Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Perhatikan beberapa kasus berikut ini:
Kasus 1:
◊ Jika seorang mahasiswa ditanya, mengapa
menyontek? Maka jawabnya adalah untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.
◊ Kemudian jika yang bersangkutan ditanya mengapa
ingin mendapatkan nilai yang lebih baik? Maka jawabnya adalah agar peluang
untuk mendapatkan pekerjaan menjadi lebih mudah.
◊ Selanjutnya jika yang bersangkutan ditanya mengapa
ingin mendapatkan pekerjaan dengan
mudah? Maka jawabnya adalah agar bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
◊ Berikutnya jika yang bersangkutan ditanya mengapa
ingin bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik? Maka jawabnya adalah agar
bisa mendapatkan kebahagiaan.
Kasus 2:
◊ Jika seorang mahasiswa yang baru
lulus ditanya,
mengapa mencari pekerjaan dengan cara-cara yang culas (nyogok, nepotisme, dll)?
Maka jawabnya adalah agar bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah.
◊ Selanjutnya jika yang bersangkutan ditanya mengapa
ingin mendapatkan pekerjaan dengan mudah? Maka jawabnya adalah agar bisa
mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
◊ Berikutnya jika yang bersangkutan ditanya mengapa
ingin bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik? Maka jawabnya adalah agar
bisa mendapatkan kebahagiaan.
Kasus 3:
◊ Jika seorang pedagang ditanya, mengapa musti mengurangi timbangan?
Maka jawabnya adalah agar bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan mudah.
◊ Selanjutnya jika yang bersangkutan ditanya mengapa
ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan mudah? Maka jawabnya
adalah agar bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
◊ Berikutnya jika yang bersangkutan ditanya mengapa
ingin bisa mendapatkan penghidupan yang lebih baik? Maka jawabnya adalah agar
bisa mendapatkan kebahagiaan.
Demikian seterusnya.
Padahal sumber kebahagiaan yang
hakiki itu adalah Allah. Artinya
dari Allah-lah
kebahagiaan itu berasal. Dengan kata lain, hanya Allah-lah yang bisa memberikan
kebahagiaan. Sedangkan para malaikat, para nabi, orang-orang shalih, para wali (apalagi
syaitan) serta semua makhluk lainnya tidak ada satupun yang bisa memberikan
kebahagiaan kepada kita.
...
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ... ﴿٩٧﴾
“..., maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik ...”. (QS. An Nahl. 97).
مَا يَفْتَحِ اللهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ
لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِن بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ ﴿٢﴾
Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa
rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang
ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya
sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Faathir. 2).
قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا
مَا شَاءَ اللهُ ... ﴿١٨٨﴾
Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfa`atan bagi
diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. ...”.
(QS.Al-A’raaf. 188).
Saudaraku,
Sekali lagi kusampaikan bahwa sumber kebahagiaan yang
hakiki itu adalah Allah. Artinya dari Allah-lah kebahagiaan itu berasal. Maka
bagaimana mungkin seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, jika cara
untuk mendapatkannya justru dengan cara-cara yang dilarang oleh-Nya?
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا أَبُو
نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا فُضَيْلُ بْنُ مَرْزُوقٍ عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ
أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ
إِلَّا طَيِّبًا وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ
الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا
إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ {وَقَالَ }يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ {قَالَ وَذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَهُ
إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ
وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟
(رواه الترمذى)
Telah
menceritakan kepada kami ['Abd bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Abu
Nu'aim] telah menceritakan kepada kami [Fudlail bin Marzuq] dari [Adi bin
Tsabit] dari [Abu Hazim] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah
Maha Baik dan hanya menerima yang baik, sesungguhnya Allah memerintahkan kaum
mukminin seperti yang diperintahkan kepada para rasul, Dia berfirman:
"Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah
amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mu’minuun: 51). Dan
Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu...” (QS. Al-Baqarah: 172)." Lalu beliau
menyebutkan tentang orang yang memperlama perjalanannya (melakukan perjalanan jauh), rambutnya acak-acakan dan berdebu, ia membentangkan
tangannya ke langit sambil berdo'a; "Ya Rabb, ya Rabbi, " sementara
makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diliputi dengan yang
haram (dicukupi dari yang haram), lalu bagaimana akan dikabulkan do'anya." (HR. Tirmidzi no. 2915).
♦ Janganlah kita terpedaya oleh tipu daya
syaitan yang terkutuk
Saudaraku,
Jika hal ini yang terjadi, yaitu jalan yang ditempuh
untuk mendapatkan kebahagiaan adalah jalan yang dilarang oleh-Nya (yang artinya
adalah menempuh jalannya syaitan), maka yang didapatkan hanyalah kebahagiaan yang semu belaka
yang pada akhirnya hanya akan berujung kepada kehancuran yang sebenar-benarnya.
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ
لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَّكُمْ فَلَمَّا
تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِّنكُمْ إِنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّيَ أَخَافُ اللهَ وَاللهُ شَدِيدُ
الْعِقَابِ ﴿٤٨﴾
Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik
pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat
menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah
pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat
melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya
saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu
sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan
Allah sangat keras siksa-Nya. (QS. Al Anfaal. 48).
تَاللهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَـــٰنُ أَعْمَــٰــلَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٦٣﴾
Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul
Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu
memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin
mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. (QS. An Nahl. 63).
وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأَمْرُ إِنَّ اللهَ
وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدتُّكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ
عَلَيْكُم مِّن سُلْطَانٍ إِلاَّ أَن دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلاَ
تَلُومُونِي وَلُومُواْ أَنفُسَكُم مَّا أَنَاْ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنتُمْ
بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِن قَبْلُ إِنَّ
الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٢٢﴾
Dan
berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya
Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan
kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku
terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku,
oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu
sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak
dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu
mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”.
Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS.
Ibrahim. 22).
Saudaraku,
Ketahuilah bahwa syaitan menakut-nakuti kita dengan
kemiskinan dan menyuruh kita berbuat kejahatan, sedang Allah menjanjikan untuk kita
ampunan dan karunia. Dan Allah adalah Tuhan Yang Maha Luas karunia-Nya lagi
Maha Mengetahui.
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُم
بِالْفَحْشَاءِ وَاللهُ يَعِدُكُم مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلاً وَاللهُ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ ﴿٢٦٨﴾
“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan
kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah. 268).
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلَا
تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللهِ الْغَرُورُ ﴿٥﴾
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka
sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali
janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (QS.
Faathir. 5).
Oleh karena itu, semenjak sekarang dan jangan ditunda-tunda
lagi, pegang-teguhlah kejujuran dan jangan mudah terpedaya oleh syaitan jika kita
memang ingin mendapatkan kebahagiaan yang hakiki. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
memerintahkan kita untuk bersegera dalam amalan yang berkenaan dengan akhirat.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلتُّؤَدَةُ
فِى كُلِّ شَيْءٍ خَيْرٌ اِلَّا فِى عَمَلِ الْاٰخِرَةِ. (رواه ابو داود والْحَاكِمُ)
“Perlahan-lahan dalam segala hal adalah baik, kecuali dalam
amalan
yang berkenaan dengan akhirat”. (HR. Abu Dawud dan Al Hakim).
Saudaraku,
Nyontek saat ujian, bekerjasama dengan mahasiswa lain
saat ujian, melakukan plagiasi saat mengerjakan skripsi, melakukan korupsi,
menipu orang lain demi keuntungan pribadi, serta semua perbuatan maksiat lainnya,
tinggalkan semuanya itu sejauh-jauhnya dan jangan pernah diambil lagi. Karena
hidup ini tak ‘kan bahagia tanpa ada ridho dari-Nya.
Sekali lagi kusampaikan, bahwa hidup ini tak ‘kan bahagia
tanpa ada ridho dari-Nya.
الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّـــٰــلِحَــٰتِ طُوبَىٰ لَهُمْ وَحُسْنُ مَئَابٍ ﴿٢٩﴾
Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (QS. Ar Ra’d. 29).
مَنْ عَمِلَ صَــٰــلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ
أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ﴿٩٧﴾
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS.
An Nahl. 97).
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّـــٰلِحَـــٰتِ أُوْلَـــٰــئِكَ هُمْ خَيْرُ
الْبَرِيَّةِ ﴿٧﴾ جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّـــٰتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَـــٰــرُ خَـــٰـلِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَّضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ ﴿٨﴾
(7) “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”. (8) “Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya”.
(QS. Al Bayyinah. 7 – 8).
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي
إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَـــٰدِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾
(27) Hai jiwa yang tenang. (28) Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (29) Maka masuklah ke dalam jama'ah
hamba-hamba-Ku, (30) dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al Fajr. 27 – 30).
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang
berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar