Assalamu’alaikum wr. wb.
Salah seorang jama’ah Kuliah
Subuh di Kota Blitar telah menyampaikan pertanyaan sebagai berikut: “Pak Imron, kalau aku dipanggil
Allah sewaktu-waktu, apa yang harus aku pesankan untuk anak-anakku sebelum
nafasku berakhir?”.
Saudaraku,
Pesan yang pertama dan yang paling utama adalah pesan
agar tetap istiqomah untuk menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang
berhak disembah dan pesan agar jangan sampai mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam/pesan agar tidak mempersekutukan Allah dengan apapun
karena mempersekutukan Allah benar-benar merupakan
sebuah kezaliman yang besar.
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ
اللهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم
مُّسْلِمُونَ ﴿١٣٢﴾
Dan Ibrahim telah mewasiatkan
ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata):
"Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka
janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (QS. Al Baqarah. 132).
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ
مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُواْ نَعْبُدُ إِلَــــٰــهَكَ وَإِلَـــٰــهَ ءَابَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ
إِلَــٰـــهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ ﴿١٣٣﴾
Adakah kamu hadir ketika
Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:
"Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami
akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq,
(yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (QS. Al Baqarah. 133).
وَإِذْ قَالَ لُقْمَـــٰنُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ
بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴿١٣﴾
Dan (ingatlah) ketika Luqman
berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman. 13).
Saudaraku,
Pesan berikutnya adalah pesan/nasehat agar senantiasa
bersyukur kepada Allah SWT.
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَــٰنَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن
كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ ﴿١٢﴾
Dan sesungguhnya telah Kami
berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa
yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya
sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman. 12).
Saudaraku,
Pesan berikutnya adalah pesan agar senantiasa berbakti
kepada kedua orang tua. Kecuali jika keduanya memaksa untuk mempersekutukan Allah,
maka jangan diikuti, namun tetap pergauli keduanya di dunia ini dengan baik.
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَــٰنَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَــٰـــلُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ
إِلَيَّ الْمَصِيرُ ﴿١٤﴾ وَإِن جَــٰــهَدَاكَ عَلىٰ أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا
تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ
أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ
تَعْمَلُونَ ﴿١٥﴾
(14) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (15)
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman. 14 – 15).
Saudaraku,
Pesan berikutnya adalah pesan/nasehat agar mereka
mengetahui bahwa setiap
dosa akan dibalas oleh Allah SWT.
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي
صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللهُ إِنَّ اللهَ
لَطِيفٌ خَبِيرٌ ﴿١٦﴾
(Luqman berkata): "Hai
anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Luqman. 16).
Saudaraku,
Pesan berikutnya adalah pesan agar tetap istiqomah dalam
mendirikan sholat serta pesan untuk tetap istiqomah dalam menyampaikan dakwah
kepada manusia dan pesan agar tetap bersabar terhadap adanya gangguan saat
menyampaikan dakwah karena dalam setiap dakwah yang benar, pasti akan ada yang
merintanginya, pasti
ada yang menghalangi, pasti ada yang menentangnya, pasti ada yang mendebat, dan
pasti ada yang membuat orang ragu untuk menerimanya.
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ ﴿١٧﴾
Hai anakku, dirikanlah shalat
dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS.
Luqman. 17).
Tafsir Ibnu Katsir:
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ ... ﴿١٧﴾
Hai Anakku, dirikanlah salat ... (Luqman: 17). Sesuai
dengan batasan-batasannya, fardu-fardunya, dan waktu-waktunya.
... وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ
عَنِ الْمُنكَرِ ...﴿١٧﴾
... dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar ... (Luqman: 17). Sesuai dengan
kemampuanmu dan menurut kesanggupan kekuatanmu.
... وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ... ﴿١٧﴾
... dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu ... (Luqman:
17)
Perlu kamu ketahui bahwa dalam mengerjakan amar
ma'ruf dan nahi munkar terhadap manusia, pasti kamu akan beroleh gangguan
dan perlakuan yang menyakitkan dari mereka. Karena itulah kamu harus
bersabar terhadap gangguan mereka. Luqman menasihati anaknya untuk bersabar
dalam menjalankan perintah amar ma'ruf dan nahi munkar itu.
...إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ ﴿١٧﴾
... Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah). (Luqman: 17). Sesungguhnya bersikap sabar dalam
menghadapi gangguan manusia benar-benar termasuk hal yang diwajibkan oleh
Allah.
Saudaraku,
Pesan berikutnya lagi adalah pesan/nasehat agar tidak
menyombongkan diri/membanggakan diri serta pesan/nasehat agar senantiasa bersikap tawadhu’/rendah hati, karena Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ
اللهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ ﴿١٨﴾
Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman. 18).
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ إِنَّ أَنكَرَ الْأَصْوَاتِ
لَصَوْتُ الْحَمِيرِ ﴿١٩﴾
Dan sederhanalah kamu dalam
berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara
keledai. (QS. Luqman. 19).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Dan sederhanalah kamu dalam berjalan) ambillah sikap
pertengahan dalam berjalan, yaitu antara pelan-pelan dan berjalan cepat, kamu
harus tenang dan anggun (dan lunakkanlah) rendahkanlah (suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara) suara yang paling jelek itu (ialah suara keledai.")
Yakni pada permulaannya adalah ringkikan kemudian disusul oleh
lengkingan-lengkingan yang sangat tidak enak didengar”. (QS. Luqman. 19).
Makna secara
keseluruhan dari surat Lukman ayat 19 di atas ialah bersikaplah tawadhu’ atau
rendah hati.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ تَعَظَّمَ فِى نَفْسِهِ وَاَجْتَالَ فِى مِشْيَتِهِ لَقِىَ اللهَ وَهُوَ
عَلَيْهِ غَضْبَانُ (رواه أحمد)
“Siapa yang merasa dirinya
besar, lalu sombong dalam jalannya, maka ia akan menghadap pada Allah, sedang
Allah murka padanya”. (HR. Ahmad). Na’udzubillahi mindzalika!
Demikian yang bisa kusampaikan, mohon
maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
NB.
Beliau adalah seorang ibu (suaminya sudah
wafat) yang beberapa tahun yang lalu telah menjadi muallafah, sementara dari 3
orang anaknya (semuanya laki-laki), 2 orang diantaranya masih non-muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar