Assalamu’alaikum wr. wb.
Berikut ini kutipan pernyataan
seorang sahabat dalam sebuah diskusi di Grup WhatsApp SMAN 1 Blitar: “Rata-rata usia kita 60 – 70 tahun saja. Di atas 70 jarang, di atas
80 lebih jarang, di atas 90 bisa dihitung dengan jari dari 1 angkatan. Setelah
3 generasi nama kita sudah dilupakan, tinggal debu yang beterbangan. Tinggal
amal perbuatan, amal jariyah”.
TANGGAPAN
Benar sekali wahai saudaraku, bahwa rata-rata
usia kita hanyalah 60 – 70 tahun saja. Sedangkan yang bisa mecapai usia di atas
70 jarang, di atas 80 lebih jarang lagi, apalagi di atas 90 bisa dihitung dengan
jari dari 1 angkatan. Perhatikan penjelasan sebuah Hadits yang diriwayatkan
oelh Imam Ibnu Majah berikut ini:
حَدَّثَنَا
الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُحَمَّدٍ
الْمُحَارِبِيُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعْمَارُ
أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ
ذَلِكَ. (رواه ابن ماجه)
Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Arafah]
telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Muhammad Al Muharibi] dari
[Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Usia ummatku berkisar antara enam puluh
sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit sekali mereka yang melebihi (usia)
tersebut”. (HR. Ibnu Majah no. 4226).
Saudaraku
mengatakan bahwa setelah 3 generasi nama kita sudah dilupakan, tinggal debu yang
beterbangan (kecuali hanya sebagian orang yang menjadi tokoh-tokoh penting yang
mengisi lembaran sejarah saja yang masih diingat orang).
Ini juga
sesuai fakta. Karena kebanyakan kita hanya mengenal sampai nenek/kakek buyut
saja (3 generasi di atas kita). Di atasnya lagi, pada umumnya sudah tidak kita
kenal lagi.
Sekedar info: 1 generasi di atas kita
adalah kedua orangtua kita (ibu/ayah), 2 generasi di atas kita adalah
nenek/kakek kita, 3 generasi di atas kita adalah nenek/kakek buyut kita, 4
generasi di atas kita adalah nenek/kakek canggah kita, dst.
Saudaraku,
Benar
bahwa selama di alam barzah*), pahala seseorang masih bisa bertambah
(demikian juga dengan dosanya). Perhatikan penjelasan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa Hadits berikut ini:
√ Selama di alam
barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika yang
bersangkutan mempunyai anak yang sholih yang senantiasa mendo’akannya
serta memenuhi janji-janjinya yang belum sempat ditunaikannya selama masa
hidupnya di alam dunia.
√ Selama di alam
barzah, dosa seseorang yang sudah wafat masih bisa berkurang jika yang
bersangkutan mempunyai anak yang sholih yang senantiasa memohonkan ampunan untuknya.
بَيْنَانَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلِمَةَ
فَقَالَ
يَارَسُولَ اللهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ
بَعْدَمَوْتِهِمَا؟ فَقَالَ نَعَمْ: اَلصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالْإِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا
مِنْ بَعْدِهِمَا. وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لَا
تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكرَامُ صَدِيْقِهِمَا (رواه ابو داود وابن
ماجه)
Ketika kami duduk bersama
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, tiba-tiba
datang seorang dari Bani Salimah bertanya: “Ya Rasulullah, apakah ada amal untuk berbakti kepada kedua ayah atau ibu
sesudah wafat keduanya?”. Jawab Rasulullah: Ya!
1. mendo’akan keduanya.
2. dan meminta ampun untuk keduanya.
3. dan memenuhi janji
keduanya setelah keduanya meninggal dunia.
4. menjalin
hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak
pernah terjalin.
5. dan memuliakan teman
dekat keduanya. (HR. Abu Daud no. 5142 dan Ibnu Majah no. 3664).
√ Selama di alam
barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika yang
bersangkutan mempunyai anak yang sholih yang senantiasa
bersedekah untuknya.
أَنْبَأَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ - رضى
الله عنهما - أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ - رضى الله عنه - تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ
وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ
وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا
قَالَ نَعَمْ . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ
عَلَيْهَا.
(رواه البخارى)
Ibnu Abbas
memberitakan kepada kami bahwa Sa'ad bin Ubadah r.a. sedang tidak ada di tempat
ketika ibunya meninggal. Ia berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya ibuku
wafat, sedang saya tidak di sana. Apakah sesuatu berguna untuknya, jika
kusedekahkan untuknya?" Beliau menjawab, "Ya." Ia berkata,
"Sesungguhnya saya persaksikan kepadamu bahwa kebunku Al Mikhraf menjadi
sedekah untuk ibuku." (HR. Bukhari)
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِىِّ - صلى
الله عليه وسلم - إِنَّ أَبِى مَاتَ وَتَرَكَ مَالًا وَلَمْ يُوصِ فَهَلْ
يُكَفِّرُ عَنْهُ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهُ قَالَ نَعَمْ. (رواه مسلم)
Seseorang
berkata kepada Nabi, "Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan tidak
berwasiat, apakah sedekahku bisa menebus (kesalahan)-nya?" Beliau menjawab, "Ya" (HR. Muslim).
√ Selama di alam
barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika yang
bersangkutan mempunyai anak yang sholih yang senantiasa
mendo’akannya.
√ Selama di alam
barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika selama masa
hidupnya di dunia mempunyai shadaqah jariyah serta ilmu yang bermanfaat, yang
keduanya masih diambil manfaatnya oleh mereka yang masih hidup di dunia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ؛ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ،
أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ الَّذِي يَدْعُو لَهُ. (رواه
مسلم)
“Apabila
manusia telah mati, terputuslah amalannya kecuali tiga hal: shadaqah jariyah, ilmu
yang bermanfaat,
atau anak shalih yang mendo’akannya.”
(HR. Muslim(.
√ Selama di alam
barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika selama masa
hidupnya di dunia dia pernah mengajak kebaikan kepada orang lain dan
orang-orang masih terus mengamalkan kebaikan tersebut.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ
وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ
يَعْنُونَ ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ دَعَا إِلَى
هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ
ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ
الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ
شَيْئًا.
(رواه مسلم)
48.15/4831. Telah menceritakan
kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id dan Ibnu Hujr, mereka
berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al 'Ala
dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah bersabda: “Barang siapa mengajak
kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh
orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.
Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa
sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa
mereka sedikitpun”. (HR. Muslim).
Saudaraku,
Sekali
lagi kusampaikan bahwa selama di alam barzah, pahala seseorang masih bisa
bertambah (demikian juga dengan dosanya) sebagaimana penjelasan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa Hadits di atas.
Namun setelah 3 generasi nama kita sudah
dilupakan orang, tinggal debu yang beterbangan. Hal ini berarti bahwa sudah
tidak ada lagi yang peduli dengan keberadaan kita. Bahkan sekedar mengingat
nama kitapun, sudah tidak ada lagi.
Sehingga
pada saat itu sudah tidak ada lagi yang mendo’akan kita, sudah tidak ada lagi
yang memenuhi janji-janji kita yang belum sempat kita
tunaikan selama masa hidup kita di alam dunia ini, sudah tidak
ada lagi yang memohonkan ampunan untuk kita, sudah
tidak ada lagi yang bersedekah untuk kita, dan bisa
jadi sudah tidak ada lagi yang mengambil manfaat dari shadaqah jariyah
kita (karena sudah rusak, hilang, atau sebab-sebab yang lainnya).
Saudaraku,
Bisa jadi pada
saat itu harapan kita akan tambahan pahala hanya tinggal satu saja yaitu ilmu yang
bermanfaat, yang barangkali masih diamalkan orang. Sementara perjalanan kita di
alam barzah masih teramat panjang, yaitu dimulai dari saat kita wafat hingga
kita dibangkitkan nantinya.
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَمْرِو
بْنِ حَزْمٍ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى
مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ
وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ. (رواه البخارى)
61.101/6033. Telah menceritakan
kepada kami Al Humaidi telah menceritakan kepada kami Sufyan
telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Bakar bin Amru bin Hazm
ia mendengar Anas bin Malik menuturkan, Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: “Mayyit
diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya,
ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan
kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya”. (HR. Bukhari).
Oleh karena itu persiapkan diri kita sendiri dan tidak
perlu berharap banyak kepada yang lain karena seandainya mempunyai anak yang
sholih, maksimal hanya bisa memberi manfaat sebentar saja yaitu selama anak
tersebut masih hidup dan masih senantiasa berbakti kepada orang tuanya.
Demikian pula dengan pihak-pihak yang lain, yang dalam waktu singkat akan
melupakan kita semua.
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَـــٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ﴿٣٩﴾ وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ ﴿٤٠﴾ ثُمَّ يُجْزَىٰهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ ﴿٤١﴾
(39) dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya. (40) Dan bahwasanya usahanya itu kelak
akan diperlihatkan (kepadanya). (41) Kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna, (QS. An Najm. 39 – 41).
رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَـــــٰنِ أَنْ ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا رَبَّنَا
فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
﴿١٩٣﴾
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya
kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu
kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami
dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan
wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. (QS. Ali ‘Imran. 193).
...
رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٨﴾
"… Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya
kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu". (QS. At Tahriim. 8).
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang
berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
NB.
*) Barzakh artinya perantara. Alam barzakh merupakan alam di antara alam
dunia dengan alam setelah hari kebangkitan.
... وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٠٠﴾
“... Dan
di hadapan mereka ada barzah sampai pada hari mereka
dibangkitkan”. (QS. Al Mu’minuun. 100).
{ Bersambung; tulisan ke-1 dari 2
tulisan }