Saudaraku…,
Ada satu masalah yang sedang saya alami atau keluarga besar kami barang kali panjenengan dapat memberikan pencerahan hati kepada kami sekeluarga.
Ayah saya yang sudah cukup sepuh saat ini sudah mengalami penyakit ketuaan berupa kepikunan yang kadang kami yang lebih muda ini kadang-kadang kurang sabar menghadapinya. Sebagai contoh beliau seharian penginnya diluar rumah terus menerus walaupun keadaan fisiknya sudah tidak nyaman lagi, sehingga beliau sering mengucapkan rasa kantuknya. Namun apabila beliau diajak ke tempat tidurnya sering tidak mau masuk, baru sampai pintu masuk kamar sudah mengajak keluar dan duduk diluar rumah lagi, ini berulang kali sehingga kadang-kadang fisik beliau sangat payah sekali, tetapi sekali lagi akan terulang seperti itu keluar masuk keluar masuk. Saya yang muda kadang-kadang merasa kasihan kepada beliau. Kekawatiran saya kalau bapak saya tidak ada temannya kemudian karena kelelahan sampai jatuh maka akan mengakibatkan hal-hal yang tentunya lebih mengkhawatirkan.
Bahkan kejadian keluar masuk kamar tidak hanya pada siang hari bahkan bisa hampir sehari semalaman. Untuk mengurangi hal tersebut, maka kalau beliau sudah kelihatan payah kemudian agak kami paksa agar masuk ke kamarnya dan agar beliau bisa istirahat kami kunci kamarnya. Pada awalnya beliau akan teriak-teriak tapi hanya sebentar kemudian akan duduk dikamarnya dan akhirnya tertidur. Sebagai anak saya memang merasa bersalah, tetapi menurut kami ini salah satu jalan yang bisa kami lakukan agar ayah saya istirahat. Demikianlah pikiran-pikiran yang saya alami akhir-akhir ini semenjak ayah saya mengalami sakit kepikunan, kira-kira sejak bulan Januari 2009. Mohon sumbang sarannya agar saya sebagai yang muda bisa menerima kanyataan dan bisa bersabar menghadapi cobaan ini.
Wassalam,
Dari teman sejawat.
-----
SABAR KEPADA ORANG TUA (I)
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Begitu banyak ayat-ayat Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua ibu dan bapak, dimana perintah tersebut beriringan dengan perintah untuk beribadah/menyembah serta bersyukur hanya kepada-Nya. Hal ini menunjukkan, betapa berbakti kepada kedua orang tua ibu dan bapak itu benar-benar menduduki tempat yang sangat tinggi.
Bahkan dalam sebuah kajian, Prof. Quraisy Syihab memberi penjelasan bahwa selain kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad SAW), berbakti kepada kedua orang tua ibu dan bapak itu benar-benar menduduki tempat tertinggi, melebihi semua yang lain.
Saudaraku…,
Tentunya hal ini juga mengisyaratkan kepada kita semua, betapa jasa-jasa orang tua kita adalah tidak ternilai. Bahkan karena teramat tingginya jasa-jasa orang tua kita, rasanya tidak mungkin bagi kita untuk bisa membalasnya dengan cara apapun dan sampai kapanpun.
Lalu bagaimanakah jika orang tua kita telah mendzolimi kita, seperti kasus dimana seorang ibu membuang anaknya, seorang bapak menipu anaknya atau kasus lain yang mengakibatkan seorang anak dizalimi oleh kedua orang tuanya? Bagaimana sikap kita terhadap orang tua yang bertindak seperti itu???.
Saudaraku…,
Mungkin dua tulisan berikut ini (yang berjudul “BERBAKTI KEPADA IBU DAN BAPAK. I” dan “BERBAKTI KEPADA IBU DAN BAPAK. II”) dapat menjawab permasalahan tersebut. Jika berkenan, mohon klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/10/berbakti-kepada-ibu-dan-bapak-i.html . Mohon juga klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/10/berbakti-kepada-ibu-dan-bapak-ii.html .
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar