Assalamu’alaikum wr. wb.
Berikut ini kelanjutan dari artikel “Benarkah Yahudi Itu Tidak Dilaknat Allah? (I)”:
Saudaraku,
Dari penjelasan kedua Kitab Tafsir di atas, dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan:
...
وَالَّذِينَ هَادُواْ وَالنَّصَـــٰــرَىٰ وَالصَّـــٰـبِئِينَ مَنْ ءَامَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَـــٰـلِحًا ... ﴿٦٢﴾
“... dan orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan
orang-orang Shabi-in, siapa saja di antara
mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, ...”
dalam surat Al Baqarah ayat 62 di atas adalah orang-orang Yahudi (juga orang-orang
Nasrani serta orang-orang Shabi-in) yang
beriman kepada Allah SWT serta beriman pula kepada Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam , yang artinya adalah orang-orang Yahudi yang telah menerima
Islam sebagai agamanya (yang telah masuk Islam).
Saudaraku,
Adalah sangat mustahil jika yang dimaksud dengan orang-orang
Yahudi dalam surat Al Baqarah ayat 62 di atas adalah orang-orang Yahudi yang tetap
berpegang kepada ajaran nenek moyangnya, yakni berpegang/beriman kepada kitab
Taurat dan sunnah Nabi Musa A.S.
Mengapa demikian?
Saudaraku,
Ketahuilah bahwa Al Qur’an banyak mengupas
tentang adanya kesalahan-kesalahan dari keyakinan mereka kaum
Yahudi (serta kaum Nasrani). Nah, karena ajaran-ajaran yang mereka yakini terdapat banyak kesalahan,
maka hanya satu penjelasan yang bisa diterima, yaitu sumber dari keyakinan
tersebut (yakni Kitab Taurat serta Kitab Injil) juga
terdapat kesalahan. Dan kesalahan-kesalahan ini tidak mungkin terjadi jika Kitab
Taurat (serta Kitab Injil) tersebut masih terjamin kesucian dan kemurniannya dari
campur tangan manusia.
Berikut ini adalah sebagian
dari ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang hal itu:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ
وَقَالَتِ النَّصَـــٰــرَى
الْمَسِيحُ ابْنُ اللهِ ذَٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَـــٰـهِؤُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبْلُ
قَـــٰــتَلَهُمُ اللهُ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ ﴿٣٠﴾
”Orang-orang Yahudi
berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al
Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut
mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At
Taubah. 30).
يَا أَهْلَ الْكِتَــــٰبِ لَا تَغْلُواْ فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُواْ عَلَى
اللهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللهِ
وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِّنْهُ فَئَامِنُواْ بِاللهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُواْ
ثَلَاثَةٌ اِنتَهُواْ خَيْرًا لَّكُمْ إِنَّمَا اللهُ إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَن يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَّهُ مَا
فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَكَفَىٰ بِاللهِ وَكِيلًا ﴿١٧١﴾
”Wahai Ahli Kitab, janganlah
kamu melampaui batas dalam agamamu2), dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali
yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah
dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya3) yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya4).
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan
itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara”. (QS. An Nisaa’ ayat 171).
Sedangkan dalam
Surat Al Maa-idah ayat 41 serta surat Ali ‘Imraan ayat 78,
diperoleh penjelasan sebagai berikut:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنكَ
الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُواْ آمَنَّا
بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُواْ
سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّاعُونَ لِقَوْمٍ آخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَـٰذَا فَخُذُوهُ وَإِن لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُواْ وَمَن يُرِدِ اللهُ
فِتْنَتَهُ فَلَن تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللهِ شَيْئًا أُوْلَـٰــئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي
الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿٤١﴾
”Hai Rasul, janganlah
hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan)
kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:
"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga)
di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar
(berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain
yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah5) perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka
mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka)
kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka
hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka
sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada
Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati
mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan
yang besar”. (QS. Al Maa-idah. 41).
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم
بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ
وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَيَقُولُونَ
عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿٧٨﴾
“Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang
memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya
itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka
mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia
bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka
mengetahui”. (QS. Ali ‘Imraan 78)
Saudaraku,
Dari penjelasan beberapa ayat Al Qur’an di atas, dapat
disimpulkan bahwa keberadaan Kitab Taurat (serta Kitab Injil)
tersebut, pada saat ini sudah tidak lagi terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia.
Sehingga adalah sangat mustahil jika ada yang berpendapat
bahwa yang dimaksud dengan orang-orang Yahudi dalam surat Al Baqarah ayat 62 di
atas adalah orang-orang Yahudi yang tetap berpegang kepada ajaran nenek
moyangnya, yakni tetapm berpegang/beriman kepada kitab Taurat dan sunnah Nabi
Musa A.S. Karena pada saat ini yang ada hanyalah Kitab Taurat (serta Kitab
Injil) yang sudah tidak lagi terjamin lagi kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia, sehingga
dapat dipastikan akan banyak sekali terjadi kesalahan disana-sini.
Oleh karenanya, tidak ada pilihan bagi mereka kaum Yahudi
(serta kaum Nasrani) kalau ingin selamat dari neraka, kecuali dengan masuk
Islam! Perhatikan penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:
حَدَّثَنِي يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى أَخْبَرَنَا
ابْنُ وَهْبٍ قَالَ وَأَخْبَرَنِي عَمْرٌو أَنَّ أَبَا يُونُسَ حَدَّثَهُ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ
قَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ
الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ
بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ.
(رواه مسلم)
Telah menceritakan kepada kami
Yunus bin Abdul A'la telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab dia berkata,
telah mengabarkan kepadaku Amru bahwa Abu Yunus telah menceritakan kepadanya,
dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di
tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar
tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku
diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka”. (HR.
Muslim).
Hal ini bermakna bahwa Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada orang-orang Yahudi (serta
orang-orang Nasrani) untuk meninggalkan agama mereka dan beriman dengan agama yang Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengannya (yakni Agama Islam), jika mereka tidak ingin menjadi penghuni
neraka.
Sedangkan ayat yang menyuruh mereka untuk meninggalkan
agama mereka (untuk kemudian memilih Islam sebagai agamanya/masuk Islam) adalah
surat Al Bayyinah ayat 1 – 6:
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَــــٰبِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ ﴿١﴾ رَسُولٌ مِّنَ اللهِ
يَتْلُوا صُحُفًا مُّطَهَّرَةً ﴿٢﴾ فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ ﴿٣﴾ وَمَا تَفَرَّقَ
الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَـــٰبَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ ﴿٤﴾ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَوٰةَ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَـــٰبِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَــٰـلِدِينَ فِيهَا أُوْلَـــٰــئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ ﴿٦﴾
(1). Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang
musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum
datang kepada mereka bukti yang nyata, (2). (yaitu) seorang Rasul dari Allah
(Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur'an), (3).
di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus. (4). Dan tidaklah berpecah
belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah
datang kepada mereka bukti yang nyata. (5). Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (6). Sesungguhnya
orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke
neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk. (QS. Al Bayyinah. 1 – 6).
Saudaraku,
Disamping penjelasan Al Qur’an surat Al Bayyinah. 1 – 6
di atas, perhatikan pula tentang adanya seruan kepada kaum Yahudi (serta
Nasrani) untuk beriman kepada Allah SWT., semua Rasul-Nya dan mengikuti Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena hal inilah yang diperintahkan
kepada mereka di dalam kitab-kitab mereka, sebagaimana firman Allah SWT. dalam
Al Qur’an surat Al-A’raaf ayat 156 – 157 berikut ini:
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَــٰـذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا
هُدْنَـا إِلَيْكَ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ
كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَـاةَ
وَالَّذِينَ هُم بِــــئَـايَــــٰــتِنَا يُؤْمِنُونَ ﴿١٥٦﴾ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ
الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَىٰةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُم بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَــٰــهُمْ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّـيــِّـــــبَـــٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَـــبَائِثَ وَيَضَعُ
عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَـــٰـلَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِ وَعَزَّرُوهُ
وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُواْ النُّورَ الَّذِي أُنزِلَ مَعَهُ أُوْلَـــٰـــئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿١٥٧﴾
(156). Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini
dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah
berfirman: “Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan
rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk
orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Kami”. (157). (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi
yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang
ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma`ruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang
baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka
beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-A’raaf.
156 – 157).
{Bersambung; tulisan ke-2 dari 3
tulisan}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar