Assalamu’alaikum wr. wb.
Berikut ini kelanjutan dari artikel “Mengapa Mesti Keluar Dari Islam? (I)”:
(QS. Maryam. 20 – 21): (20) Maryam berkata kepada Jibril:
“Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki sedangkan tidak pernah
seorangpun manusia menyentuhku dan aku bukanlah seorang pezina?”. (21) Jibril
menjawab: “Rabmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagiku, dan kami
menjadikan-Nya (Isa) SUATU TANDA BAGI MANUSIA dan RAHMAT dari kami, itu adalah
perkara yang sudah ditetapkan”.
Saudaraku,
Berikut ini aku kutibkan surat Maryam ayat 20 – 21 secara
lengkap:
قَالَتْ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَـــٰمٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا ﴿٢٠﴾ قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَلِنَجْعَلَهُ ءَايَةً
لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِّنَّا وَكَانَ أَمْرًا مَّقْضِيًّا ﴿٢١﴾
(20) Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku
seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan
aku bukan (pula) seorang pezina!" (21) Jibril berkata: "Demikianlah.
Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami
menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal
itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan". (QS. Maryam. 20 – 21).
Tafsir Ibnu Katsir:
قَالَتْ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَـــٰمٌ
... ﴿٢٠﴾
Maryam
berkata, "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki. (Maryam:
20)
Maryam
merasa heran dengan berita tersebut, maka ia mengatakan, "Bagaimana aku
bisa punya anak laki-laki," dengan cara apakah akan terjadi kelahiran anak
laki-laki seperti itu dariku, padahal aku bukanlah wanita yang bersuami, dan
mustahil aku berbuat lacur. Karena itulah dalam ayat selanjutnya disebutkan
bahwa Maryam berkata:
... وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا ﴿٢٠﴾
sedangkan
tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan pula seorang
pezina. (Maryam: 20) Al-bagyu artinya zina.
Di
dalam hadis disebutkan bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang (memakan) maskawin pelacuran, yakni
imbalan yang diberikan kepada pelacur.
قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ
عَلَيَّ هَيِّنٌ ... ﴿٢١﴾
Jibril
berkata, "Demikianlah, Tuhanmu berfirman, 'Hal itu mudah
bagi-Ku'.” (Maryam: 21)
Maka
Malaikat itu berkata kepadanya dalam menjawab pertanyaannya, bahwa sesungguhnya
Allah telah berfirman, "Sesungguhnya Dia akan menciptakan darimu seorang
anak laki-laki, sekalipun kamu tidak punya suami dan kamu tidak pernah
melakukan perbuatan lacur." Karena sesungguhnya Dia Maha Kuasa terhadap
semua apa yang dikehendaki-Nya.
Dalam
firman selanjutnya disebutkan:
... وَلِنَجْعَلَهُ ءَايَةً لِلنَّاسِ ... ﴿٢١﴾
dan
agar Kami menjadikannya suatu tanda. (Maryam: 21)
Yaitu
petunjuk dan tanda bagi manusia tentang kekuasaan Pencipta mereka yang
meragamkan proses penciptaan makhluk-Nya. Dia menciptakan bapak mereka (Adam)
tanpa melalui ayah dan ibu, dan Dia menciptakan istrinya (Hawa) melalui
laki-laki tanpa wanita. Dan Dia menciptakan keturunannya melalui laki-laki dan
wanita, kecuali Isa, karena sesungguhnya Dia menciptakan Isa melalui wanita
saja, tanpa laki-laki. Dengan demikian, lengkaplah keempat proses penciptaan
ini yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan-Nya dan kebesaran pengaruhNya;
tidak ada Tuhan dan tidak ada Rabb selain Dia.
Firman
Allah SWT.:
... وَرَحْمَةً مِّنَّا ... ﴿٢١﴾
dan
sebagai rahmat dari Kami. (Maryam: 21). Artinya, Kami jadikan anak itu –sebagai
rahmat dari Kami – seorang nabi yang menyeru manusia untuk menyembah Allah SWT.
dan meng-esa-kanNya. Seperti yang disebutkan oleh Allah SWT. dalam ayat
lainnya, yaitu:
إِذْ قَالَتِ الْمَلَـــٰــئِكَةُ يَـــٰــمَرْيَمُ
إِنَّ اللهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ
مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ ﴿٤٥﴾ وَيُكَلِّمُ
النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَمِنَ الصَّـــٰــلِحِينَ ﴿٤٦﴾
(Ingatlah), ketika
Malaikat berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan
kamu (dengan kalahiran seorang putra yang diciptakan) dengan
kalimat (yang datang) dari-Nya, namanya Al-Masih Isa putra Maryam,
seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang
didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam
buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang
saleh.” (QS. Ali ‘Imraan: 45 – 46)
Yakni
dia menyeru manusia untuk menyembah Tuhannya sejak dalam usia buaian dan dalam
usia dewasanya.
Ibnu
Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan
kepada kami Abdur Rahim ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Marwan,
telah menceritakan kepada kami Al-Ala ibnul Haris Al-Kufi, dari Mujahid yang
mengatakan bahwa Maryam a.s. berkata: “Apabila aku sendirian, Isa yang masih
ada dalam kandunganku berbicara dan bercerita kepadaku. Apabila aku bersama
dengan orang lain, maka ia bertasbih dan bertakbir di dalam perutku”.
Firman
Allah SWT.:
... وَكَانَ أَمْرًا مَّقْضِيًّا ﴿٢١﴾
dan
hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. (Maryam: 21)
Jadi bagi yang selalu menyatakan Kristen adalah agama
yang dibawa Isa Al Masih adalah sungguh teramat sangat keliru dengan pernyataan
itu
Saudaraku,
Pernyataan tersebut memang benar adanya, bahwa Kristen
memang bukan agama yang dibawa oleh Nabi Isa Al Masih.
Dalam Al Qur’an surat Al Anbiyaa’ ayat 25 berikut ini,
diperoleh penjelasan bahwa semua nabi yang diutus Allah mendapat perintah yang
sama, yaitu menyampaikan kepada umatnya bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah,
maka sembahlah Dia. Hal ini menunjukkan bahwa nabi-nabi yang terdahulu hingga
Nabi Muhammad (sebagai nabi terakhir), semuanya beragama Islam.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي
إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَـــٰــهَ إِلَّا أَنَاْ فَاعْبُدُونِ ﴿٢٥﴾
Dan Kami* tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al Anbiyaa’.
25)
*) Terkadang Allah menggunakan
kata ganti "Aku", sedangkan pada saat yang lain Allah menggunakan
kata ganti "Kami". Pada saat Allah menggunakan kata ganti
"Aku", maka hal itu menunjukkan bahwa pada saat itu hanya Allah
sendiri yang terlibat (artinya Allah tidak melibatkan pihak yang lain).
Sedangkan pada saat Allah menggunakan kata ganti "Kami", maka hal itu
menunjukkan bahwa pada saat itu ada pihak lain yang terlibat selain Allah
sendiri (artinya Allah melibatkan pihak yang lain, selain Allah sendiri).
Mengapa demikian? Silakan disimak:
Apakah Isa Al Masih Mendirikan/Membawa Agama Baru? Kita
tahu tokoh agama yang paling berpengaruh dalam peradaban manusia, diantaranya
kita mengenal Siddhartha Gautama pendiri agama Budha. Juga ada Muhammad pembawa
agama Islam.
Bagaimana dengan Isa Al Masih? Apakah Isa Al Masih
mendirikan agama baru, atau ada misi khusus dibalik kedatangan-Nya ke dunia?
Dengan mengetahui tujuan Isa Al Masih datang ke dunia, akan menolong Anda untuk
memahami perbedaan Isa Al Masih diantara tokoh-tokoh agama di dunia.
Saudaraku,
Ketahuilah bahwa tidak ada satu Nabi-pun yang mendirikan
agama baru. Semua Nabi itu beragama Islam dan diutus oleh Allah untuk
menyampaikan Islam kepada umat manusia sebagi satu-satunya agama yang diridhoi
oleh Allah SWT. Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam beberapa ayat berikut
ini:
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا
وَلَـــٰـكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ
الْمُشْرِكِينَ ﴿٦٧﴾
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang
Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi seorang muslim* dan
sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik”. (QS Ali Imran:
67).
*) Muslim ( مُسْلِم ) adalah orang yang beragama Islam, yaitu orang yang tunduk dan
patuh mengikuti secara lahir dan batin terhadap ajaran-ajaran (hukum-hukum)
agama Islam.
وَقَالَ مُوسَىٰ يَا قَوْمِ إِن كُنتُمْ ءَامَنتُم بِاللهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُواْ إِن
كُنتُم مُّسْلِمِينَ ﴿٨٤﴾
Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada
Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang muslim".(QS.
Yunus. 84).
قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْـمَلَؤُاْ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ
كِتَابٌ كَرِيمٌ ﴿٢٩﴾ إِنَّهُ مِن سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَـــٰنِ الرَّحِيمِ ﴿٣٠﴾ أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي
مُسْلِمِينَ ﴿٣١﴾
(29) Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar,
sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. (30)
Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya: “Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (31) Bahwa janganlah
kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai
orang-orang muslimin*”. (QS An Naml. 29 – 31).
*) Muslimin (orang-orang yang
beragama Islam) adalah bentuk jamak dari muslim (orang yang beragama Islam).
فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللهِ
قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللهِ ءَامَنَّا بِاللهِ وَاشْهَدْ
بِأَنَّا مُسْلِمُونَ ﴿٥٢﴾
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani
Israil) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku
untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia
Nabi Isa) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman
kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslimin. (QS Ali Imran. 52)
Sekali lagi kusampaikan bahwa tidak ada satu Nabi-pun
yang mendirikan agama baru. Semua Nabi itu beragama Islam dan diutus oleh Allah
untuk menyampaikan Islam kepada umat manusia sebagi satu-satunya agama yang
diridhoi oleh Allah.
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللهِ الْإِسْلَامُ ... ﴿١٩﴾
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam. ...”. (QS. Ali ‘Imraan. 19).
... الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ... ﴿٣﴾
“… Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu ...”.
(QS. Al Maa-idah. 3).
وَمَن
يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَــٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ
مِنَ الْخَـــٰسِرِينَ ﴿٨٥﴾
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali ‘Imraan. 85).
... وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ
كَافِرٌ فَأُوْلَــٰـــئِكَ حَبِطَتْ
أَعْمَــٰــلُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُوْلَــٰــئِكَ أَصْحَــٰـبُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَــٰـلِدُونَ ﴿٢١٧﴾
”... Barangsiapa yang murtad
di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah
yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al Baqarah. 217).
Arti kata agama:
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, agama merupakan sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) kepada Tuhan yang Mahakuasa, tata
peribadatan, dan tata kaidah yang bertalian dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.
Arti kata agama:
Tata keimanan atau kaidah umat Islam, terdapat dalam kitab
suci yang saya yakini dulu yaitu Al Qur’an.
Arti kata agama:
Bagi umat Budha, terdapat dalam Tripitaka
Arti kata agama:
Kaidah umat Kristen terdapat dalam Alkitab (Taurat,
Zabur, Kitab Nabi-Nabi, dan Injil).
Saudaraku,
Dien
itu agama atau religon, namun berbeda pengertiannya dengan yang umumnya
dipahami oleh orang tentang istilah agama. Sebagian orang mengatakan bahwa
agama berasal dari dua kata, a = tidak dan gama = kacau. Jadi agama adalah
sekedar tidak ada kekacauan.
Dan
memang agama atau dien Islam itu bukan semata-mata terkungkung dalam wilayah
penyembahan ritual manusia kepada Tuhan, melainkan termasuk juga semua jenis
peraturan dan undang-undang yang Allah ciptakan.
Saudaraku,
Untuk bagian yang ini, tidak banyak yang bisa aku
sampaikan karena secara umum memang seperti itulah pengertian tentang agama.
Apakah Isa Al Masih adalah pendiri agama Kristen? Jelas
tidak!
Saudaraku,
Untuk bagian yang ini tidak perlu dibahas lagi karena
sudah dibahas pada bagian sebelumnya dari artikel ini.
Asal Mula Kata Kristen:
Kitab Suci Allah mengajarkan semua Nabi Allah yang datang
ke dunia tidak ada yang datang dengan misi sebuah agama tertentu.
Asal Mula Kata Kristen:
Mereka datang dengan tujuan memberitakan “jalan” Allah.
Agar manusia kembali ke jalan Allah.
Pada mulanya istilah “Kristen” dipakai oleh orang-orang
non-pengikut Isa di daerah Antiokhia. Kata “Kristen” adalah kata ejekan dan
penghinaan terhadap pengikut Isa pada masa itu. Karena orang-orang di Antiokhia
tersebut melihat perbuatan, keseharian, dan kata-kata pengikut Isa sama seperti
Isa Al Masih. Maka secara harafiah, istilah “Kristen” dapat diartikan “menjadi
bagian dari kelompok Isa Al Masih”.
Saudaraku,
Untuk bagian yang ini, tidak banyak yang bisa aku
sampaikan karena secara umum memang seperti itulah keyakinan mereka umat
Kristiani.
Lantas, Apa Tujuan Isa Datang Ke Dunia?
Ratusan tahun sebelum kedatangan Isa Al Masih ke dunia,
seorang Nabi Allah membuat ramalannya tentang Isa. Ia menuliskan: “Tetapi dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh
bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” Yesaya 53:5
Penggenapan atas ramalan tersebut tertulis dalam Kitab
Suci Injil. Dikatakan: “tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam
lambung-Nya (Isa) dengan tombak ...” Yohanes 19:34
Saudaraku,
Tujuan diutusnya Nabi Isa Al Masih ke dunia adalah sama
dengan diutusnya para Nabi yang lainnya, yaitu:
1. Mengajak
manusia beribadah kepada Allah dan meninggalkan sesembahan selain-Nya.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا
فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُواْ اللهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّــــٰــغُوتَ ... ﴿٣٦﴾
Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut* itu”, ... (QS. An Nahl. 36)
*) Yang dimaksud dengan Thaghut
ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah SWT.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي
إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَـــٰــهَ إِلَّا أَنَاْ فَاعْبُدُونِ ﴿٢٥﴾
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al Anbiyaa’.
25)
2. Menyampaikan
syari’at Allah kepada manusia dan menjelaskan agama yang diturunkan kepada
manusia.
يَا أَيُّهَا
الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا
بَلَّغْتَ رِسَالَــتَهُ وَاللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللهَ لَا
يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَـــٰـفِرِينَ ﴿٦٧﴾
Hai Rasul,
sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. Al Maa-idah. 67).
3. Menunjukkan umat kepada kebaikan dan
menyampaikan kabar kepada mereka tentang pahala yang disiapkan bagi pelakunya,
serta memperingatkan kepada mereka dari kejelekan dan siksaan yang disiapkan
untuk yang melanggarnya.
رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا
يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ اللهُ عَزِيزًا
حَكِيمًا ﴿١٦٥﴾
(Mereka kami utus) selaku
rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada
alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan
adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An Nisaa’. 165).
4. Memperbaiki
manusia dengan teladan dan contoh yang baik dalam perkataan dan perbuatan.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ
فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ
الْآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا ﴿٢١﴾
Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS. Al Ahzaab. 21).
5. Menegakkan dan menerapkan syari’at Allah diantara
hamba-hambaNya.
وَأَنِ احْكُم بَيْنَهُم بِمَا أَنزَلَ اللهُ
وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَن يَفْتِنُوكَ عَن بَعْضِ مَا
أَنزَلَ اللهُ إِلَيْكَ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللهُ أَن
يُصِيبَهُم بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ لَفَـــٰسِقُونَ ﴿٤٩﴾
Dan hendaklah kamu
memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah
diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah
diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al
Maa-idah. 49).
6. Menjadi saksi sampainya hujjah kepada manusia.
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي
كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِم مِّنْ أَنفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا
عَلَىٰ هَـٰـؤُلَاءِ وَنَزَّلْنَا
عَلَيْكَ الْكِتَـــٰبَ تِبْيَــٰــنًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى
وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ ﴿٨٩﴾
(Dan ingatlah) akan
hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka
dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas
seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri. (QS. An Nahl. 89).
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَـــٰــكُمْ أُمَّةً وَسَطًا
لِّتَكُونُواْ شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
... ﴿١٤٣﴾
“Dan demikian (pula)
Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi
atas (perbuatan) kamu. ...”. (QS. Al Baqarah. 143).
{ Bersambung; tulisan ke-2 dari 3
tulisan }
Tidak ada komentar:
Posting Komentar