Assalamu’alaikum wr. wb.
Seorang akhwat1)
(teman sekolah di SMPN 1 Blitar) telah menyampaikan pernyataan sebagai berikut: “Pak Imron, mohon maaf mau tanya. Saya pernah dikasih tahu tetangga teman
ngaji, katanya kalau mau membaca surat Taubah itu haram baca basmalah? Mohon penjelasannya Pak Imron. Mohon maaf pagi-pagi sudah tanya-tanya”.
TANGGAPAN
Benar wahai saudaraku bahwa saat membaca surat
At Taubah, kita memang diharamkan untuk membaca basmalah2). Berikut ini penjelasannya:
Saudaraku,
Surat At Taubah
terdiri atas 129 ayat dan termasuk
golongan surat-surat Madaniyyah.
Surat ini dinamakan
surat “At Taubah”
yang berarti pengampunan berhubung kata “At
Taubah” berulang kali disebut dalam surat
ini. Dinamakan juga dengan surat “Baraah”
yang berarti berlepas diri yang di sini maksudnya pernyataan pemutusan
perhubungan, disebabkan kebanyakan pokok pembicaraannya tentang pernyataan
pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin.
Saudaraku,
Berlainan dengan
surat-surat yang lain dalam Al Qur’an,
pada permulaan surat ini tidak terdapat basmalah, karena surat ini adalah
pernyataan perang total dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan
untuk memerangi seluruh kaum musyrikin.
Sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah SWT3).
Saudaraku,
Surat ini
diturunkan sesudah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H.
Pengumuman ini disampaikan oleh Saidina 'Ali radhiyallahu ‘anhu pada musim haji tahun itu juga.
Sebagai
informasi tambahan, ketahuilah bahwa secara istilah, Al Qur’an adalah kitab
suci umat Islam yang di dalamnya berisi firman-firman Allah SWT yang diturunkan
kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai mukjizat. Al
Qur’an disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah SWT dengan perantara
malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
membacanya bernilai ibadah.
Sedangkan dari
segi bahasa, Al Qur’an merupakan kata dalam Bahasa Arab yang artinya adalah
“bacaan” atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Oleh karena itu, sudah
seharusnya bagi setiap muslim untuk menjadikan Al Qur’an sebagai bacaan utama
dalam hidupnya.
إِنَّهُ
لَقُرْءَانٌ كَرِيمٌ ﴿٧٧﴾ فِي كِتَـــٰبٍ مَّكْنُونٍ ﴿٧٨﴾ لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا
الْمُطَهَّرُونَ ﴿٧٩﴾ تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ الْعَـــٰـــلَمِينَ ﴿٨٠﴾ أَفَبِهَــٰـذَا
الْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ ﴿٨١﴾
(77).
sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, (78). pada kitab
yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), (79). tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba
yang disucikan. (80). Diturunkan dari Tuhan semesta alam. (81). Maka apakah
kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?, (QS. Al Waaqi’ah. 77 – 81).
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang
berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
NB.
1) Akhwat ini sebenarnya
adalah bentuk jamak dari ukhti, namun setelah diserap ke dalam Bahasa
Indonesia, telah terjadi pergeseran. Sama halnya dengan kata: ‘ulama' ( عُلَمَاءُ )
yang juga merupakan bentuk jamak dari ‘alim ( عَالِمٌ ), namun setelah diserap ke dalam Bahasa Indonesia juga telah
mengalami pergeseran. Sehingga kita sangat familiar mendengar kalimat berikut
ini: “Beliau adalah seorang ‘ulama'
yang kharismatik”. Dan malah terdengar aneh di telinga kita saat mendengar
kalimat berikut ini: “Beliau adalah seorang ‘alim
yang
kharismatik”.
2) Yang dimaksud dengan basmalah adalah kalimat:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
Yang artinya adalah: “Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
3) Sumber rujukan: “Al Qur’an Dan Terjemahnya”, Departemen Agama Republik Indonesia.
