بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Senin, 01 Februari 2021

KESOMBONGAN HANYA AKAN MENGHANCURKAN DIRI-SENDIRI


Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa Allah telah mengutus Nabi Musa AS. dan saudaranya Nabi Harun AS. dengan membawa tanda-tanda kebesaran-Nya serta membawa bukti yang nyata kepada Fir`aun dan pembesar-pembesar kaumnya. Demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Mu’minuun ayat 45 hingga bagian awal ayat 46 berikut ini:

ثُمَّ أَرْسَلْنَا مُوسَىٰ وَأَخَاهُ هَـــٰــرُونَ بِئَايَـــٰـتِنَا وَسُلْطَـــٰنٍ مُّبِينٍ ﴿٤٥﴾
Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (kebesaran) Kami, dan bukti yang nyata, (QS. Al Mu’minuun. 45).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): (Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda kebesaran Kami, dan bukti yang nyata) hujah yang nyata, yaitu berupa tangan, tongkat dan mukjizat-mukjizat lainnya.

إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَإيْهِ ... ﴿٤٦﴾
kepada Fir`aun dan pembesar-pembesar kaumnya, ... (QS. Al Mu’minuun. 46).

Selanjutnya berdasarkan firman Allah dalam surat Al Mu’minuun pada bagian akhir ayat 46 berikut ini, diperoleh penjelasan bahwa mereka (Fir`aun dan pembesar-pembesar kaumnya) merasa sombong.

... فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا عَالِينَ ﴿٤٦﴾
..., maka mereka ini takabur dan mereka adalah orang-orang yang sombong. (QS. Al Mu’minuun. 46).

Saudaraku,
Mereka merasa sombong karena mereka memandang bahwa Nabi Musa AS. dan saudaranya Nabi Harun AS. adalah juga manusia seperti mereka, terlebih lagi kaum mereka (yaitu Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada Fir`aun dan kaumnya.

فَقَالُوا أَنُؤْمِنُ لِبَشَرَيْنِ مِثْـلِنَا وَقَوْمُهُمَا لَنَا عَـــٰبِدُونَ ﴿٤٧﴾
Dan mereka berkata: "Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?" (QS. Al Mu’minuun. 47).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): (Dan mereka berkata, "Apakah pantas kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita juga, padahal kaum mereka adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?") yakni kaum Bani Israel; mereka tunduk dan dianggap hina oleh Firaun.

Saudaraku,
Orang yang sombong/yang merasa lebih baik dari orang lain/yang telah memandang rendah orang lain/yang telah meremehkan orang lain/yang telah memandang hina orang lain, tanpa disadari sikapnya itu akan dapat mendorongnya untuk mendustakan (tidak mau menerima) apapun yang datang dari mereka yang dipandangnya rendah/remeh/hina tersebut, sekalipun yang datang adalah kebenaran, sehingga hal ini dapat menutup semua kebaikan yang seharusnya menghampiri dirinya. Yang artinya adalah bahwa sesungguhnya kesombongan itu hanya akan menutup pintu hidayah bagi dirinya.

Dalam ayat selanjutnya (yaitu dalam surat Al Mu’minuun ayat 48), diperoleh penjelasan bahwa mereka (Fir`aun dan pembesar-pembesar kaumnya) mendustakan keduanya, sehingga mereka termasuk orang-orang yang dibinasakan. Na’udzubillahi mindzalika!

فَكَذَّبُوهُمَا فَكَانُوا مِنَ الْمُهْلَكِينَ ﴿٤٨﴾
Maka (tetaplah) mereka mendustakan keduanya, sebab itu mereka adalah termasuk orang-orang yang dibinasakan. (QS. Al Mu’minuun. 48).

Pelajaran yang bisa kita petik dari kisah di atas

Saudaraku,
Kesombongan terhadap hamba Allah yang lain (yakni dengan meremehkan, merendahkan serta menghinanya) bisa muncul karena seseorang merasa bangga dengan dirinya sendiri dan menganggap dirinya lebih mulia dari orang lain. Kebanggaaan terhadap diri sendiri akan membawanya sombong terhadap orang lain, meremehkan dan menghina orang lain serta merendahkan orang lain, baik dengan perbuatan maupun perkataan.

Di antara bentuk kesombongan terhadap orang lain adalah: sombong dengan pangkat dan kedudukannya, sombong dengan harta, sombong dengan kekuatan dan kesehatan, sombong dengan ilmu dan kecerdasan, sombong dengan bentuk tubuh, serta kelebihan-kelebihan lainnya.

Saudaraku,
Jika kesombongan ini dibiarkan terus bersemayam dan tumbuh subur dalam diri seseorang, maka hal ini dapat mendorongnya untuk mendustakan (tidak mau menerima) apapun yang datang dari mereka yang dipandangnya rendah/remeh/hina, sekalipun yang datang adalah kebenaran.

   Aku kan orang yang punya kedudukan terhormat di perusahaan ini, apakah pantas mendengarkan kata-katanya, sedangkan dia hanyalah seorang cleaning service?
   Aku kan orang yang kaya raya, apakah pantas mendengarkan kata-katanya, sedangkan dia hanyalah seorang sopir?
   Aku kan lulusan S3 dari sebuah perguruan tinggi ternama di Amerika, apakah pantas mendengarkan kata-katanya, sedangkan dia hanya lulusan S1 dari dalam negeri?
   Dan seterusnya. (Na’udzubillahi mindzalika).

Sekali lagi, jika kesombongan ini dibiarkan terus bersemayam dan tumbuh subur dalam diri seseorang, maka hal ini dapat mendorongnya untuk mendustakan (tidak mau menerima) apapun yang datang dari mereka yang dipandangnya rendah/remeh/hina tersebut, sekalipun yang datang adalah kebenaran, sehingga hal ini dapat menutup semua kebaikan yang seharusnya menghampiri dirinya. Yang artinya adalah bahwa kesombongan itu hanya akan menutup pintu hidayah bagi dirinya, sebagaimana yang dialami oleh Fir`aun dan pembesar-pembesar kaumnya atas sikapnya yang sombong terhadap Nabi Musa AS. dan saudaranya Nabi Harun AS. yang keduanya berasal dari Bani Israil, dimana mereka Bani Israil itu adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada Fir`aun dan kaumnya, mereka tunduk dan dianggap hina oleh Fir’aun.

Saudaraku,
Jauh sebelumnya, hal seperti ini juga sudah terjadi pada Iblis. Sungguh Allah SWT membuka lebar pintu hidayah bagi hamba-Nya yang mau bertaubat, namun sifat sombong telah menutup hati Iblis hingga Iblis tidak mau bertaubat. Maka jadilah dia (Iblis) termasuk golongan orang-orang yang hina.

وَلَقَدْ خَلَقْنَــٰـكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَـــٰـكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَـــٰــئِكَةِ اسْجُدُواْ لِأٰدَمَ فَسَجَدُواْ إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُن مِّنَ السَّــٰـجِدِينَ ﴿١١﴾ قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ ﴿١٢﴾ قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّــٰـغِرِينَ ﴿١٣﴾
(11) Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. (12) Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk tidak bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (13) Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". (QS. Al A’raaf. 11 – 13).

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَـــٰــئِكَةِ اسْجُدُواْ لِأٰدَمَ فَسَجَدُواْ إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَــٰـفِرِينَ ﴿٣٤﴾
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al Baqarah. 34).

Saudaraku,
Demikian dahsyatnya dampak negatif dari sikap sombong itu, maka jauhilah ia (sikap sombong itu) dengan menggantinya dengan sikap tawadhu’ (rendah hati). Sikap inilah yang merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahmaan yang Allah terangkan dalam surat Al Furqaan ayat 63 berikut ini:

وَعِبَادُ الرَّحْمَـــٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَــٰـهِلُونَ قَالُوا سَلَـــٰمًا ﴿٦٣﴾
Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. (QS. Al Furqaan. 63).

Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَإِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ. (رواه مسلم)
Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati (tawadhu’) hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain. (HR Muslim no. 2865).

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّٰهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ. (رواه مسلم)
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al A'laa dari Bapaknya dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya”. (HR. Muslim no. 2588).

Saudaraku,
Sikap tawadhu’ inilah yang akan mengangkat derajat seorang hamba, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Mujaadilah ayat 11 berikut ini:

... يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَــٰـتٍ ... ﴿١١﴾
“... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. ...”. (QS. Al Mujaadilah. 11).

Saudaraku,
Termasuk buah dari ilmu adalah sikap tawadhu’. Tawadhu’ adalah ketundukan secara total terhadap kebenaran dan tunduk terhadap semua yang datang dari Allah dan rasul-Nya dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya disertai dengan sikap tawadhu’ terhadap manusia dengan bersikap merendahkan hati serta memuliakan mereka.

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

NB.
Berikut ini ayat-ayat lain yang menunjukkan kesombongan Iblis, dimana sifat sombong tersebut telah menutup hati Iblis hingga Iblis tidak mau bertaubat, maka jadilah dia (Iblis) termasuk golongan orang-orang yang yang terkutuk.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَـــٰــئِكَةِ إِنِّي خَــٰـلِقٌ بَشَرًا مِّن صَلْصَــٰـلٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ ﴿٢٨﴾ فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُ سَــٰجِدِينَ ﴿٢٩﴾ فَسَجَدَ الْمَلَـــٰــئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ ﴿٣٠﴾ إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ أَن يَكُونَ مَعَ السَّـــٰجِدِينَ ﴿٣١﴾ قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلَّا تَكُونَ مَعَ السَّــٰجِدِينَ ﴿٣٢﴾ قَالَ لَمْ أَكُن لِّأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِن صَلْصَــٰـلٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُونٍ ﴿٣٣﴾ قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ ﴿٣٤﴾ وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ ﴿٣٥﴾
(28) Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (29) Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (30) Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, (31) kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. (32) Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?" (33) Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (34) Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, (35) dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". (QS. Al Hijr. 28 – 35).

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَـــٰــئِكَةِ اسْجُدُواْ لِأٰدَمَ فَسَجَدُواْ إِلَّا إِبْلِيسَ قَالَ ءَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا ﴿٦١﴾ قَالَ أَرَءَيْتَكَ هَــٰــذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَــٰـمَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٦٢﴾ قَالَ اذْهَبْ فَمَن تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَّوْفُورًا ﴿٦٣﴾
(61) Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" (62) Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". (63) Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. (QS. Al Israa’. 61 – 63).

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَـــٰــئِكَةِ إِنِّي خَــٰــلِقٌ بَشَرًا مِن طِينٍ ﴿٧١﴾ فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَــٰجِدِينَ ﴿٧٢﴾ فَسَجَدَ الْمَلَـــٰــئِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ ﴿٧٣﴾ إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنْ الْكَـــٰــفِرِينَ ﴿٧٤﴾ قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَن تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنتَ مِنَ الْعَالِينَ ﴿٧٥﴾ قَالَ أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ ﴿٧٦﴾ قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ ﴿٧٧﴾ وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ ﴿٧٨﴾
(71) (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". (72) Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". (73) Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya. (74) kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. (75) Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (76) Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (77) Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, (78) sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan". (QS. Shaad. 71 – 78).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞