Saudaraku…,
Sesungguhnya tiap-tiap yang berjiwa (termasuk kita) pasti akan merasakan mati. Kemudian sesudah maut menjemput kita, maka kepada Allah-lah kita kembali, dimana kita harus mempertanggung-jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. (QS. Al ‘Ankabuut. 57).
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”. (QS. Az Zumar. 30). ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan”. (QS. Al Anbiyaa’. 35). “Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati”. (QS. Al Mu’minuun. 15).
Saudaraku…,
Terbayangkah oleh kita, betapa dahsyatnya dan betapa mencekamnya, saat-saat ketika maut datang menjemput kita? “Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” (QS. Muhammad. 27). “Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan)**, kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.” (QS. Al Qiyaamah. 28 – 30). **) Maksudnya: karena hebatnya penderitaan saat mati dan ketakutan akan meninggalkan dunia dan menghadapi akhirat.
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al An’aam. 93).
Saudaraku…,
“Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)-mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”. (QS. As Sajdah. 11). “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”. (QS. Qaaf. 19).
Saudaraku…,
Sudahkah kita setiap saat bekerja keras mempersiapkan bekal untuk menghadapinya? Atau kita merasa bahwa kita akan hidup untuk selama-lamanya? Seolah maut tidak akan pernah menyapa kita? Dan semua perbuatan kita tidak akan pernah dimintai pertanggung-jawaban kepada-Nya sesudah maut menjemput kita? Na’udzubillahi mindzalika!
-----
"... Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)". (QS. Al A’raaf. 126).
Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. (QS. Ali ‘Imran. 193).
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. (QS. Ali ‘Imran. 193).
Amin, ya rabbal 'alamin!
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar