Assalamu’alaikum wr. wb.
Setelah
mendengarkan kajian yang telah kusampaikan dengan materi: “hasil
dialog dengan orang Katholik”, seorang
sahabat telah menyampaikan pernyataan sebagai berikut: “Terima
kasih infonya, Pak Imron. Tapi sedikit mengganjal nich,
Pak Imron. Saya kok cenderung nggak
mau menyebut kitab tulisan Matius, Markus, Lukas dan Yohannes sebagai ‘Kitab Injil’.
Karena Kitab Injil adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Isa AS., sedangkan kitab-kitab
tulisan Matius, Markus, Lukas dan Yohannes sudah campuran”.
Saudaraku,
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk mengimani semua kitab yang telah Allah turunkan kepada para
nabi dan rasul-Nya, karena beriman kepada semua kitab yang telah Allah turunkan kepada para
nabi dan rasul-Nya tersebut merupakan salah satu dari rukun iman.
Dan karena beriman kepada semua kitab tersebut merupakan salah satu dari
rukun iman, maka bagi siapa saja yang tidak beriman kepada semua kitab tersebut, akan hanguslah imannya sehingga
hapuslah pula semua amalan-amalannya dan Allah tidak akan mengadakan suatu
penilaian bagi amalan-amalannya pada hari kiamat (na’udzubillahi
mindzalika).
Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Asy Syuuraa ayat 15 serta penjelasan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:
... وَقُلْ ءَامَنتُ بِمَا أَنزَلَ اللهُ مِن كِتَـــٰـبٍ ... ﴿١٥﴾
... dan katakanlah: “Aku beriman
kepada semua Kitab yang diturunkan Allah ...” (QS. Asy Syuuraa. 15).
حَدَّثَنِي أَبُو خَيْثَمَةَ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ كَهْمَسٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى
بْنِ يَعْمَرَ ح و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ وَهَذَا
حَدِيثُهُ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا كَهْمَسٌ عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ
يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ كَانَ أَوَّلَ مَنْ قَالَ فِي الْقَدَرِ
بِالْبَصْرَةِ مَعْبَدٌ الْجُهَنِيُّ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَحُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِيُّ حَاجَّيْنِ أَوْ مُعْتَمِرَيْنِ فَقُلْنَا لَوْ
لَقِينَا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَسَأَلْنَاهُ عَمَّا يَقُولُ هَؤُلَاءِ فِي الْقَدَرِ فَوُفِّقَ لَنَا عَبْدُ اللهِ
بْنُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ دَاخِلًا الْمَسْجِدَ فَاكْتَنَفْتُهُ أَنَا
وَصَاحِبِي أَحَدُنَا عَنْ يَمِينِهِ وَالْآخَرُ عَنْ شِمَالِهِ فَظَنَنْتُ أَنَّ
صَاحِبِي سَيَكِلُ الْكَلَامَ إِلَيَّ فَقُلْتُ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنَّهُ
قَدْ ظَهَرَ قِبَلَنَا نَاسٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَتَقَفَّرُونَ الْعِلْمَ
وَذَكَرَ مِنْ شَأْنِهِمْ وَأَنَّهُمْ يَزْعُمُونَ أَنْ لَا قَدَرَ وَأَنَّ
الْأَمْرَ أُنُفٌ قَالَ فَإِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي بَرِيءٌ
مِنْهُمْ وَأَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّي وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ
عُمَرَ لَوْ أَنَّ لِأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ
اللهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ ثُمَّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عُمَرُ
بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ
الثِّيَابِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا
يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى
فَخِذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنْ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ
وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ
فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِيمَانِ
قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ
فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ
فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ
السَّاعَةِ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ قَالَ
فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَتِهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ
تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي
الْبُنْيَانِ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِي يَا
عُمَرُ أَتَدْرِي مَنْ السَّائِلُ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ
فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ
عُبَيْدٍ الْغُبَرِيُّ وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ
قَالُوا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ مَطَرٍ الْوَرَّاقِ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ لَمَّا تَكَلَّمَ
مَعْبَدٌ بِمَا تَكَلَّمَ بِهِ فِي شَأْنِ الْقَدَرِ أَنْكَرْنَا ذَلِكَ قَالَ
فَحَجَجْتُ أَنَا وَحُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِيُّ حَجَّةً
وَسَاقُوا الْحَدِيثَ بِمَعْنَى حَدِيثِ كَهْمَسٍ وَإِسْنَادِهِ وَفِيهِ بَعْضُ
زِيَادَةٍ وَنُقْصَانُ أَحْرُفٍ و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ وَحُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ قَالَا لَقِينَا عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ فَذَكَرْنَا الْقَدَرَ
وَمَا يَقُولُونَ فِيهِ فَاقْتَصَّ الْحَدِيثَ كَنَحْوِ حَدِيثِهِمْ عَنْ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِيهِ
شَيْءٌ مِنْ زِيَادَةٍ وَقَدْ نَقَصَ مِنْهُ شَيْئًا و حَدَّثَنِي حَجَّاجُ بْنُ
الشَّاعِرِ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ عُمَرَ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنَحْوِ حَدِيثِهِمْ.
(رواه مسلم)
2.1/9.
Telah menceritakan kepadaku Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb telah menceritakan
kepada kami Waki' dari Kahmas dari Abdullah bin Buraidah dari Yahya bin Ya'mar.
(dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Ubaidullah
bin Mu'adz al-'Anbari dan ini haditsnya, telah menceritakan kepada kami Bapakku
telah menceritakan kepada kami Kahmas dari Ibnu Buraidah dari Yahya bin Ya'mar
dia berkata, Orang yang pertama kali membahas takdir di Bashrah adalah Ma'bad
al-Juhani, maka aku dan Humaid bin Abdurrahman al-Himyari bertolak haji atau
umrah, maka kami berkata, 'Seandainya kami bertemu dengan salah seorang sahabat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka kami akan bertanya kepadanya
tentang sesuatu yang mereka katakan berkaitan dengan takdir.' Maka Abdullah bin
Umar diberikan taufik (oleh Allah) untuk kami, sedangkan dia masuk masjid. Lalu
aku dan temanku menghadangnya. Salah seorang dari kami di sebelah kanannya dan
yang lain di sebelah kirinya. Lalu aku mengira bahwa temanku akan mewakilkan
pembicaraan kepadaku, maka aku berkata, 'Wahai Abu Abdurrahman, sesungguhnya
nampak di hadapan kami suatu kaum membaca al-Qur'an dan mencari ilmu lalu
mengklaim bahwa tidak ada takdir, dan perkaranya adalah baru (tidak didahului
oleh takdir dan ilmu Allah).' Maka Abdullah bin Umar menjawab, 'Apabila kamu
bertemu orang-orang tersebut, maka kabarkanlah kepada mereka bahwa saya
berlepas diri dari mereka, dan bahwa mereka berlepas diri dariku. Dan demi Dzat
yang mana hamba Allah bersumpah dengan-Nya, kalau seandainya salah seorang dari
kalian menafkahkan emas seperti gunung Uhud, niscaya sedekahnya tidak akan
diterima hingga dia beriman kepada takdir baik dan buruk.' Dia berkata,
'Kemudian dia mulai menceritakan hadits seraya berkata, 'Umar bin al-Khaththab
berkata, 'Dahulu kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, lalu datanglah seorang laki-laki yang bajunya sangat putih, rambutnya
sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan. Tidak seorang pun
dari kami mengenalnya, hingga dia mendatangi Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam
lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam,
kemudian ia berkata, 'Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam? '
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasalam menjawab: Kesaksian bahwa tidak ada
tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadlan, serta haji
ke Baitullah jika kamu mampu bepergian kepadanya.' Dia berkata, 'Kamu benar.'
Umar berkata, 'Maka kami kaget terhadapnya karena dia menanyakannya dan
membenarkannya.' Dia bertanya lagi, 'Kabarkanlah kepadaku tentang iman itu? '
Beliau menjawab: Kamu beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir
baik dan buruk. Dia berkata, 'Kamu benar.' Dia bertanya, 'Kabarkanlah
kepadaku tentang ihsan itu? ' Beliau menjawab: Kamu menyembah Allah seakan-akan
kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu. Dia bertanya lagi, 'Kapankah hari akhir itu? ' Beliau menjawab:
Tidaklah orang yang ditanya itu lebih mengetahui daripada orang yang bertanya.
Dia bertanya, 'Lalu kabarkanlah kepadaku tentang tanda-tandanya? ' Beliau
menjawab: Apabila seorang budak melahirkan (anak) tuan-Nya, dan kamu melihat
orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin, penggembala kambing, namun
bermegah-megahan dalam membangun bangunan. Kemudian dia bertolak pergi. Maka
aku tetap saja heran kemudian beliau berkata; Wahai Umar, apakah kamu tahu
siapa penanya tersebut? Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Beliau
bersabda: Itulah jibril, dia mendatangi kalian untuk mengajarkan kepada kalian
tentang pengetahuan agama kalian'. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ubaid al-Ghubari dan Abu Kamil al-Jahdari serta Ahmad bin Abdah mereka berkata,
telah menceritakan kepada kami Hammad bin Yazid dari Mathar al Warraq dari
Abdullah bin Buraidah dari Yahya bin Ya'mar dia berkata, 'Ketika Ma'bad berkata
dengan sesuatu yang dia bicarakan tentang masalah takdir, maka kami mengingkari
hal tersebut.' Dia berkata lagi, 'Lalu aku melakukan haji bersama Humaid bin
Abdurrahman al-Himyari.' Lalu mereka menyebutkan hadits dengan makna hadits
Kahmas. Di dalamnya terdapat sebagian tambahan dan kekurangan huruf. Dan telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami
Yahya bin Sa'id al Qaththan telah menceritakan kepada kami Utsman bin Ghiyats
telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dari Yahya bin Ya'mar dan
Humaid bin Abdurrahman keduanya berkata, Kami bertemu Abdullah bin Umar, lalu
kami menyebutkan tentang takdir dan pendapat mereka tentangnya, lalu dia
mengisahkan hadits tersebut sebagaimana hadits mereka dari Umar radlialllahu
'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan di dalamnya terdapat suatu
tambahan dan pengurangan. Dan telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin
asy-Sya'ir telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad telah menceritakan
kepada kami al-Mu'tamir dari Bapaknya dari Yahya bin Ya'mar dari Ibnu Umar dari
Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan semisal hadits mereka. (HR. Muslim no. 2.1/9).
Penjelasan untuk no. 2.1/9:
♦ 2 = Ini adalah
nomer kitab (Kitab Iman). Kitab Shahih Muslim terbagi menjadi 56 kitab, dimulai
dengan kitab no. 1 (Kitab Mukadimah) dan diakhiri dengan kitab no. 56 (Kitab Tafsir)
♦ 1 = Ini adalah
nomer hadits dalam Kitab Iman
♦ 9 = Ini
adalah nomer hadits dalam Kitab Shahih Muslim secara keseluruhan. Dalam
pengutipan hadits, seringkali hanya nomer ini yang dikutip/disertakan.
Saudaraku,
Sekali lagi kusampaikan bahwa karena beriman kepada semua kitab yang telah Allah
turunkan kepada para nabi dan rasul-Nya merupakan salah satu dari rukun iman,
maka bagi siapa saja yang tidak beriman kepada semua
kitab tersebut, akan hanguslah imannya sehingga hapuslah pula semua amalan-amalannya
dan Allah tidak akan mengadakan suatu penilaian bagi amalan-amalannya pada hari
kiamat (na’udzubillahi mindzalika).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ ءَامِنُواْ بِاللهِ
وَرَسُولِهِ وَالْكِتَــــٰبِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَــــٰبِ الَّذِيَ أَنزَلَ مِن قَبْلُ وَمَن يَكْفُرْ بِاللهِ وَمَلَـــٰــئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـــٰــلًا بَعِيدًا ﴿١٣٦﴾
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya,
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS. An
Nisaa’. 136).
قُلْ
هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَــٰــلًا ﴿١٠٣﴾ الَّذِينَ ضَلَّ
سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ
صُنْعًا ﴿١٠٤﴾ أُوْلَــــٰـــئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِئَايَـــٰتِ رَبِّهِمْ
وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَـــٰــلُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَــــٰــمَةِ
وَزْنًا ﴿١٠٥﴾ ذَٰلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا ءَايَــــٰتِي
وَرُسُلِي هُزُوًا ﴿١٠٦﴾
(103) Katakanlah: "Apakah
akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi
perbuatannya?" (104) Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya
dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya. (105) Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat
Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah
amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan)
mereka pada hari kiamat. (106) Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam,
disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan
rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok. (QS. Al Kahfi. 103 – 106).
Saudaraku,
Secara keseluruhan terdapat 4 kitab suci yang telah Allah turunkan kepada para nabi
dan rasul-Nya, yaitu: Kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an.
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى الْهُدَىٰ وَأَوْرَثْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَــــٰبَ ﴿٥٣﴾ هُدًى وَذِكْرَىٰ لِأُوْلِي الْأَلْبَــــٰبِ ﴿٥٤﴾
(53) Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada
Musa; dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil, (54) untuk menjadi petunjuk
dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir. (QS. Ghafir. 53 – 54).
وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَىٰ بَعْضٍ وَءَاتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا ﴿٥٥﴾
Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit
dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas
sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur (kepada) Daud. (QS. Al Israa’.
55).
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللهِ ءَاتَـــٰنِيَ الْكِتَــــٰبَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا ﴿٣٠﴾
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia
memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi”. (QS. Maryam.
30).
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ تَنزِيلًا
﴿٢٣﴾
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an kepadamu
(hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. (QS. Al Insaan. 23).
Saudaraku,
Berdasarkan penjelasan Al Qur’an pada surat Ghafir ayat
53, surat Al Israa’ ayat 55, surat Maryam ayat 30 serta surat Al Insaan ayat 23
di atas, yang wajib kita imani adalah Kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an yang telah Allah turunkan kepada para nabi dan rasul-Nya.
Di sisi lain, Allah juga telah menjelaskan bahwa ketiga
kitab suci sebelum Al-Quran tersebut (yaitu Kitab Taurat, Zabur dan Injil)
pada saat ini telah diubah oleh campur tangan manusia. Yang artinya adalah
bahwa keberadaan
ke-3
kitab suci tersebut pada saat ini sudah tidak lagi terjamin kesucian dan
kemurniannya dari campur tangan manusia.
Dari mana kita bisa mengetahui hal ini?
Saudaraku,
Al Qur’an banyak mengupas
tentang adanya kesalahan-kesalahan dari keyakinan mereka. Nah, karena
ajaran-ajaran yang mereka yakini (yang tentunya berdasarkan kitab sucinya)
terdapat kesalahan, maka hanya satu penjelasan yang bisa diterima, yaitu sumber
dari keyakinan tersebut juga terdapat kesalahan. Dan kesalahan-kesalahan ini
tidak mungkin terjadi jika ketiga kitab suci tersebut masih terjamin kesucian
dan kemurniannya dari campur tangan manusia. (Wallahu ta’ala a’lam).
Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam
surat Al Maa-idah ayat 73 dan surat At Taubah ayat 30 berikut
ini:
لَّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللهَ ثَالِثُ ثَلَـــٰـــثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَـــٰـهٍ إِلَّا إِلَـــٰـهٌ وَاحِدٌ وَإِن لَّمْ يَنتَهُواْ عَمَّا يَقُولُونَ
لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٧٣﴾
Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:
"Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di
antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS. Al Maa-idah. 73).
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللهِ
وَقَالَتِ النَّصَـــٰــرَى
الْمَسِيحُ ابْنُ اللهِ ذَٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَـــٰـهِؤُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبْلُ
قَـــٰــتَلَهُمُ اللهُ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ ﴿٣٠﴾
”Orang-orang Yahudi
berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al
Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut
mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At
Taubah. 30).
Sedangkan dalam
surat Ali ‘Imraan ayat 78 berikut ini, diperoleh penjelasan
sebagai berikut:
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم
بِالْكِتَــــٰبِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَــــٰبِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَــــٰبِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَمَا هُوَ مِنْ
عِندِ اللهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ ﴿٧٨﴾
Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang
memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya
itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka
mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia
bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka
mengetahui. (QS. Ali ‘Imraan. 78).
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ لَا يَحْزُنكَ الَّذِينَ يُسَـــٰرِعُونَ فِي الْكُفْرِ مِنَ الَّذِينَ قَالُواْ ءَامَنَّا
بِأَفْوَاهِهِمْ وَلَمْ تُؤْمِن قُلُوبُهُمْ وَمِنَ الَّذِينَ هَادُواْ سَمَّـــــٰـعُونَ لِلْكَذِبِ سَمَّــــٰـعُونَ لِقَوْمٍ ءَاخَرِينَ لَمْ يَأْتُوكَ يُحَرِّفُونَ
الْكَلِمَ مِن بَعْدِ مَوَاضِعِهِ يَقُولُونَ إِنْ أُوتِيتُمْ هَــٰـذَا فَخُذُوهُ
وَإِن لَّمْ تُؤْتَوْهُ فَاحْذَرُواْ وَمَن يُرِدِ اللهُ فِتْنَتَهُ فَلَن
تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللهِ شَيْئًا أُوْلَـــٰــئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللهُ
أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ
عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿٤١﴾
”Hai Rasul, janganlah
hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan)
kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:
"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga)
di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar
(berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain
yang belum pernah datang kepadamu; mereka
mengubah* perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya.
Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh
mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka
hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka
sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) daripada
Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati
mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan
yang besar”. (QS. Al Maa-idah. 41).
*) Maksudnya: Mengubah
arti kata-kata, tempat, atau menambah dan mengurangi.
Saudaraku,
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang wajib
kita imani adalah Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an yang telah Allah turunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Dan perintah ini tidak
berlaku terhadap Kitab Taurat, Zabur dan Injil yang ada pada
saat ini, karena keberadaan ke-3 kitab suci tersebut pada saat ini sudah
tidak lagi terjamin kesucian dan kemurniannya dari campur tangan manusia.
Saudaraku,
Dengan melihat fakta-fakta di atas, sebenarnya tidak
masalah jika kita menyebut Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injil Yohannes sebagai pembeda/untuk membedakan antara Kitab Injil yang
telah Allah turunkan kepada Nabi Isa
AS dengan Kitab Injil yang telah diubah/ditambahi/dikurangi oleh tangan-tangan
manusia/Kitab Injil yang telah ditulis oleh manusia.
Informasi tambahan
Saudaraku,
Kitab Zabur bersama Kitab Taurat (yang ada pada saat ini)
sebenarnya ada di dalam Kitab Perjanjian Lama, yang bersama Kitab Perjanjian
Baru menjadi kitab suci bagi ummat Nasrani, baik Kristen Protestan maupun
Katholik, yang dikenal sebagai Alkitab atau Bible.
Sedangkan keempat Kitab Injil tersebut,
yaitu: 1. Injil Matius (Kitab Injil yang ditulis oleh Matius), 2. Injil Markus (Kitab Injil yang ditulis oleh Yohanes Markus), 3.
Injil Lukas (Kitab Injil yang ditulis oleh Lukas) dan 4. Injil Yohanes (Kitab Injil yang ditulis oleh Yohanes), merupakan 4 kitab pertama dari 27 kitab dalam Kitab Perjanjian Baru (sebenarnya ada beberapa Kitab Injil lainnya
selain yang ditulis oleh ke-4 orang tersebut, namun hanya 4 Kitab Injil
tersebutlah yang diakui oleh gereja).
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang
berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.