بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Jumat, 01 Maret 2019

MENGAPA HIDUP INI BANYAK YANG TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN?



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Mengapa hidup ini banyak yang tidak sesuai dengan harapan? Jawabannya adalah karena Allah ingin memberi kita yang lebih baik. Mengapa demikian? Mari kita kaji dengan lebih terperinci.

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa ilmu pengetahuan yang kita miliki itu sangatlah terbatas. Al Qur’an secara eksplisit menjelaskan hal ini dalam surat Al Israa’ pada bagian akhir ayat 85:

... وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
“... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).

Selain penjelasan Al Qur'an dalam surat Al Israa’ ayat 85 di atas, bukti-bukti yang ada juga menunjukkan betapa ilmu kita adalah sangat terbatas.

Teori Geosentris yang menganggap bumi adalah pusat alam semesta, misalnya. Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan manusia pada saat itu, teori geosentris sempat dianggap sebagai “suatu kebenaran”. Bahkan berlangsung hingga ratusan tahun. Hingga akhirnya ditumbangkan oleh teori Heliosentris yang menganggap bahwa matahari adalah pusat alam semesta.

Namun, pada saat ini-pun terbukti bahwa alam semesta tidaklah berpusat pada matahari. Karena matahari sendiri ternyata hanya salah satu bintang dari miliaran bintang yang ada dalam suatu gugusan bintang yang juga disebut galaxy (galaxy Bima Sakti/Milky Way). Bersama bintang-bintang yang lain, ternyata matahari juga berputar mengelilingi pusat galaxy Bima Sakti. Demikian seterusnya.

Dengan demikian, nampaklah bahwa teori ilmiah tidak akan pernah final. Apa yang dianggap benar pada saat ini, pada suatu saat bisa saja dianggap salah dan sebaliknya. Dan (sekali lagi) ini benar-benar suatu tanda betapa ilmu kita adalah sangat terbatas. Artinya tidak ada kebenaran mutlak pada teori ilmiah ciptaan manusia.

Belum lagi untuk urusan alam ghaib. Tentang roh misalnya, teramat sedikitlah yang kita ketahui. Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Israa’ ayat 85 berikut ini:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).

Bahkan seandainya tanpa pertolongan-Nya, kita umat manusia benar-benar tidak mengetahui apa-apa sama sekali. Kalaupun kita bisa mengetahui sesuatu, hal itu tidak lain hanyalah karena Allah telah mengajarkan kepada kita, karena Allah telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kita.

وَاللهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَـــٰــتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالْأَبْصَـــٰــرَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl. 78).

عَلَّمَ الْإِنسَـــٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al ‘Alaq. 5).

Saudaraku,
Hal itu semua semakin menegaskan bahwa ilmu yang kita miliki benar-benar sangat terbatas. Dan karena keterbatasan ilmu yang kita miliki tersebut, maka seringkali apa yang menurut kita baik, bisa jadi justru buruk buat kita. Sebaliknya, apa yang bagi kita terlihat buruk, bisa jadi sesungguhnya justru baik buat kita.

Hal ini semakin diperparah dengan adanya pengaruh hawa nafsu dan syaitan yang senantiasa mengajak kepada keburukan dan menghalangi kita untuk berbuat kebaikan.

... إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ ﴿٥٣﴾
“..., karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Yusuf. 53).

وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٣٧﴾
Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (QS. Az-Zukhruf. 37).

Ditambah lagi dengan sumpah Iblis dihadapan Allah yang akan menjadikan kita umat manusia memandang baik perbuatan-perbuatan ma`siat di muka bumi ini (yang semuanya itu Iblis lakukan dalam rangka untuk menyesatkan umat manusia semuanya).

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39).

Saudaraku,
Dari rangkaian uraian di atas, nampaklah bahwa dengan keterbatasan ilmu yang dimiliki, kita umat manusia seringkali tidak bisa membuat rencana/keputusan yang tepat sehingga apa yang dalam pandangan kita terlihat baik, bisa jadi sesungguhnya justru buruk buat kita. Sebaliknya, apa yang menurut kita buruk, bisa jadi sesungguhnya justru baik buat kita.

Belum lagi adanya pengaruh hawa nafsu dan syaitan yang senantiasa mengajak kepada keburukan dan menghalangi kita untuk berbuat kebaikan. Ditambah lagi dengan sumpah Iblis dihadapan Allah yang akan menjadikan kita umat manusia memandang baik perbuatan-perbuatan ma`siat di muka bumi ini. Sehingga jika kita hanya menyandarkan kepada kemampuan ilmu yang kita miliki, maka rencana-rencana/keputusan-keputusan yang kita buat hampir pasti akan berdampak buruk buat kita, meski dimata kita terlihat baik.

Untunglah masih ada Allah yang teramat sangat menyayangi kita umat manusia. Bahkan Allah lebih sayang kepada kita, melebihi sayangnya seorang ibu terhadap anaknya. Perhatikan penjelasan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim berikut ini:

Ketika dihadapkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beberapa orang tawanan, tiba-tiba ada seorang wanita yang teteknya telah menetes-netes air susunya, ia berlari-lari mencari bayinya. Tiba-tiba ia bertemu dengan bayinya, maka langsung diangkat ke dadanya dan ditetekinya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَتَرَوْنَ هذِهِ طَارِحَةٌ وَلَدَهَا فِى النَّارِ؟ قُلْنَا: لَا وَهِىَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لَا تَطْرَحَهُ. قَلَ: اَللهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هذِهِ بِوَلَدِهَا . (رواه البخارى و مسلم)
”Apakah kalian mengira bahwa wanita itu akan membuang anaknya itu ke dalam api?”. Jawab sahabat: ”Tidak, selama ia dapat mengelakkannya!”. Maka sabda Rasulullah: ”Allah lebih sayang pada hamba-Nya melebihi kesayangan ibu itu terhadap anaknya”. (HR. Bukhari, Muslim).

Saudaraku,
Karena begitu sayangnya Allah kepada kita umat manusia, maka dari rencana-rencana/keputusan-keputusan yang kita buat yang hampir pasti akan berdampak buruk buat kita tersebut (meski dimata kita terlihat baik), Allah akan ganti dengan yang lebih baik (yang mana hal ini kita rasakan sebagai adanya ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan).

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُواْ شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّواْ شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿٢١٦﴾
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al Baqarah. 216).

Sekali lagi, karena begitu sayangnya Allah kepada kita umat manusia, maka dari rencana-rencana/keputusan-keputusan yang kita buat yang hampir pasti akan berdampak buruk buat kita, Allah akan ganti dengan yang lebih baik.

Mengapa demikian? Karena Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, pasti lebih mengetahui apa-apa yang baik untuk kita dan Allah juga lebih mengetahui apa-apa yang berdampak buruk buat kita umat manusia.

وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَـــٰتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَـــٰبٍ مُّبِينٍ ﴿٥٩﴾
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Al An’aam. 59).

اللهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا ﴿١٢﴾
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”. (QS. Ath Thalaaq. 12).

Sekali lagi, karena Allah ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, pasti lebih mengetahui apa-apa yang baik untuk kita dan Allah juga lebih mengetahui apa-apa yang berdampak buruk buat kita umat manusia.

Tidak mungkin Allah bermaksud buruk/bermaksud untuk mencelakakan kita umat manusia, karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana, sebagaimana janji-Nya dalam Al Qur’an surat Al An’aam ayat 18:

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ ﴿١٨﴾
”Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al An’aam. 18).

Sedangkan Allah tidak akan pernah menyalahi janji-Nya, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Ar Ruum ayat 6:

... لَا يُخْلِفُ اللهُ وَعْدَهُ وَلَـــٰـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٦﴾
“... Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar Ruum. 6).

Saudaraku,
Dengan melihat fakta-fakta sebagaimana uraian di atas, maka terhadap apapun yang telah Allah berikan kepada kita, terimalah dengan baik, meskipun hal itu seringkali tidak sesuai dengan harapan kita.

وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوْاْ مَا ءَاتَـــٰـهُمُ اللهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللهُ سَيُؤْتِينَا اللهُ مِن فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللهِ رَاغِبُونَ ﴿٥٩﴾
“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)”. (QS. At Taubah. 59).

Sekali lagi, terhadap apapun yang telah Allah berikan kepada kita, terimalah dengan baik/tetaplah berbaik sangka kepada-Nya, meskipun hal itu seringkali tidak sesuai dengan harapan kita. Yakinlah bahwa apapun keputusan Allah, pasti adalah yang terbaik buat kita.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا يَمُوتُ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ. (رواه مسلم) 
“Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal melainkan dia dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah”. (HR. Muslim).

Dan jangan sekali-kali merasa kecewa ketika mendapati adanya ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Karena sikap kecewa seperti ini (yakni merasa kecewa ketika mendapati adanya ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan), dapat diterjemahkan sebagai sikap berburuk sangka kepada Allah. Padahal Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Fath ayat 6:

وَيُعَذِّبَ الْمُنَـــٰـفِقِينَ وَالْمُنَـــٰـفِقَـــٰتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَـــٰتِ الظَّآنِّينَ بِاللهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا ﴿٦﴾
Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali. (QS. Al Fath. 6).

Dan menjadilah orang-orang/hamba yang mukhlis agar kita tidak terpedaya oleh kehidupan dunia ini.

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39).

إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40).

Demikian penjelasan yang bisa kusampaikan. Mohon mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

NB.
*)  Mukhlis artinya orang yang ikhlas. Sedangkan menurut catatan kaki no. 799 Al Qur'an Terjemahan versi Departemen Agama RI, yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞