Saudaraku…,
Pada saat ini (mungkin) kita dapat menyaksikan, betapa begitu banyak di antara mereka yang mendapat ni’mat yang besar di dunia yang bisa berupa harta kekayaan, kekuasaan, jabatan, kemegahan, banyaknya anak, dll. Mereka menyangka bahwa kekayaan itu adalah suatu kemulyaan, kesuksesan dalam berkarir itu adalah suatu kehormatan, kekuasaan dan jabatan itu adalah suatu kemulyaan dan kehormatan, dst. Bahkan mereka juga merasa bahwa mereka dikasihi Tuhan dan tidak akan diazab di akhirat.
”Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab**.’’ (QS. Saba’. 35). **) Maksudnya: oleh karena orang-orang kafir itu mendapat ni’mat yang besar di dunia, maka mereka merasa bahwa mereka dikasihi Tuhan dan tidak akan diazab di akhirat.
Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sesungguhnya kekayaan dan kemiskinan itu adalah sama saja, kesuksesan serta kegagalan dalam berkarir itu juga sama saja, yaitu sama-sama dijadikan sebagai sarana untuk menguji kita, apakah kita dapat menjalaninya dengan baik atau malah sebaliknya.
”Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku**". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku**". (QS. Al Fajr. 15-16). **) Maksudnya ialah: Allah menyalahkan orang yang menyatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemulyaan dan kemiskinan itu adalah suatu kehinaan seperti keterangan pada surat Al Fajr ayat 15 dan 16 tersebut. Tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan itu adalah ujian.
Saudaraku…,
Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah dan takutilah suatu hari yang pada hari itu seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat pula menolong bapaknya sedikitpun.
Ingatlah, bahwa sesungguhnya janji Allah itu adalah benar. Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kita, dan jangan pula syaitan memperdayakan kita dalam mentaati Allah.
”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. Luqman. 33).
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar