بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Sabtu, 01 April 2023

PERSIAPKAN DIRIMU SENDIRI (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.
 
Berikut ini kutipan pernyataan seorang sahabat dalam sebuah diskusi di Grup WhatsApp SMAN 1 Blitar: “Rata-rata usia kita 60 – 70 tahun saja. Di atas 70 jarang, di atas 80 lebih jarang, di atas 90 bisa dihitung dengan jari dari 1 angkatan. Setelah 3 generasi nama kita sudah dilupakan, tinggal debu yang beterbangan. Tinggal amal perbuatan, amal jariyah”.
 
TANGGAPAN
 
Benar sekali wahai saudaraku, bahwa rata-rata usia kita hanyalah 60 – 70 tahun saja. Sedangkan yang bisa mecapai usia di atas 70 jarang, di atas 80 lebih jarang lagi, apalagi di atas 90 bisa dihitung dengan jari dari 1 angkatan. Perhatikan penjelasan sebuah Hadits yang diriwayatkan oelh Imam Ibnu Majah berikut ini:
 
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُحَارِبِيُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ. (رواه ابن ماجه)
Telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin 'Arafah] telah menceritakan kepadaku [Abdurrahman bin Muhammad Al Muharibi] dari [Muhammad bin 'Amru] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Usia ummatku berkisar antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit sekali mereka yang melebihi (usia) tersebut”. (HR. Ibnu Majah no. 4226).
 
Saudaraku mengatakan bahwa setelah 3 generasi nama kita sudah dilupakan, tinggal debu yang beterbangan (kecuali hanya sebagian orang yang menjadi tokoh-tokoh penting yang mengisi lembaran sejarah saja yang masih diingat orang).
 
Ini juga sesuai fakta. Karena kebanyakan kita hanya mengenal sampai nenek/kakek buyut saja (3 generasi di atas kita). Di atasnya lagi, pada umumnya sudah tidak kita kenal lagi.
 
Sekedar info: 1 generasi di atas kita adalah kedua orangtua kita (ibu/ayah), 2 generasi di atas kita adalah nenek/kakek kita, 3 generasi di atas kita adalah nenek/kakek buyut kita, 4 generasi di atas kita adalah nenek/kakek canggah kita, dst.
 
Saudaraku,
Benar bahwa selama di alam barzah*), pahala seseorang masih bisa bertambah (demikian juga dengan dosanya). Perhatikan penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa Hadits berikut ini:
 
   Selama di alam barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika yang bersangkutan mempunyai anak yang sholih yang senantiasa mendo’akannya serta memenuhi janji-janjinya yang belum sempat ditunaikannya selama masa hidupnya di alam dunia.

   Selama di alam barzah, dosa seseorang yang sudah wafat masih bisa berkurang jika yang bersangkutan mempunyai anak yang sholih yang senantiasa memohonkan ampunan untuknya.
 
بَيْنَانَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلِمَةَ فَقَالَ يَارَسُولَ اللهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَمَوْتِهِمَا؟ فَقَالَ نَعَمْ: اَلصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالْإِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا. وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكرَامُ صَدِيْقِهِمَا (رواه ابو داود وابن ماجه)
Ketika kami duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, tiba-tiba datang seorang dari Bani Salimah bertanya: “Ya Rasulullah, apakah ada amal untuk berbakti kepada kedua ayah atau ibu sesudah wafat keduanya?”. Jawab Rasulullah: Ya!
1.  mendo’akan keduanya.
2.  dan meminta ampun untuk keduanya.
3.  dan memenuhi janji keduanya setelah keduanya meninggal dunia.
4.  menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin.
5.  dan memuliakan teman dekat keduanya. (HR. Abu Daud no. 5142 dan Ibnu Majah no. 3664).
 
   Selama di alam barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika yang bersangkutan mempunyai anak yang sholih yang senantiasa bersedekah untuknya.
 
أَنْبَأَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ - رضى الله عنه - تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا. (رواه البخارى)
Ibnu Abbas memberitakan kepada kami bahwa Sa'ad bin Ubadah r.a. sedang tidak ada di tempat ketika ibunya meninggal. Ia berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya ibuku wafat, sedang saya tidak di sana. Apakah sesuatu berguna untuknya, jika kusedekahkan untuknya?" Beliau menjawab, "Ya." Ia berkata, "Sesungguhnya saya persaksikan kepadamu bahwa kebunku Al Mikhraf menjadi sedekah untuk ibuku." (HR. Bukhari)
 
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - إِنَّ أَبِى مَاتَ وَتَرَكَ مَالًا وَلَمْ يُوصِ فَهَلْ يُكَفِّرُ عَنْهُ أَنْ أَتَصَدَّقَ عَنْهُ قَالَ نَعَمْ. (رواه مسلم)
Seseorang berkata kepada Nabi, "Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan tidak berwasiat, apakah sedekahku bisa menebus (kesalahan)-nya?" Beliau menjawab, "Ya" (HR. Muslim).
 
   Selama di alam barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika yang bersangkutan mempunyai anak yang sholih yang senantiasa mendo’akannya.
 
   Selama di alam barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika selama masa hidupnya di dunia mempunyai shadaqah jariyah serta ilmu yang bermanfaat, yang keduanya masih diambil manfaatnya oleh mereka yang masih hidup di dunia.
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ؛ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ الَّذِي يَدْعُو لَهُ. (رواه مسلم)  
“Apabila manusia telah mati, terputuslah amalannya kecuali tiga hal: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim(.
 
   Selama di alam barzah, pahala seseorang yang sudah wafat masih bisa bertambah jika selama masa hidupnya di dunia dia pernah mengajak kebaikan kepada orang lain dan orang-orang masih terus mengamalkan kebaikan tersebut.
 
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ يَعْنُونَ ابْنَ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا. (رواه مسلم)
48.15/4831. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id dan Ibnu Hujr, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al 'Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: “Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim).
 
Saudaraku,
Sekali lagi kusampaikan bahwa selama di alam barzah, pahala seseorang masih bisa bertambah (demikian juga dengan dosanya) sebagaimana penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa Hadits di atas.
 
Namun setelah 3 generasi nama kita sudah dilupakan orang, tinggal debu yang beterbangan. Hal ini berarti bahwa sudah tidak ada lagi yang peduli dengan keberadaan kita. Bahkan sekedar mengingat nama kitapun, sudah tidak ada lagi.
 
Sehingga pada saat itu sudah tidak ada lagi yang mendo’akan kita, sudah tidak ada lagi yang memenuhi janji-janji kita yang belum sempat kita tunaikan selama masa hidup kita di alam dunia ini, sudah tidak ada lagi yang memohonkan ampunan untuk kita, sudah tidak ada lagi yang bersedekah untuk kita, dan bisa jadi sudah tidak ada lagi yang mengambil manfaat dari shadaqah jariyah kita (karena sudah rusak, hilang, atau sebab-sebab yang lainnya). 
 
Saudaraku,
Bisa jadi pada saat itu harapan kita akan tambahan pahala hanya tinggal satu saja yaitu ilmu yang bermanfaat, yang barangkali masih diamalkan orang. Sementara perjalanan kita di alam barzah masih teramat panjang, yaitu dimulai dari saat kita wafat hingga kita dibangkitkan nantinya.
 
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ. (رواه البخارى)
61.101/6033. Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abu Bakar bin Amru bin Hazm ia mendengar Anas bin Malik menuturkan, Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: “Mayyit diiringi tiga hal, yang dua akan kembali sedang yang satu terus menyertainya, ia diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Harta dan keluarganya akan kembali, sedang amalnya akan terus tetap bersamanya”. (HR. Bukhari).
 
Oleh karena itu persiapkan diri kita sendiri dan tidak perlu berharap banyak kepada yang lain karena seandainya mempunyai anak yang sholih, maksimal hanya bisa memberi manfaat sebentar saja yaitu selama anak tersebut masih hidup dan masih senantiasa berbakti kepada orang tuanya. Demikian pula dengan pihak-pihak yang lain, yang dalam waktu singkat akan melupakan kita semua. 
 
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَـــٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ﴿٣٩﴾ وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ ﴿٤٠﴾ ثُمَّ يُجْزَىٰهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ ﴿٤١﴾
(39) dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (40) Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). (41) Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, (QS. An Najm. 39 – 41).
 
رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَـــــٰنِ أَنْ ءَامِنُواْ بِرَبِّكُمْ فَئَامَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ ﴿١٩٣﴾
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. (QS. Ali ‘Imran. 193).
 
... رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿٨﴾
"… Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At Tahriim. 8). 
 
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
 
Semoga bermanfaat. 
 
NB.
*)  Barzakh artinya perantara. Alam barzakh merupakan alam di antara alam dunia dengan alam setelah hari kebangkitan.
 
... وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٠٠﴾
“... Dan di hadapan mereka ada barzah sampai pada hari mereka dibangkitkan”. (QS. Al Mu’minuun. 100).
 
{ Bersambung; tulisan ke-1 dari 2 tulisan }
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞