Saudaraku…,
Jika kita mengingat-ingat lagi masa-masa ketika kita belajar selama 6 tahun di SD (Sekolah Dasar) dahulu, nampaklah bahwa seakan-akan kita tidak pernah menjalaninya, kecuali hanya sesaat saja. Karena terasa demikian singkatnya, sehingga rasanya kita seakan-akan dapat menceritakan berbagai kejadian yang kita alami saat itu dalam waktu beberapa jam saja. Karena terasa demikian singkatnya, seakan-akan masa selama 6 tahun di SD tersebut hanya serasa mimpi saja, dan tiba-tiba sudah sekitar 26 tahun kita tinggalkan.
Demikian juga jika kita mengingat-ingat lagi masa-masa ketika kita belajar selama 3 tahun di SMP dahulu. Karena terasa demikian singkatnya, sehingga sepertinya tidak banyak yang dapat kita ceritakan. Kecuali hanya beberapa kejadian penting saja, dan tiba-tiba kini sudah sekitar 23 tahun kita tinggalkan. Hal yang sama juga terjadi ketika kita belajar selama 3 tahun di SMA dahulu. Demikian singkatnya masa-masa indah itu berlalu, tiba-tiba kini sudah 20 tahun kita tinggalkan.
Saudaraku…,
Lalu, bagaimanakah keadaan kita, saat kita sudah meninggalkan alam dunia ini? Bagaimanakah keadaan kita, ketika kita sudah berada di alam akhirat, dimana kita akan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya? (Baca surat Al Maa-idah ayat 119).
Pastilah, bahwa di hari itu kita akan merasa seakan-akan kita tidak pernah berdiam di dunia ini, melainkan hanya sesaat saja. Demikianlah keterangan yang dapat kita peroleh dalam Al Qur’an surat Yunus dan surat An Naazi’aat berikut ini: “Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk”. (QS. Yunus. 45).
“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari*.” (QS. An Naazi’aat. 46). *) Maksudnya: karena hebatnya suasana hari berbangkit itu, mereka merasa bahwa hidup di dunia ini adalah sebentar saja. “Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al A’laa. 17).
Saudaraku…,
Demikian singkatnya kehidupan di dunia ini, sehingga sudah seharusnya bagi kita untuk tidak hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja. Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Mu’minuun berikut ini: “Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?". Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung". Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui**". (QS. Al Mu’minuun. 112-114). **) Maksudnya ialah: mereka hendaknya harus mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanyalah sebentar saja. Sebab itu, mereka seharusnya janganlah hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja.
Terlebih lagi, jika kita membaca surat Al Mu’min ayat 39. Di dalamnya diperoleh keterangan, bahwa kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Hal ini semakin menambah pengetahuan kita, bahwa ternyata hidup di dunia itu hanyalah sebentar saja. Oleh karena itu, kita seharusnya jangan hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja. “Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”. (QS. Al Mu’min. 39).
Saudaraku…,
Jika sudah demikian: “… Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal keni`matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit”. (QS. At Taubah. 38).
Saudaraku…,
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir”. (QS. Yunus. 24).
“Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya keni`matan hidup duniawi***; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?” (QS. Al Qashash. 61). ***) Maksudnya ialah: orang yang diberi kenikmatan hidup duniawi, tetapi tidak dipergunakannya untuk mencari kebahagiaan hidup di akhirat, karena itu dia di akhirat diseret ke dalam neraka. Na’udzubillahi mindzalika!
Semoga bermanfaat!