Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Di
antara tanda baiknya seorang muslim adalah dia meninggalkan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Waktunya diisi hanya
dengan hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya.
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ
وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا أَبُو مُسْهِرٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ عَبْدِ
اللهِ بْنِ سَمَاعَةَ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ قُرَّةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا
لَا يَعْنِيهِ. (رواه الترمذى)
Ahmad bin Nashr An-Naisaburi
dan beberapa orang menceritakan kepada kami, mereka berkata, Abu Mushir
menceritakan kepada kami, dari Ismail bin Abdullah bin Sama'ah, dari Al Auzai,
dari Qurrah, dari Az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah r.a. ia
berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Di antara
bagusnya keimanan seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya''.
(HR. At-Tirmidzi, no. 2317).
Saudaraku,
Seorang muslim yang baik akan selalu
menjaga tutur kata/lisannya (lisannya hanya digunakan untuk membicarakan perkara yang
membawa kebaikan/lisannya tidak digunakan untuk mengatakan hal yang salah,
kebohongan, ghibah, adu-domba, riya, kemunafikan, mencari kesalahan orang lain,
menyakiti orang lain dan sebagainya). Seorang muslim yang baik juga
akan selalu menjaga tangannya (tangannya hanya digunakan untuk melakukan perkara yang membawa
kebaikan/tidak digunakan untuk berbuat kedholiman). Sehingga orang lain merasa aman dari gangguan lisannya dan tangannya
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ
يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْقُرَشِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو
بُرْدَةَ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي
مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ الْإِسْلَامِ
أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ. (رواه
البخارى)
Telah menceritakan kepada kami
Sa'id bin Yahya bin Sa'id Al Qurasyi dia berkata, Telah menceritakan kepada
kami bapakku berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Abu Burdah bin
Abdullah bin Abu Burdah dari Abu Burdah dari Abu Musa berkata: 'Wahai
Rasulullah, Islam manakah yang paling utama? Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: Siapa yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya.
(HR. Bukhari: 2.4/10).
و حَدَّثَنَا أَبُو الطَّاهِرِ أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو
بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ سَرْحٍ الْمِصْرِيُّ أَخْبَرَنَا ابْنُ
وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ أَبِي
الْخَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُا إِنَّ
رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ
الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ.
(رواه مسلم)
Telah menceritakan kepada kami
Abu ath-Thahir Ahmad bin Amru bin Abdullah bin Amru bin Sarh al-Mishri telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Wahab dari Amru bin al-Harits dari Yazid bin Abu
Habib dari Abu al-Khair bahwa dia mendengar Abdullah bin Amru bin al-Ash
keduanya berkata, "Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Muslim yang bagaimana yang
paling baik?" Beliau menjawab: "Yaitu seorang Muslim yang orang
lain merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya." (HR.
Muslim: 2.49/57).
حَدَّثَنَا حَسَنٌ الْحُلْوَانِيُّ وَعَبْدُ بْنُ
حُمَيْدٍ جَمِيعًا عَنْ أَبِي عَاصِمٍ قَالَ عَبْدٌ أَنْبَأَنَا أَبُو عَاصِمٍ
عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا الزُّبَيْرِ يَقُولُ سَمِعْتُ جَابِرًا
يَقُولُا سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ.
(رواه مسلم)
Telah menceritakan kepada kami
Hasan al-Hulwani dan Abd bin Humaid semuanya dari Abu Ashim, Abd berkata, telah
memberitakan kepada kami Abu Ashim dari Ibnu Juraij bahwa dia mendengar Abu
az-Zubair dia berkata, "Saya mendengar Jabir berkata, 'Saya mendengar Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim (yang sejati)
adalah orang yang mana kaum muslimin lainnya selamat dari (bahaya) lisan dan tangannya." (HR. Muslim: 2.50/58).
Saudaraku,
Dalam Al Qur’an surat Al Furqaan ayat 63 – 75, Allah juga
telah menjelaskan ciri-ciri dari pribadi muslim yang baik, yaitu:
♦ Sifat
tawadhu’ dan bijaksana
♦ Selalu
mengucapkan ucapan-ucapan yang baik
وَعِبَادُ الرَّحْمَـــٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا
خَاطَبَهُمُ الْجَـــٰهِلُونَ قَالُوا
سَلَـــٰمًا ﴿٦٣﴾
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. (QS.
Al Furqaan. 63).
♦ Gemar
melakukan qiyamul lail
وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَـــٰمًا ﴿٦٤﴾
Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan
berdiri untuk Tuhan mereka. (QS. Al Furqaan. 64).
♦ Merasa takut akan siksa Allah
SWT
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ
جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ﴿٦٥﴾
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan
yang kekal". (QS. Al Furqaan. 65).
إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا ﴿٦٦﴾
Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap
dan tempat kediaman. (QS. Al Furqaan. 66).
♦ Sederhana (moderat) dalam
berinfaq
وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ
يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا ﴿٦٧﴾
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),
mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan
itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS. Al Furqaan. 67).
♦ Menjauhkan diri dari sifat
syirik
♦ Menjauhkan diri dari melakukan
perbuatan membunuh yang diharamkan oleh Allah SWT
♦ Menjauhkan diri dari perbuatan
zina
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللهِ إِلَـــٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ
اللهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا ﴿٦٨﴾
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain
beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang
melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (QS. Al
Furqaan. 68).
يُضَـــٰــعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَـــٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا ﴿٦٩﴾
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari
kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, (QS. Al
Furqaan. 69).
إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَـــٰـلِحًا فَأُوْلَـــٰــئِكَ يُبَدِّلُ اللهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَـــٰتٍ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٧٠﴾
kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan
mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.
Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Furqaan. 70).
وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَـــٰـلِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللهِ مَتَابًا ﴿٧١﴾
Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka
sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. (QS.
Al Furqaan. 71).
♦ Menjauhkan diri
dari bersaksi palsu
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا
بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا ﴿٧٢﴾
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu,
dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga
kehormatan dirinya. (QS. Al Furqaan. 72).
♦ Senang
menerima nasehat yang baik
وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِئَايَــــٰتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا
﴿٧٣﴾
Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan
ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang
tuli dan buta. (QS. Al Furqaan. 73).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Dan orang-orang yang apabila diberi
peringatan) diberi nasihat dan pelajaran (dengan ayat-ayat Rabb mereka) yakni
Alquran (mereka tidak menghadapinya) mereka tidak menanggapinya (sebagai
orang-orang yang tuli dan buta) tetapi mereka menghadapinya dengan cara
mendengarkannya sepenuh hati dan memikirkan isinya serta mengambil manfaat
daripadanya”. (QS. Al Furqaan. 73).
♦ Senantiasa
berdoa dan bermunajat kepada Allah
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّـــــٰــتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴿٧٤﴾
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
(QS. Al Furqaan. 74).
أُوْلَـــٰــئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً
وَسَلَـــٰمًا ﴿٧٥﴾
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang
tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan
penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, (QS. Al Furqaan. 75).
Demikian yang bisa kusampaikan tentang beberapa ciri dari pribadi muslim yang baik. Mohon maaf jika kurang
berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar