بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Sabtu, 01 Juli 2023

MENYESALI MASA LALU

Assalamu’alaikum wr. wb.
 
Seorang sahabat (teman alumni SMA 1 Blitar) telah menyampaikan pesan via WhatsApp: Mas Imron, ada titipan pertanyaan dari Bang Fulan dan Mbak Fulanah (sebut saja begitu).
 
Dahulu Bang Fulan naksir pada Mbak Fulanah. Namun karena jaman dulu nggak seterbuka jaman sekarang dan sarana komunikasi tidak semudah sekarang (HP, WA, Telgram, Facebook, dll) sehingga maksud hati Bang Fulan tidak tersampaikan. 
 
Dengan berlalunya waktu Bang Fulan menikah dengan yang lain. Suatu saat Bang Fulan ketemu dengan Mbak Fulanah dan mereka menjadi akrab, bahkan Mbak Fulanah jadi tahu kalau dulu Bang Fulan naksir padanya. 
 
Andai hal-hal itu tersampaikan pada waktu itu, Mbak Fulanah juga nggak menolak. Hal ini menyebakan Bang Fulan sering menggerutu. Jathokno biyen blak kotang terus terang (seandainya dahulu berterus terang), andai dulu, dll. Berdosakah Bang Fulan kalau sering njathokno..., njathokno... (sering mengatakan seandainya..., seandainya...). Sepertinya Bang Fulan belum ikhlas atas takdirnya.
 
TANGGAPAN
 
Saudaraku,
Ketahuilah bahwa ilmu pengetahuan yang kita miliki itu sangatlah terbatas. Al Qur’an secara eksplisit menjelaskan hal ini dalam surat Al Israa’ pada bagian akhir ayat 85:
 
... وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
“... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).
 
Selain penjelasan Al Qur'an dalam surat Al Israa’ ayat 85 di atas, bukti-bukti yang ada juga menunjukkan betapa ilmu kita adalah sangat terbatas. Contoh: sampai saat ini tidak ada seorangpun yang bisa menciptakan daun. Sekedar menciptakan seekor nyamukpun, juga tak ada seorangpun yang bisa. 
 
Belum lagi untuk urusan alam ghaib. Tentang ruh misalnya, teramat sedikitlah yang kita ketahui. Perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Israa’ ayat 85 berikut ini:
 
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. (QS. Al Israa’. 85).
 
Bahkan seandainya tanpa pertolongan-Nya, kita umat manusia benar-benar tidak mengetahui apa-apa sama sekali. Kalaupun kita bisa mengetahui sesuatu, hal itu tidak lain hanyalah karena Allah telah mengajarkan kepada kita, karena Allah telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kita.
 
وَاللهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَـــٰــتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالْأَبْصَـــٰــرَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl. 78).
 
عَلَّمَ الْإِنسَـــٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al ‘Alaq. 5).
 
Saudaraku,
Hal itu semua semakin menegaskan bahwa ilmu yang kita miliki benar-benar sangat terbatas. Dan karena keterbatasan ilmu yang kita miliki tersebut, maka seringkali apa yang menurut kita baik, bisa jadi justru buruk buat kita. Sebaliknya, apa yang bagi kita terlihat buruk, bisa jadi sesungguhnya justru baik buat kita.
 
... وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُواْ شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّواْ شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿٢١٦﴾
“... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al Baqarah. 216).
Untunglah masih ada Allah yang teramat sangat menyayangi kita umat manusia. 
 
... إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ ﴿٤٢﴾
“... Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang”. (QS. Ad Dukhaan. 42).
 
Saudaraku,
Karena begitu sayangnya Allah kepada kita umat manusia, maka dari rencana-rencana/keputusan-keputusan yang kita buat yang akan berdampak buruk buat kita (karena keterbatasan ilmu kita, karena kebodohan kita), Allah ganti dengan yang lebih baik.
 
Mengapa demikian? 
Karena Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, pasti lebih mengetahui apa-apa yang baik untuk kita dan Allah juga lebih mengetahui apa-apa yang berdampak buruk buat kita umat manusia.
 
اللهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا ﴿١٢﴾
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. Ath Thalaaq. 12). 
 
Saudaraku,
Sekali lagi kusampaikan, karena Allah ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, pasti lebih mengetahui apa-apa yang baik untuk kita dan Allah juga lebih mengetahui apa-apa yang berdampak buruk buat kita umat manusia. 
 
Tidak mungkin Allah bermaksud buruk/bermaksud untuk mencelakakan kita umat manusia, karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana, sebagaimana janji-Nya dalam Al Qur’an surat Al An’aam ayat 18: 
 
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ ﴿١٨﴾
Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (QS. Al An’aam. 18).
Sedangkan Allah tidak akan pernah menyalahi janji-Nya, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Ar Ruum ayat 6: 
 
... لَا يُخْلِفُ اللهُ وَعْدَهُ وَلَـــٰـكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٦﴾
“... Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar Ruum. 6).
 
Saudaraku,
Dengan melihat fakta-fakta sebagaimana uraian di atas, maka terhadap apapun yang telah Allah tetapkan untuk kita, terimalah dengan baik, meskipun hal itu seringkali tidak sesuai dengan harapan kita. 
 
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوْاْ مَا ءَاتَـــٰـهُمُ اللهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللهُ سَيُؤْتِينَا اللهُ مِن فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللهِ رَاغِبُونَ ﴿٥٩﴾
Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah”, (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)”. (QS. At Taubah. 59).
 
Sekali lagi, terhadap apapun yang telah Allah berikan kepada kita, terimalah dengan baik/tetaplah berbaik sangka kepada-Nya, meskipun hal itu seringkali tidak sesuai dengan harapan kita. Yakinlah bahwa apapun keputusan Allah, pasti adalah yang terbaik buat kita. 
 
Oleh karena itu janganlah mengatakan: “Jathokno..., jathokno... (seandainya..., seandainya...)”. Karena perkataan seperti itu mengandung keluh kesah, penyesalan, kesedihan, ketidak-relaan terhadap takdir Allah Ta’ala.
 
Saudaraku,
Bang Fulan dan Mbak Fulanah diciptakan oleh Allah pada jaman dimana sarana komunikasi tidak semudah sekarang (HP, WA, Telgram, Facebook, dll) sehingga maksud hati si Fulan tidak tersampaikan, jelas hal ini bukanlah sebuah kebetulan. Yakinlah bahwa dengan cara seperti itulah, Allah mencegah bersatunya Bang Fulan dan Mbak Fulanah ke dalam satu ikatan pernikahan.
 
Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena Allah ingin memberikan kepada masing-masing Bang Fulan dan Mbak Fulanah pasangan yang lebih baik. Allah ingin memberikan kepada Bang Fulan dan Mbak Fulanah pasangan terbaik, yang jauh lebih baik daripada apa yang dipikirkan/diharapkan oleh Bang Fulan maupun Mbak Fulanah.
 
Bisa jadi Bang Fulan dan Mbak Fulanah tidak puas dengan keadaan ini. Namun ketahuilah bahwa Allah telah mengingatkan kita semua bahwa karena keterbatasan ilmu yang kita miliki tersebut, maka seringkali apa yang menurut kita baik, bisa jadi justru buruk buat kita. Sebaliknya, apa yang bagi kita terlihat buruk, bisa jadi sesungguhnya justru baik buat kita.
 
... وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُواْ شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّواْ شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿٢١٦﴾
“... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al Baqarah. 216).
 
Oleh karena itu tetaplah berbaik sangka kepada-Nya terhadap semua ketetapan-Nya (terhadap apapun yang telah Allah tetapkan untuk kita). 
 
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
لَا يَمُوتُ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ. (رواه مسلم) 
“Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal melainkan dia dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah”. (HR. Muslim).
 
Saudaraku,
Janganlah sekali-kali mengatakan: “Jathokno..., jathokno... (seandainya..., seandainya...)”. Karena perkataan seperti ini akan membuka pintu perbuatan setan sehingga mendorong orang yang mengatakannya ke dalam sikap kecewa, keluh kesah, penyesalan, kesedihan, ketidak-relaan terhadap takdir Allah Ta’ala.
 
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ. (رواه مسلم)
47.36/4816. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Numair mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Idris dari Rabi'ah bin 'Utsman dari Muhammad bin Yahya bin Habban dari Al A'raj dari Abu Hurairah dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta 'ala daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah Azza wa Jalla dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah”. 
 
Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan: “Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu”. Tetapi katakanlah: “lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘law’ (artinya seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan syaitan”. (HR. Muslim).
 
Saudaraku,
Disamping perkataan: “seandainya begini atau begitu, maka tidaklah akan terjadi hal ini”, ucapan seperti ini tidak akan menyebabkan apa yang telah hilang bisa kembali lagi, perkataan yang seperti ini juga tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. 
 
Bahkan sikap kecewa, keluh kesah, penyesalan, kesedihan, ketidak-relaan terhadap takdir Allah Ta’ala seperti ini dapat diterjemahkan sebagai sikap berburuk sangka kepada Allah. Padahal Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Fath ayat 6:
 
وَيُعَذِّبَ الْمُنَـــٰـفِقِينَ وَالْمُنَـــٰـفِقَـــٰتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَـــٰتِ الظَّآنِّينَ بِاللهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا ﴿٦﴾
Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali. (QS. Al Fath. 6).
 
Dan menjadilah hamba yang mukhlis agar kita tidak terpedaya oleh kehidupan dunia yang fana ini.
 
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39).
 
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
 kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40).
 
*)  Mukhlis artinya orang yang ikhlas. Sedangkan menurut catatan kaki no. 799 Al Qur'an Terjemahan versi Departemen Agama RI, yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah.
 
Sebagai penutup tulisan ini, berikut ini kusampaikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (hadits no. 5996), sebagai bahan renungan untuk kita semua.
 
حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ يَزِيدَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ. (رواه البخارى)
61.64/5996. Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Hamzah telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Hazim dari Yazid dari Muhammad bin Ibrahim dari Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah At Taimi dari Abu Hurairah dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa diteliti yang karenanya ia terlempar ke neraka sejauh antara jarak ke timur”. (HR. Bukhari).
 
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
 
Semoga bermanfaat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞