بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Minggu, 02 Agustus 2009

TIDAK TERASA WAKTU TERUS BERLALU

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tidak terasa, waktu terus berlalu.
Tidak terasa maut semakin dekat menjemput kita.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita,
sehingga kelak kita dapat mengakhiri hidup ini,
dengan husnul khotimah.

Saudaraku... ,
Tanpa kita sadari, ternyata hidup ini teramat singkat. Mungkin tulisanku berikut ini dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.

-----

TERNYATA HIDUP INI TERAMAT SINGKAT!

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Tanpa kita sadari, sebagian diantara kita mungkin telah memasuki usia sekitar 37 tahun. Jika memang demikian, maka hal ini berarti bahwa tak terasa 37 tahun telah berlalu. Jika kita melihat data tentang rata-rata usia harapan hidup bangsa kita yang hanya berkisar 67 tahun, berarti kita telah melampaui separuh perjalanan. Padahal, masa 37 tahun yang telah kita lalui tersebut, ternyata terasa begitu cepat. Itu artinya masa yang belum kita lalui tentunya akan terasa lebih cepat lagi dibandingkan dengan masa yang telah kita lalui tersebut. Jadi..., nampaklah bahwa hidup ini ternyata teramat singkat. Dan pada akhirnya kita baru menyadari, bahwa ternyata maut itu begitu dekat di depan mata kita!!!

قَالَ إِن لَّبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلاً لَّوْ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١١٤﴾
”Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui". (QS. Al Mu’minuun. 114).

Saudaraku…,
Lalu bagaimanakah keadaan kita saat ini? Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa yang telah pasti itu? Yaitu ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya? Dimana kita harus mempertanggung-jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini?

Atau malah sebaliknya? Apakah kita masih terus saja disibukkan oleh urusan-urusan yang hanya bersifat keduniawian semata? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dengan berbagai cara? Apakah kita masih menyibukkan diri untuk mengejar karier setinggi-tingginya tanpa mengindahkan norma-norma agama? Apakah kita masih ..., apakah kita masih ..., dst. yang kesemuanya itu (tanpa kita sadari) kita lakukan dalam upaya untuk menambah modal kita, agar kita dengan mudah dapat membanggakan diri kita, agar kita dengan mudah dapat menyombongkan diri kita, agar kita dengan mudah dapat ..., agar kita dengan mudah dapat ..., dst.? Na’udzubillahi mindzalika!

-----

Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika kita senantiasa mengingat kematian. Demikian pesan Rasulullah Muhammad SAW., pemimpin kita yang teramat kita cintai. Mungkin beberapa tulisanku berikut ini juga dapat kita jadikan sebagai bahan renungan bersama.

-----

Orang Yang Cerdas

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Saat ini, kita masih bisa bersenda gurau, kita masih bisa saling bertegur sapa, kita masih bisa saling berkirim kabar, kita masih bisa saling bertukar cerita. Dan yang pasti, kita masih bisa bersama-sama.

Namun, dibalik itu semua, sadarkah kita, bahwa pada saat yang bersamaan, satu per satu saudara-saudara kita telah dipanggil kembali untuk berpulang menghadap kepada Sang Kholiq, Pemilik seluruh alam semesta ini? Sementara yang lain (termasuk kita), baik disadari atau tidak, sedang menunggu untuk mendapatkan giliran yang sama. Yah…, cepat atau lambat, pada akhirnya kita akan kembali jua kepada-Nya, untuk selama-lamanya.

Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa jika masa itu telah tiba (yaitu masa ketika kita harus meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, ketika kita telah tutup usia), maka kita akan berjalan seorang diri, segala sesuatunya harus kita urusi sendiri?

Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang peduli dengan urusan kita, sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suami kita, anak-anak kita, saudara kita, sahabat kita. Karena masing-masing sudah teramat sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.

Pada saat itu, sudah tidak ada kesempatan untuk bersenda gurau lagi, untuk saling bertegur sapa lagi, untuk saling bertukar cerita lagi. Dan yang pasti, kita sudah tidak bersama-sama lagi, seperti saat ini.

Saudaraku…,
Sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi masa yang telah pasti itu? Dimana kita harus mempertanggung-jawabkan semua yang telah kita perbuat selama masa hidup kita di dunia yang teramat singkat ini? Dimana kita harus sendiri? Dimana tidak ada seorangpun yang peduli dengan kita? Sekalipun itu adalah orang tua kita, istri/suami kita, anak-anak kita, saudara kita, sahabat kita?

Atau, apakah kita masih saja terlena? Seolah-olah kita akan hidup untuk selama-lamanya? Seolah-olah maut itu tidak akan pernah menyapa kita? Seolah-olah kita akan terus bersama-sama? Na’udzubillahi mindzalika!

Saudaraku…,
Ingatlah, bahwa orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling sibuk mempersiapkan bekal untuk menghadapinya, dialah orang yang paling cerdas.

Rasulullah SAW. bersabda:

أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا, أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ. (رواه ابن ماجه)
“Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah)

-----

MENGINGAT KEMATIAN (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Orang yang selalu mengingat kematian itu tidaklah identik dengan orang yang selalu murung, frustasi dan penuh dengan keputus-asaan karena serasa maut sudah benar-benar di depan mata!

Yang terjadi justru sebaliknya. Kepada siapapun, dimanapun, kapanpun, dia akan selalu berusaha untuk berkarya dan memberikan persembahan terbaik. Karena dia khawatir, jangan-jangan hari ini adalah kesempatan terakhir!

Di sisi lain, dia juga senantiasa bekerja keras mempersiapkan bekal untuk menghadapinya. Seolah tidak ada waktu untuk tidak mengingat-Nya (dzikrullah). Seolah tidak ada waktu untuk bersantai, apalagi sampai bermaksiat kepada-Nya. Karena dia tahu, bahwa maut bisa datang menjemputnya, kapan saja, di mana saja!

Pada saat yang sama, dia juga tidak mudah silau oleh gemerlapnya kehidupan dunia ini. Karena dia tahu, bahwa masa depannya yang sesungguhnya bukanlah di sini, di alam dunia ini. Tetapi nanti, di alam akhirat, dimana dia akan tinggal untuk selamanya di sana!

Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling sibuk mempersiapkan bekal untuk menghadapinya, dialah (orang) yang paling cerdas. Dia pergi dengan kemuliaan dunia dan akhirat.” (H. R. Ibnu Majah).

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿٣٢﴾
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”. (QS. Al An’aam: 32).

-----

MENGINGAT KEMATIAN (III)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Sesungguhnya orang yang sekarang sangat mencintai kehidupan dunia, dimana dia merasa bahwa seolah-olah akan hidup untuk selama-lamanya, seolah-olah maut tidak akan pernah menyapanya, seolah-olah semua perbuatannya tidak akan pernah dimintai pertanggung-jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, maka nantinya (di alam akhirat) justru malah berharap mati/kematian/kebinasaan. Dia sangat berharap pada kematian/kebinasaan agar terlepas dari siksa yang amat besar yaitu azab di neraka yang amat panas serta berharap dikembalikan lagi ke dunia.

وَإِذَا أُلْقُوا مِنْهَا مَكَاناً ضَيِّقاً مُقَرَّنِينَ دَعَوْا هُنَالِكَ ثُبُورًا ﴿١٣﴾
“Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan**)”. (QS. Al Furqaan. 13). **) Maksudnya ialah mereka mengharapkan kebinasaan, agar terlepas dari siksa yang amat besar, yaitu azab di neraka yang amat panas dengan dibelenggu, di tempat yang amat sempit pula, sebagai yang dilukiskan itu.

يُرِيدُونَ أَن يَخْرُجُواْ مِنَ النَّارِ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنْهَا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ ﴿٣٧﴾
“Mereka ingin ke luar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat ke luar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal”. (QS. Al Maa-idah. 37).

وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُواْ لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّؤُواْ مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ ﴿١٦٧﴾
“Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka”. (QS. Al Baqarah. 167).

وَلَوْ تَرَىَ إِذْ وُقِفُواْ عَلَى النَّارِ فَقَالُواْ يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلاَ نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ ﴿٢٧﴾
“Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)”. (QS. Al An’aam. 27).

Saudaraku…,
Sedangkan orang yang sekarang senantiasa mengingat kematian, dimana dia bisa merasakan bahwa hidup ini ternyata teramat singkat, dan maut bisa datang menjemputnya setiap saat, sementara semua perbuatannya (selama masa hidupnya di dunia yang teramat singkat ini) akan dimintai pertanggung-jawaban kepada-Nya kelak dikemudian hari, dan dia juga mengetahui bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan, maka nantinya (di alam akhirat) justru berbahagia karena mereka tidak akan pernah berjumpa lagi dengan kematian. Mereka akan kekal di sana.

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿١٨٥﴾
”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS. Ali ‘Imran. 185).

وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ تَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلاَمٌ ﴿٢٣﴾
”Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah "salaam*" (QS. Ibrahim. 23). *) Artinya sejahtera dari segala bencana.

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلآئِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٣٢﴾
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik*) oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun`alaikum**), masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS. An Nahl. 32). *) Maksudnya ialah wafat dalam keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan; atau dapat juga berarti mereka mati dalam keadaan senang karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk surga. **) Artinya: selamat sejahtera bagimu.

Saudaraku…,
Demikianlah gambaran keadaan kita sekarang (selama masa hidup di dunia yang teramat singkat ini) serta keadaan kita di masa yang akan datang (yaitu di alam akhirat, dimana kita akan hidup selamanya di sana). Jika saat ini kita teramat mencintai dunia dan melupakan kematian, maka nantinya (di alam akhirat) justru akan berharap pada kematian/kebinasaan. Na’udzubillahi mindzalika! Sebaliknya, jika saat ini kita senantiasa mengingat kematian, maka nantinya (di alam akhirat) kita justru teramat berbahagia karena kita tidak akan pernah berjumpa lagi dengan kematian, karena kita akan kekal di sana.

Saudaraku…,
Tentunya, semuanya akan kembali pada diri kita masing-masing, jalan mana yang akan kita pilih.

Ya, Tuhan kami...,

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ الْمُستَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
”Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (QS. Al Faatihah. 6 – 7).

Semoga bermanfaat!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞