بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Jumat, 01 Mei 2020

ISTIQOMAH DI JALAN ALLAH


Assalamu’alaikum wr. wb.

Saat menyampaikan kajian rutin untuk mahasiswa di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), seorang mahasiswa telah bertanya: ”Pak Imron, alhamdulillah saya sudah mulai belajar untuk selalu istiqomah di jalan Allah. Namun seringkali saya gagal. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana caranya agar kita dapat selalu istiqomah di jalan Allah?”.

Adikku yang dicintai Allah,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya ada tiga hal yang jika ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman: (1) hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih kita cintai daripada yang lain, kemudian (2) hendaklah kita mencintai seseorang serta tidak mencintainya melainkan karena Allah, dan (3) hendaklah kita benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan kita dari kekufuran itu sebagaimana kita benci untuk dilemparkan ke dalam neraka. Demikian penjelasan dari sebuah hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu:

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ: أَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْأَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلّٰهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ. (رواه البخارى و مسلم)
“Tiga hal yang jika ketiganya ada pada diri seseorang niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman: hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, hendaklah dia mencintai seseorang serta tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Adikku yang dicintai Allah,
Agar kita bisa semakin mencintai-Nya (melebihi cinta kita kepada yang lain), maka kita musti banyak-banyak menyebut dan mengingat diri-Nya. Dengan mencintai Allah melebihi yang lain, semoga Allah akan menjadikan kita cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hati kita serta menjadikan kita benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan sebagai karunia dan ni`mat dari Allah.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَـــٰــتُهُ زَادَتْهُمْ إِيـمَــٰــنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٢﴾ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَـــٰـهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾ أُوْلَـــٰـــئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَّهُمْ دَرَجَـــٰتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ﴿٤﴾
(2) “Sesungguhnya orang-orang yang beriman2) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”, (3) “(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”. (4) “Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni`mat) yang mulia”. (QS. Al Anfaal. 2 – 4).

وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِّنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَـــٰــكِنَّ اللهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيـمَـــٰنَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُوْلَـــٰــئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿٧﴾ فَضْلًا مِّنَ اللهِ وَنِعْمَةً وَاللهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ﴿٨﴾
(7) “Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus”, (8) “sebagai karunia dan ni`mat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al Hujuraat. 7 – 8).

Adikku yang dicintai Allah,
Jika hal itu sudah terpateri dalam diri kita, niscaya kita akan mendapatkan manisnya iman. Makna dari “manisnya iman” adalah merasakan kelezatan didalam ketaatan dan mengemban beban-beban dalam mendapatkan ridho Allah dan Rasul-Nya serta lebih mendahulukan keridhoan tersebut daripada perhiasan-perhiasan dunia.

وَعَدَ اللهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَـــٰتِ جَنَّــــٰتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَـٰـــرُ خَـــٰــلِدِينَ فِيهَا وَمَسَـــٰــكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّــــٰتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللهِ أَكْبَرُ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿٧٢﴾
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu'min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di syurga `Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar”. (QS. At Taubah. 72).

Saudaraku,
Perhatikan penjelasan Al Qur’an pada bagian akhir ayat 72 dalam surat At Taubah di atas:

... وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللهِ أَكْبَرُ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿٧٢﴾
“... Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar”. (QS. At Taubah. 72).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “... (Dan keridaan Allah adalah lebih besar) lebih agung daripada kesemuanya itu (itu adalah keberuntungan yang besar)”.

Sekali lagi, jika hal itu semua sudah terpateri dalam diri kita, niscaya kita akan mendapatkan manisnya iman. Makna dari “manisnya iman” adalah merasakan kelezatan didalam ketaatan dan mengemban beban-beban didalam mendapatkan ridho Allah dan Rasul-Nya serta lebih mendahulukan keridhoan tersebut daripada perhiasan-perhiasan dunia, karena ridho Allah adalah lebih baik dari dunia seisinya, bahkan lebih baik dari surga (baca kembali penjelasan surat At Taubah ayat 72 di atas).

Adikku yang dicintai Allah,
Sudah menjadi tabiat manusia, bahwa ketika seseorang telah merasakan kelezatan/kenikmatan terhadap sesuatu, maka dia akan cenderung untuk berusaha agar kelezatan/kenikmatan itu bisa terus bersemayam dalam dirinya. Ketika seseorang telah merasakan kelezatan/kenikmatan terhadap sesuatu, maka tanpa dia sadari, dia akan berusaha agar kelezatan/kenikmatan itu bisa terus bertahan dan tak akan pernah meninggalkannya.

Demikian juga halnya ketika seseorang telah merasakan kelezatan/kenikmatan/manisnya iman, maka dia juga akan cenderung untuk berusaha agar kelezatan/kenikmatan itu bisa terus bersemayam dalam dirinya. Ketika seseorang telah merasakan kelezatan/kenikmatan/manisnya iman, maka tanpa dia sadari, dia akan berusaha agar kelezatan/kenikmatan/manisnya iman itu bisa terus bertahan dan tak akan pernah meninggalkannya. Dan jika hal ini yang terjadi, maka tanpa dia sadari, sesungguhnya dia telah menjadikan dirinya untuk selalu istiqomah di jalan Allah.

Sekali lagi, jika hal ini yang terjadi, maka tanpa dia sadari, sesungguhnya dia telah menjadikan dirinya untuk selalu istiqomah di jalan Allah. Sedangkan orang yang selalu istiqomah di jalan Allah, maka sudah pasti Allah dan Rasul-Nya akan lebih dia cintai daripada yang lain. Dan karena Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada yang lain, maka dia akan merasakan bahwa sebesar apapun pengorbanan yang dia berikan, tetap akan terasa kecil. Bahkan hingga seluruh jiwa dan raga-pun dia korbankan, tetap saja akan terasa kecil.

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّٰهِ رَبِّ الْعَـــٰــلَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴿١٦٣﴾
(162) Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, (163) tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. Al An’aam. 162 – 163).

Dan karena Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada yang lain, maka dia juga akan menjadi tergantung kepada-Nya. (Pada kenyataannya, kita dan semua makhluk memang sangat bergantung kepada-Nya).

اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al Ikhlash. 2).

Adikku yang dicintai Allah,
Sudah menjadi tabiat manusia pula, bahwa ketika seseorang telah merasakan kelezatan/kenikmatan terhadap sesuatu, maka dia akan cenderung untuk mengulang-ulang hal itu sehingga kelezatan/kenikmatan tersebut semakin meresap dalam dirinya.

Demikian juga halnya ketika seseorang telah merasakan kelezatan/kenikmatan/manisnya iman, maka dia juga akan cenderung untuk mengulang-ulang hal itu sehingga kelezatan/kenikmatan/manisnya iman tersebut semakin meresap dalam dirinya sehingga tanpa dia sadari, hal ini telah membuat cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya benar-benar mengakar (kokoh, kuat menghunjam, tidak mudah goyah/tidak mudah tercerabut oleh segala tipu daya syaitan).

اللهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَـــٰــبًا مُّتَشَــٰـبِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللهِ ذَٰلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَن يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ ﴿٢٣﴾
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang3), gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya”. (QS. Az Zumar: 23).
Adikku menyatakan bahwa adikku sudah mulai belajar untuk selalu istiqomah di jalan Allah, namun seringkali gagal. Mengapa demikian?

Adikku yang dicintai Allah,
Ketahuilah bahwa Allah juga telah mengingatkan kita, bahwa sesungguhnya syaitan itu akan selalu berupaya mendatangi kita dari segala arah, dalam upayanya untuk menyesatkan kita.

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَـــٰــنِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَـٰــكِرِينَ ﴿١٧﴾
(16) Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (17) kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at). (QS. Al A’raaf. 16 – 17).

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
(39) “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (40) ”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis1) di antara mereka". (QS. Al Hijr. 39 – 40).

Oleh karena itu, tetaplah berpegang pada tali-Nya yang tak akan mungkin putus, kecuali kita sendiri yang melepaskannya.

وَمَن يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ وَإِلَى اللهِ عَـــٰـقِبَةُ الْأُمُورِ ﴿٢٢﴾
”Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan”. (QS. Luqman. 22).

Semoga bermanfaat.

NB.
1)  Yang dimaksud dengan “mukhlis” ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah.
2)  Yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang sempurna imannya.
3)  Yang dimaksud dengan berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Qur’an supaya lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. Sebahagian Ahli Tafsir mengatakan bahwa (yang dimaksud dengan berulang-ulang di sini) ialah bahwa ayat-ayat Al Qur’an itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Fatihah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞