بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Sabtu, 01 Mei 2021

APAKAH ADA JAMINAN DARI TUHAN, BILA BERAGAMA ISLAM PASTI MASUK SURGA BERDASARKAN AL-QURAN & HADITS?


Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, telah diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh saudara kita yang baru masuk Islam. Berikut ini pertanyaan beliau: “Apakah ada jaminan dari Tuhan, bila beragama Islam pasti masuk surga berdasarkan Al-Quran dan Hadits?”.

Saudaraku,
Perhatikan penjelasan 2 hadits berikut ini:

Ubadah bin Shamit radhiyallahu 'anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ
"Barangsiapa bersyahadat (bersaksi) bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan (bersyahadat) bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam dan ruh daripada-Nya; dan (bersyahadat) pula bahwa surga benar adanya dan neraka benar adanya; pasti Allah memasukkannya ke dalam surga [maa kaana minal ‘amal] betapapun amal yang telah diperbuatnya." (Muttafaq 'Alaih)1).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ لَا يَلْقَى اللهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ. (رواه مسلم)
"Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak diibadahi) selain Allah dan aku adalah utusan Allah, tiada-lah seorang hamba bertemu Allah (meninggal dunia) dengan membawa keduanya tanpa ada keraguan sedikitpun (terhadap) keduanya kecuali pasti ia akan masuk surga." (HR. Muslim).

Saudaraku,
Meskipun telah jelas dan sangat meyakinkan bahwa ada jaminan dari Allah SWT. melalui Rasul-Nya bila beragama Islam pada akhirnya pasti masuk surga, namun hal ini bukan berarti kita boleh menganggap ringan saja terhadap segala perbuatan maksiat.

Karena jika hal ini yang kita lakukan (yaitu jika kita menganggap ringan saja terhadap segala perbuatan maksiat), maka tanpa kita sadari, kita telah memproklamirkan diri sebagai hamba yang tidak takut kepada Allah. Padahal, Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat An Nuur ayat 52 serta surat Ar Ra’d ayat 21 – 24 berikut ini:

وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقْهِ فَأُوْلَـــٰـــئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ ﴿٥٢﴾
”Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah2) dan bertakwa3) kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan”. (QS. An Nuur. 52).

وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْـحِسَابِ ﴿٢١﴾ وَالَّذِينَ صَبَرُواْ ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُواْ الصَّلَاةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَؤُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُوْلَــــٰــئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ ﴿٢٢﴾ جَنَّــــٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّــــٰـتِهِمْ وَالْـمَلَـــٰـــئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ ﴿٢٣﴾ سَلَــــٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ ﴿٢٤﴾
(21) “dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan4), dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk”. (22) “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)”, (23) “(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu”; (24) “(sambil mengucapkan): Salamun `alaikum bima shabartum5). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. (QS. Ar Ra’d. 21 – 24).

Sedangkan dalam salah satu hadits qudsi, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman:

وَعِزَّتِى وَجَلَالِى لَا أَجْمَعُ عَلَى عَبْدِى خَوْفَيْنِ وَأَمْنَيْنِ إِذَاخَافَنِى فِى الدُّنْيَا أَمَّنْتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَإِذَاأَمِنَنِى فِى الدُّنْيَا أَخَفْتُهُ فِى الْآخِرَةِ (يَوْمَ الْقِيَامَةِ). (روه ابن حبان)
“Demi kemulyaan dan kebesaran-Ku tidak akan Aku himpun pada hamba-Ku dua kali takut dan dua kali aman. Jika ia takut kepada-Ku di dunia Aku beri aman di hari qiyamat, dan jika ia merasa aman dari-Ku di dunia Aku takutkan di akhirat (hari qiyamat)”. (HR. Ibn. Hibban).

Saudaraku,
Tak bisa dibayangkan betapa kesulitan yang tiada tara kelak di alam akhirat, jika seseorang tidak takut kepada Allah pada saat yang bersangkutan hidup di dunia ini (terlebih lagi jika yang bersangkutan sampai melakukan kejahatan yang besar dan belum sempat bertaubat saat maut menjelang).

Padahal azab yang paling ringan pada hari akhir nanti adalah seseorang yang diletakkan pada tapak kakinya dua biji batu dari neraka, kemudian otaknya mendidih karena sebab panasnya. Na’udzubillahi mindzalika!

أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُو طَالِبٍ وَهُوَ مُنْتَعِلٌ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ. (رواه مسلم)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Penduduk neraka yang siksanya paling ringan adalah Abu Thalib, dia memakai sandal dengan dua sandal (dari api neraka) mendidih karena keduanya (karena panasnya kedua sandal itu) otaknya”. (HR. Muslim).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا مَنْ لَهُ نَعْلَانِ وَشِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ يَغْلِي مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِ الْمِرْجَلُ مَا يَرَى أَنَّ أَحَدًا أَشَدُّ مِنْهُ عَذَابًا وَإِنَّهُ لَأَهْوَنُهُمْ عَذَابًا. (رواه مسلم)
“Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah orang yang memiliki dua sandal dan dua tali sandal dari api neraka, dimana otaknya akan mendidih karena panasnya sandal tersebut sebagaimana kuali mendidih. Orang tersebut merasa bahwa tidak ada seorang-pun yang siksanya lebih pedih daripadanya, padahal siksanya adalah yang paling ringan di antara mereka”. (HR. Muslim).

Saudaraku,
Lebih dari itu semua, jika seseorang menganggap ringan saja terhadap segala perbuatan maksiat, yang mana hal ini menjadi sebab bagi yang bersangkutan untuk terus dan terus bermaksiat kepada-Nya, maka hal ini artinya yang bersangkutan akan terus dan terus melupakan Allah.

اِسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَـــٰنُ فَأَنْسَـــٰـهُمْ ذِكْرَ اللهِ أُوْلَـــٰــئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَـــٰنِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَـــٰنِ هُمُ الْخَـــٰسِرُونَ ﴿١٩﴾
”Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi”. (QS. Al Mujaadilah. 19).

Karena tidaklah seseorang itu bermaksiat, ketika sedang bermaksiat dia dalam keadaan mukmin. Yang artinya adalah bahwa ketika seseorang sedang bermaksiat, dia dalam keadaan melupakan Allah.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا سَلَمَةَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَابْنَ الْمُسَيَّبِ يَقُولَانِ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ. قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَأَخْبَرَنِي عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ كَانَ يُحَدِّثُهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ثُمَّ يَقُولُ كَانَ أَبُو بَكْرٍ يُلْحِقُ مَعَهُنَّ وَلَا يَنْتَهِبُ نُهْبَةً ذَاتَ شَرَفٍ يَرْفَعُ النَّاسُ إِلَيْهِ أَبْصَارَهُمْ فِيهَا حِينَ يَنْتَهِبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ. (رواه البخارى)
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dia berkata; saya mendengar Abu Salamah bin Abdurrahman dan Ibnu Musayyab keduanya berkata, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata; sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seseorang itu berzina, ketika sedang berzina dia dalam keadaan mukmin. Tidak pula seseorang itu minum khamer ketika sedang minum khamer ia dalam keadaan mukmin. Dan tidak pula seseorang itu mencuri ketika sedang mencuri ia dalam keadaan mukmin." Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku pula Abdul Malik bin Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam bahwa Abu Bakr pernah menceritakan kepadanya dari Abu Hurairah, lalu dia berkata; "Abu Bakar menambahkan dalam hadits tersebut dengan redaksi; "Dan tidaklah seseorang merampas harta orang lain yang karenanya orang-orang memandangnya sebagai orang yang terpandang, ketika dia merampas harta tersebut dalam keadaan mukmin". (HR. Bukhari no. 5150).

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa perjuangan hidup ini tidak akan pernah ada habisnya hingga tiba saatnya ajal menjemput kita. Karena syaitan akan senantiasa menghadang kita, kapan saja, dimana saja.

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾ ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ ﴿١٧﴾
(16). Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, (17). kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)”. (QS. Al A’raaf. 16 – 17).

Dan puncak dari tipu daya syaitan itu adalah ketika mereka telah berhasil mengkafirkan seseorang pada saat ajal menjemputnya. Karena setelah ajal menjemput seseorang, maka pintu taubat telah tertutup untuknya dan taubatnya tidak akan diterima untuk selama-lamanya.

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu6), dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam7), bersabda:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدَ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ. (رواه الترمذى)   
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla8) akan menerima taubat seorang hamba ruhnya belum sampai di tenggorokan.” (HR. At-Tirmidzi).

Saudaraku,
Jika seseorang terus dan terus melupakan Allah, maka siapa yang menjamin bahwa dengan berbuat seperti itu, akan ada yang menolongnya saat sedang menghadapi sakaratul maut?

... نَسُواْ اللهَ فَنَسِيَهُمْ ... ﴿٦٧﴾
“... Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. ...”. (QS. At Taubah. 67).

Dan jika Allah telah melupakannya pada saat sakaratul maut menjelang, maka sudah pasti syaitan akan dengan mudah dapat menyesatkannya9) sehingga dia bisa wafat dalam kekafiran (wafat dalam keadaan tidak beriman). Dan jika yang bersangkutan wafat dalam kekafiran, maka dia akan tetap dalam kekafiran untuk selama-lamanya dan Allah tidak akan pernah mengampuninya, sehingga dia akan kekal di dalam api neraka. Na’udzubillahi mindzalika!

إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا ﴿٤٨﴾
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik10), dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An Nisaa’. 48).

رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَـــــٰنِ أَنْ ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ ﴿١٩٣﴾
”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seorang penyeru (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami maka ampunilah kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti”. (QS. Ali ‘Imraan. 193). Amin, ya rabbal ‘alamin!

... رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ﴿١٠٩﴾
"... Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi Rahmat. (QS. Al Mu’minuun. 109).

Semoga bermanfaat.

NB.
1)   Istilah muttafaqun ‘alaihi merupakan gabungan dari frasa muttafaq (متفق) yang artinya disepakati dan frasa ‘alaih (عليه) yang artinya atasnya. Sehingga gabungan dari dua frasa ini, muttafaq ‘alaihi artinya sesuatu yang disepakati. Mengingat istilah ini digunakan dalam ilmu hadis, maka hadis muttafaq ‘alaih artinya hadis yang disepakati keshahihannya. Istilah muttafaq ‘alaih ini biasanya digunakan untuk hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya.
2)   Yang dimaksud dengan: takut kepada Allah ialah takut kepada Allah disebabkan dosa-dosa yang telah dikerjakannya.
3)   Yang dimaksud dengan takwa2) ialah memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi, yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, tidak cukup diartikan dengan takut saja.
4)   Yaitu mengadakan hubungan silaturrahim dan tali persaudaraan.
5)   Salamun `alaikum bima shabartum artinya: keselamatan atasmu berkat kesabaranmu.
6)   Radhiyallahu 'anhu artinya: semoga ridho Allah atasnya.
7)   Shallallahu 'alaihi wasallam artinya: semoga Allah memberikan shalawat dan salam kepadanya.
8)   Allah ‘Azza Wa Jalla artinya: Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung.
9)   Penjelasan lebih terperinci terkait hal ini bisa dibaca dalam buku: “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits”, Jilid 3 pada sub-bab 11.4. & 11.5. halaman 354 – 362.
10) Syirik artinya mempersekutukan Allah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞