ragu menerima (Al Qur'an itu) dan
Kami jadikan Al Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil. (QS. As Sajdah.
23)
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa
Alkitab) yaitu kitab Taurat (maka janganlah kamu ragu-ragu) meragukan (untuk
bertemu dengan Musa) dan keduanya telah berjumpa pada malam Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Di-isra’kan (dan Kami jadikan ia) Musa atau kitab Taurat
(sebagai petunjuk) yaitu pemberi petunjuk (buat Bani Israel)”.
Saudaraku,
Terkait point 18 (Taurat
dan Injil dibenarkan oleh Al Qur’an) secara
umum bisa diterima karena Al Qur’an memang membenarkan Taurat dan
Injil.
وَءَامِنُواْ بِمَا أَنزَلْتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمْ
وَلَا تَكُونُواْ أَوَّلَ كَافِرٍ بِهِ وَلَا تَشْتَرُواْ بِئَايَـــٰتِي ثَمَـــنًا قَلِيلًا وَإِيَّــــٰيَ فَاتَّقُونِ ﴿٤١﴾
Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan
(Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu
menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan
ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus
bertakwa. (QS. Al Baqarah. 41).
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا
بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ ﴿٣﴾
Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan
sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan
Taurat dan Injil. (QS. Ali ‘Imraan. 3).
Sekali lagi, terkait point 18 (Taurat dan Injil
dibenarkan oleh Al Qur’an) secara
umum bisa diterima karena Al Qur’an memang membenarkan Taurat dan
Injil. Namun yang dimaksud di sini adalah Kitab Taurat dan
Kitab Injil yang masih asli, yang masih terjamin kesucian dan
kemurniannya dari campur tangan manusia. Sedangkan pada saat ini,
keberadaan kitab suci - kitab suci tersebut sudah
tidak terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan
manusia. Penjelasan selengkapnya, silakan dibaca kembali
penjelasan pada point 17 (Taurat dan Injil
harus dituruti) di atas.
19. Taurat dan Injil adalah
induk dari Al Qur’an (QS. 43: 4)
Berikut ini firman Allah dalam QS. 43. 4 (Al
Qur’an surat nomer 43 [surat Az-Zukhruf] ayat 4):
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ
حَكِيمٌ ﴿٤﴾
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh
Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak
mengandung hikmah. (QS. Az-Zukhruf. 4).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Dan
sesungguhnya Alquran itu) telah ditetapkan (dalam induk Alkitab) asal Kitab,
yaitu Lauh Mahfuzh (di sisi Kami) lafal ayat ini menjadi Badal dari lafal
'Indana (adalah benar-benar tinggi) yang jauh lebih tinggi daripada Kitab-kitab
sebelumnya (dan amat banyak mengandung hikmah) artinya sangat padat dengan
hikmah-hikmah”.
Saudaraku,
Berdasarkan penjelasan surat Az-Zukhruf ayat 4 di
atas, nampak sekali kesengajaan yang mereka lakukan dalam membelokkan makna
ayat tersebut. Bagaimana mungkin bisa dikatakan bahwa Taurat dan Injil adalah induk
dari Al Qur’an?
Saudaraku,
Dengan memperhatikan kembali penjelasan surat Az-Zukhruf ayat 4 di
atas, maka klaim mereka itu jelas-jelas merupakan suatu pembohongan yang nyata.
20. Orang Kristen sahabat dekat
orang Islam (QS.
5: 82)
Berikut ini firman Allah dalam QS. 5: 82 (Al
Qur’an surat nomer 5 [surat Al Maa-idah] ayat 82) {aku tambahkan pula
penjelasan surat Al Maa-idah] ayat 83}:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ
الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُواْ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَّوَدَّةً
لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ الَّذِينَ قَالُوَاْ إِنَّا نَصَارَىٰ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا
يَسْتَكْبِرُونَ ﴿٨٢﴾
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan
orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat
persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata:
"Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan
karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan
rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. (QS. Al
Maa-idah. 82).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
(Sesungguhnya kamu dapati) wahai Muhammad (orang-orang
yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah
orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik) dari kalangan penduduk Mekah oleh
sebab menebalnya kekafiran mereka, kebodohan mereka dan tenggelamnya mereka
dalam hawa nafsu (dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat
persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata,
"Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang demikian itu) maksudnya
kecintaan mereka begitu dekat terhadap orang-orang mukmin (disebabkan karena)
oleh karena (di antara mereka/orang-orang Nasrani terdapat pendeta-pendeta)
ulama-ulama agama Nasrani (dan rahib-rahib) orang-orang ahli ibadah Nasrani
(juga karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri) untuk mengikuti
barang yang hak tidak sebagaimana orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin
penduduk Mekah yang menyombongkan diri. Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan utusan raja Najasyi yang datang dari negeri
Habasyah untuk menemui kaum Muslimin. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam membacakan surah Yasin kepada mereka setelah itu mereka menangis dan
masuk Islam semuanya seraya mengatakan: “Alangkah miripnya bacaan ini dengan
apa yang telah diturunkan kepada Nabi Isa”. Allah SWT. berfirman:
وَإِذَا سَمِعُواْ مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُواْ
مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا ءَامَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّـــٰـهِدِينَ ﴿٨٣﴾
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan
kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka mencucurkan air mata
disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab
mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur'an
dan kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam). (QS. Al Maa-idah. 83).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
(Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan
kepada Rasul) yaitu sebagian dari Al Qur’an (kamu lihat mata mereka mencucurkan
air mata disebabkan kebenaran Al Qur’an yang telah mereka ketahui dari
kitab-kitab mereka sendiri, seraya berkata, “Ya Tuhan kami! Kami telah beriman)
kami telah percaya kepada Nabi-Mu dan Kitab-Mu (maka catatlah kami bersama
orang-orang yang menjadi saksi -atas kebenaran Alquran dan kenabian Nabi
Muhammad”) orang-orang yang mengakui dirinya beriman kepada keduanya.
Saudaraku,
Berdasarkan ayat di atas, diperoleh penjelasan bahwa yang
dimaksud dengan orang-orang Nasrani adalah orang-orang Nasrani dari negeri
Habasyah, karena ayat ini diturunkan berkenaan dengan
utusan raja Najasyi yang datang dari negeri Habasyah untuk menemui kaum
Muslimin (Habasyah adalah negeri tujuan hijrah yang pertama, saat ini
dikenal sebagai negara Ethiopia). Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
membacakan surah Yasin kepada mereka setelah itu mereka menangis dan masuk
Islam semuanya seraya mengatakan: “Alangkah miripnya bacaan ini dengan apa yang
telah diturunkan kepada Nabi Isa”.
21. Orang murtad akan
dipertemukan dengan orang Kristen (QS.
5: 54).
Berikut ini firman Allah dalam QS. 5: 54 (Al
Qur’an surat nomer 5 [surat Al Maa-idah] ayat 54):
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن
دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ
عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ
وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿٥٤﴾
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu
yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang
Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang
suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.
Al Maa-idah. 54).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
(Hai orang-orang yang beriman! Siapa yang murtad)
yartadda pakai idgam atau tidak; artinya murtad atau berbalik (di antara kamu
dari agamanya) artinya berbalik kafir; ini merupakan pemberitahuan dari Allah SWT.
tentang berita ghaib yang akan terjadi yang telah terlebih dahulu
diketahui-Nya. Buktinya setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
wafat, segolongan umat keluar dari agama Islam (maka Allah akan mendatangkan)
sebagai ganti mereka (suatu kaum yang dicintai oleh Allah dan mereka pun
mencintai-Nya) sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Mereka itu ialah
kaum orang ini," sambil menunjuk kepada Abu Musa Al-Asyari; riwayat Hakim
dalam sahihnya (bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap
keras) atau tegas (terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah
dan tidak takut akan celaan orang yang suka mencela) dalam hal itu sebagaimana
takutnya orang-orang munafik akan celaan orang-orang kafir. (Demikian itu)
yakni sifat-sifat yang disebutkan tadi (adalah karunia Allah yang diberikan-Nya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Luas) karunia-Nya (lagi Maha
Mengetahui) akan yang patut menerimanya. Ayat ini turun ketika Ibnu Salam
mengadu kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah! Kaum kami telah mengucilkan
kami!".
Saudaraku,
Berdasarkan penjelasan surat Al Maa-idah ayat 54 di atas, nampak sekali kesengajaan yang mereka lakukan
dalam membelokkan makna ayat tersebut. Bagaimana mungkin bisa dikatakan bahwa orang murtad akan
dipertemukan dengan orang Kristen?
Saudaraku,
Dengan memperhatikan kembali penjelasan surat Al Maa-idah
ayat 54 di atas,
maka klaim mereka itu jelas-jelas merupakan suatu pembohongan yang nyata,
sebagaimana yang telah mereka lakukan pada pernyataan no. 19 (Taurat dan Injil
adalah induk dari Al Qur’an).
Selanjutnya pada bagian akhir tulisan tersebut, tertulis
kalimat berikut ini:
Dalam Al Qur’an sendiri, terdapat
cukup banyak ayat yang mengakui bahwa Injil
adalah benar
firman Allah yang
harus diterima oleh umat Islam,
diantaranya:
Kami iringkan
jejak mereka (nabi-nabi
Bani Israel) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat. Dan Kami
telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. 5:
46).
Ayat lain berkata: “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam
keragu- aguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada
orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu”. (QS. 10: 94).
Subhanallah ~ Amin!
Saudaraku,
Berikut ini firman Allah dalam QS. 5: 46 (Al Qur’an surat
nomer 5 [surat Al Maa-idah] ayat 46) serta firman Allah dalam QS. 10: 94 (Al
Qur’an surat nomer 10 [surat Yunus] ayat 94):
وَقَفَّيْنَا عَلَىٰ ءَاثَــــٰرِهِم بِعَيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ
التَّوْرَىٰةِ وَءَاتَيْنَـــٰهُ الْإِنجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِّمَا
بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَىٰةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٤٦﴾
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil)
dengan `Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat.
Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya,
yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang
yang bertakwa. (QS. Al Maa-idah. 46).
فَإِن كُنتَ فِي شَكٍّ مِّمَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ
فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَؤُونَ الْكِتَـــٰبَ مِن قَبْلِكَ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا
تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ ﴿٩٤﴾
Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan
tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang
yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu
dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang
ragu-ragu. (QS. Yunus. 94).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
(Maka jika kamu) hai Muhammad (berada dalam keragu-raguan
tentang apa yang Kami turunkan kepadamu) yaitu berupa kisah-kisah, seumpamanya
(maka tanyakanlah kepada orang-orang yang telah membaca kitab) Taurat (sebelum
kamu) maka sesungguhnya hal itu telah tertera di dalam kitab mereka, mereka
akan memberitakannya kepadamu sesuai dengannya; untuk itu maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, "Aku tidak ragu dan tidak menanyakannya."
(Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Rabbmu, sebab itu janganlah
sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu) menaruh keraguan padanya.
Saudaraku,
Sebagaimana uraian sebelumnya pada point 17 (Taurat dan Injil
harus dituruti) dan pada point 18 (Taurat
dan Injil dibenarkan oleh Al Qur’an),
diperoleh penjelasan bahwa Al Qur’an memang membenarkan Taurat dan
Injil. Namun yang dimaksud di sini adalah Kitab Taurat dan
Kitab Injil yang masih asli, yang masih terjamin kesucian dan
kemurniannya dari campur tangan manusia. Sedangkan pada saat ini,
keberadaan kitab suci - kitab suci tersebut sudah
tidak terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan
manusia. Penjelasan selengkapnya, silakan dibaca kembali
penjelasan pada point 17 (Taurat dan Injil
harus dituruti) di atas.
Sebagai penutup,
Ketahuilah bahwa sebenarnya tidak akan jadi masalah bagi kita
kaum muslimin jika mereka menggunakan dalil Alkitab/Bible sebagai hujjah untuk
menunjukkan bahwa Yesus itu Tuhan atau bukan.
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾
“Untukmulah
agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al
Kaafiruun. 6).
Yang jadi masalah adalah karena mereka mengutip, memotong
serta menafsirkan secara sembarangan (seenaknya sendiri) tentang ayat-ayat Al Qur’an
serta Al Hadits untuk membenarkan hujjahnya.
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَــٰبِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَــــٰـنِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن
بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٠٩﴾
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka
dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki
yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka
ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al Baqarah. 109).
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَــٰــرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَىٰ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ
مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ ﴿١٢٠﴾
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada
kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al Baqarah. 120).
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang
berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
{Tulisan ke-3 dari 3
tulisan}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar