Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Anbiyaa’
ayat 92 berikut ini:
إِنَّ هَـــٰـذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَاْ رَبُّكُمْ
فَاعْبُدُونِ ﴿٩٢﴾
Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua;
agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. (QS. Al Anbiyaa’.
92).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Sesungguhnya ini) agama Islam atau agama
tauhid ini (adalah agama kalian) hai orang-orang yang diajak berbicara.
Maksudnya, kalian wajib memeluknya (agama yang satu) lafal ayat ini
berkedudukan menjadi Hal yang bersifat tetap (dan Aku adalah Rabb kalian, maka
sembahlah Aku) tauhidkan atau esakanlah Aku”. (QS. Al Anbiyaa’. 92).
Berdasarkan Al Qur’an surat Al Anbiyaa’ ayat 92 di atas,
diperoleh penjelasan bahwa Agama Islam itu adalah agama yang satu. Hal ini
menunjukkan bahwa menurut Al Qur’an surat Al Anbiyaa’ ayat 92 di atas, hanya ada satu versi Agama Islam. Al Qur’an
tidak pernah menjelaskan adanya Islam versi ini dan versi itu.
Saudaraku,
Perhatikan pula penjelasan Al Qur’an dalam surat surat Al
Mu’minuun ayat 52 berikut ini:
وَإِنَّ هَـــٰـذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَاْ رَبُّكُمْ
فَاتَّقُونِ ﴿٥٢﴾
Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua,
agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. (QS. Al
Mu’minuun. 52).
Tafsir Ibnu Katsir:
وَإِنَّ هَـــٰـذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً ... ﴿٥٢﴾
“Sesungguhnya (agama
tauhid) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu ...” (Al
Mu’minun: 52)
Yakni agama kalian
ini – hai para nabi – adalah
agama yang satu, yaitu agama yang menyeru untuk menyembah Allah semata, tiada
sekutu bagiNya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
... وَأَنَاْ رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ
﴿٥٢﴾
“... dan Aku adalah
Tuhan kalian, maka bertakwalah kepada-Ku”. (Al Mu’minun: 52)
Tafsir mengenai
ayat ini telah disebutkan di dalam surat Al-Anbiya bahwa firman-Nya, ﴿ أُمَّةً
وَاحِدَةً ﴾ di-nasab-kan karena menjadi hal atau kata
keterangan keadaan.
Saudaraku,
Penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Mu’minuun ayat 52 di
atas, semakin menegaskan bahwa memang hanya ada satu versi Agama Islam (Agama
Islam adalah agama yang satu). Karena Al
Qur’an memang tidak pernah menjelaskan adanya Islam versi ini dan versi itu.
Sedangkan dalam surat Ali ‘Imraan ayat 103 berikut ini,
diperoleh penjelasan bahwa Allah telah mempersatukan kita, sehingga dalam Islam
seharusnya tidak boleh ada perpecahan.
وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ
نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ
فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ ءَايَــــٰــتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ ﴿١٠٣﴾
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah
kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang
bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali ‘Imraan. 103).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
(Berpegang teguhlah kamu dengan tali Allah) maksudnya
agama-Nya (kesemuanya dan janganlah kamu berpecah-belah) setelah menganut Islam
(serta ingatlah nikmat Allah) yakni karunia-Nya (kepadamu) hai golongan Aus dan
Khazraj (ketika kamu) yakni sebelum Islam (bermusuh-musuhan, maka
dirukunkan-Nya) artinya dihimpun-Nya (di antara hatimu) melalui Islam (lalu
jadilah kamu berkat nikmat-Nya bersaudara) dalam agama dan pemerintahan
(padahal kamu telah berada dipinggir jurang neraka) sehingga tak ada lagi
pilihan lain bagi kamu kecuali terjerumus ke dalamnya dan mati dalam kekafiran
(lalu diselamatkan-Nya kamu daripadanya) melalui iman kalian. (Demikianlah)
sebagaimana telah disebutkan-Nya tadi (Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya supaya
kamu beroleh petunjuk). (QS. Ali ‘Imraan. 103).
Saudaraku,
Surat Ali ‘Imraan ayat 105 serta surat Asy Syuura ayat 13
berikut ini juga semakin menegaskan bahwa dalam Islam tidak boleh ada
perpecahan.
وَلَا تَكُونُواْ كَالَّذِينَ تَفَرَّقُواْ وَاخْتَلَفُواْ مِن بَعْدِ مَا
جَاءَهُمُ الْبَيِّنَـــٰتُ وَأُوْلَـــٰـــئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿١٠٥﴾
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang
bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, (QS. Ali
‘Imraan. 105).
شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا
وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰ أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ
عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَن
يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ ﴿١٣﴾
Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang
telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang
musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu
orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang
kembali (kepada-Nya). (QS. Asy Syuura. 13).
Saudaraku,
Larangan untuk berpecah-belah dalam agama juga terdapat
dalam surat Al An’aam ayat 159 berikut ini:
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُواْ دِينَهُمْ وَكَانُواْ شِيَعًا لَّسْتَ مِنْهُمْ
فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ
يَفْعَلُونَ ﴿١٥٩﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan
mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung
jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada
Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka
perbuat”. (QS. Al An’aam. 159).
Oleh karena itu, hadapkanlah wajah kita dengan lurus
kepada agama Allah, yaitu dengan cara mengikhlaskan diri kita dalam menjalankan
agama-Nya.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ
عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَـــٰـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٣٠﴾
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus;
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. Ar Ruum. 30).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
(Maka hadapkanlah) hai Muhammad (wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah) maksudnya cenderungkanlah dirimu kepada agama Allah, yaitu
dengan cara mengikhlaskan dirimu dan orang-orang yang mengikutimu di dalam
menjalankan agama-Nya (fitrah Allah) ciptaan-Nya (yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu) yakni agama-Nya. Makna yang dimaksud ialah,
tetaplah atas fitrah atau agama Allah. (Tidak ada perubahan pada fitrah Allah)
pada agama-Nya. Maksudnya janganlah kalian menggantinya, misalnya
menyekutukan-Nya. (Itulah agama yang lurus) agama tauhid itulah agama yang
lurus (tetapi kebanyakan manusia) yakni orang-orang kafir Mekah (tidak
mengetahui) ketauhidan atau keesaan Allah”. (QS. Ar Ruum. 30).
Dan bertaubatlah kepada-Nya, dengan melaksanakan apa-apa
yang diperintahkan-Nya dan menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya. Dan janganlah termasuk
ke dalam golongan orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang
yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan, sedangkan
tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Na’udzubillahi mindzalika!
مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ
الْمُشْرِكِينَ ﴿٣١﴾ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ
حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ ﴿٣٢﴾
(31) dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah
kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah, (32) yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka
dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan
apa yang ada pada golongan mereka. (QS. Ar Ruum. 31 – 32).
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar