Saudaraku…,
Sesungguhnya Allah-lah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan, maka Allah menghalau awan itu ke suatu negeri yang mati. Lalu Allah menghidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah gambaran hari berbangkit itu. Mudah-mudahan kita dapat mengambil pelajaran darinya. “Dan Allah, Dialah Yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu”. (QS. Faathir. 9). “... dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan”. (QS. Qaaf. 11).
“Kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya”. (QS. Nuh. 18). “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran”. (QS. Al A’raaf. 57).
“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Ar Ruum. 50).
Saudaraku…,
Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit menurut kadar yang diperlukan. Lalu Allah hidupkan dengan air itu negeri yang mati. Seperti itulah nantinya kita akan dikeluarkan dari dalam kubur. “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)”. (QS. Az Zukhruf. 11).
Saudaraku…,
Jika sudah demikian, tentunya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membenarkan hari berbangkit itu. “Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?”. (QS. Al Waaqi’ah. 57).
Saudaraku…,
Pada saatnya nanti, ketika kita melihat hari berbangkit itu, kita akan merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia ini melainkan hanya sebentar saja. Demikian singkatnya kita tinggal di dunia ini, hingga serasa hanya di waktu sore atau pagi hari saja. “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari”. (QS. An Naazi’aat. 46).
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar