بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Kamis, 05 November 2009

SINGKATNYA UMUR DUNIA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Jika kita mengingat-ingat lagi masa-masa ketika kita belajar selama 6 tahun di SD (Sekolah Dasar) dahulu, nampaklah bahwa seakan-akan kita tidak pernah menjalaninya, kecuali hanya sesaat saja. Karena terasa demikian singkatnya, sehingga rasanya kita seakan-akan dapat menceritakan berbagai kejadian yang kita alami saat itu dalam waktu beberapa jam saja. Karena terasa demikian singkatnya, seakan-akan masa selama 6 tahun di SD tersebut hanya serasa mimpi saja, dan tiba-tiba sudah sekitar 26 tahun kita tinggalkan.

Demikian juga jika kita mengingat-ingat lagi masa-masa ketika kita belajar selama 3 tahun di SMP dahulu. Karena terasa demikian singkatnya, sehingga sepertinya tidak banyak yang dapat kita ceritakan. Kecuali hanya beberapa kejadian penting saja, dan tiba-tiba kini sudah sekitar 23 tahun kita tinggalkan. Hal yang sama juga terjadi ketika kita belajar selama 3 tahun di SMA dahulu. Demikian singkatnya masa-masa indah itu berlalu, tiba-tiba kini sudah 20 tahun kita tinggalkan.

Saudaraku…,
Lalu, bagaimanakah keadaan kita, saat kita sudah meninggalkan alam dunia ini? Bagaimanakah keadaan kita, ketika kita sudah berada di alam akhirat, dimana kita akan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya? (Baca surat Al Maa-idah ayat 119).

Pastilah, bahwa di hari itu kita akan merasa seakan-akan kita tidak pernah berdiam di dunia ini, melainkan hanya sesaat saja. Demikianlah keterangan yang dapat kita peroleh dalam Al Qur’an surat Yunus dan surat An Naazi’aat berikut ini: “Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk”. (QS. Yunus. 45).

“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari*.” (QS. An Naazi’aat. 46). *) Maksudnya: karena hebatnya suasana hari berbangkit itu, mereka merasa bahwa hidup di dunia ini adalah sebentar saja. “Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al A’laa. 17).

Saudaraku…,
Demikian singkatnya kehidupan di dunia ini, sehingga sudah seharusnya bagi kita untuk tidak hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja. Hal ini sesuai dengan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Mu’minuun berikut ini: “Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?". Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung". Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui**". (QS. Al Mu’minuun. 112-114). **) Maksudnya ialah: mereka hendaknya harus mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanyalah sebentar saja. Sebab itu, mereka seharusnya janganlah hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja.

Terlebih lagi, jika kita membaca surat Al Mu’min ayat 39. Di dalamnya diperoleh keterangan, bahwa kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Hal ini semakin menambah pengetahuan kita, bahwa ternyata hidup di dunia itu hanyalah sebentar saja. Oleh karena itu, kita seharusnya jangan hanya mencurahkan perhatian kepada urusan duniawi saja. “Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”. (QS. Al Mu’min. 39).

Saudaraku…,
Jika sudah demikian: “… Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal keni`matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit”. (QS. At Taubah. 38).

Saudaraku…,
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir”. (QS. Yunus. 24).

“Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya keni`matan hidup duniawi***; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?” (QS. Al Qashash. 61). ***) Maksudnya ialah: orang yang diberi kenikmatan hidup duniawi, tetapi tidak dipergunakannya untuk mencari kebahagiaan hidup di akhirat, karena itu dia di akhirat diseret ke dalam neraka. Na’udzubillahi mindzalika!

Semoga bermanfaat!

{Tulisan ke-2 dari 2 tulisan}

Rabu, 04 November 2009

REUNI AKBAR

Hari ini, Selasa 22 September 2009.

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Alhamdulillah, acara reuni yang telah diselenggarakan di sekolah kita tercinta (SMAN 1 Blitar) sekitar jam 09.00 s/d 14.15 wib. tadi, telah berjalan dengan sukses. Atas terselenggaranya acara reuni tadi siang, ‘ku ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman panitia.

Ucapan terima kasih juga ‘ku sampaikan kepada teman-teman semuanya yang telah menghadiri acara reuni tadi siang. Semoga acara seperti ini dapat terus terselenggara sehingga dapat semakin mempererat tali silaturrahim di antara kita. Terutama jika mengingat, bahwa begitu banyak hikmah dari silaturrahim sebagaimana telah ‘ku sampaikan pada tulisan terdahulu (baca kembali: “HIKMAH SILATURRAHIM” atau klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/10/hikmah-silaturrahim.html).

Mudah-mudahan kita semua dapat mengambil hikmahnya dan terhindar dari bujuk rayu syaitan (baca kembali: “BAHAYA SILATURRAHIM” atau klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/03/bahaya-silaturrahim.html). Amin!



Rasulullah SAW. telah bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan rahimnya (hendaklah ia senantiasa menjaga hubungan silaturrahim).” (Muttafaqun ‘alaih)

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An Nisaa’. 1).

Kepada teman-teman yang lain yang belum sempat menghadiri acara reuni tadi siang, semoga dapat hadir pada acara reuni berikutnya yang insya Allah akan dilaksanakan sekitar 3 s/d 5 tahun yang akan datang.

UNTUK DIRENUNGKAN...!
Saudaraku…,
Sadarkah kita, bahwa acara reuni tadi siang tak ubahnya seperti gambaran kehidupan yang kita lalui? Pada saatnya nanti, kita akan merasakan bahwa seakan-akan kita tidak pernah berdiam di dunia ini, melainkan hanya sesaat saja di siang hari seperti pada acara reuni tadi siang. Begitu banyak di antara kita yang sudah lama tidak bertemu muka sehingga masing-masing sudah banyak yang lupa. Kemudian diantara kita saling berkenalan, untuk kemudian berpisah kembali.

Saudaraku…,
Rasanya pertemuan tadi siang begitu singkat. Dan sesingkat itu pulalah kiranya kehidupan dunia ini, yang akan kita rasakan nantinya. “Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk”. (QS. Yunus. 45).

“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari**.” (QS. An Naazi’aat. 46). **) Maksudnya: karena hebatnya suasana hari berbangkit itu, mereka merasa bahwa hidup di dunia ini adalah sebentar saja. “Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al A’laa. 17).

Semoga bermanfaat!

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 2 tulisan}

Selasa, 03 November 2009

MENGHADAPI ACARA REUNI (II)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Bahaya terbesar yang (mungkin) sering terjadi pada saat kita melaksanakan silaturrahim, apalagi jika dikemas dalam suatu acara yang dihadiri banyak orang, khususnya reuni, adalah kecenderungan kita untuk memamerkan / membanggakan kesuksesan kita, memamerkan / membanggakan harta kita, membanggakan karir kita, membanggakan …, membanggakan …, dst. Yang tentunya hal ini bukan saja dapat menghilangkan hikmah silaturrahim yang semula kita harapkan, tetapi justru bisa membawa kita ke dalam jurang kehancuran yang sebenar-benarnya. Na’udzubillahi mindzalika! “Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Shaad. 82). “Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka” (QS. An Nisaa’. 119).

Oleh karena itu, bagi siapa saja yang saat ini diberi kesempatan untuk meraih kesuksesan dalam berkarier serta memiliki kelebihan harta, mohon jangan terlalu menunjukkan kesuksesan tersebut secara berlebihan dihadapan teman-teman sesama peserta reuni yang lain. Disamping hal ini dapat membawa kepada jurang kesombongan, juga dapat menimbulkan perasaan kurang nyaman bagi yang lain. Ketahuilah, bahwa: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS. 4. 36).

Jika seandainya harus menghadiri acara reuni tersebut dengan menggunakan mobil, maka seharusnya hal itu semua bukan karena ingin memamerkan / membanggakan kesuksesan / harta yang telah diraih, melainkan karena memang sudah merupakan kebutuhan (agar praktis karena rumah yang jauh dan harus mengajak beberapa anggota keluarga).

Sedangkan bagi kita yang kurang sukses dalam berkarier, melihat teman-teman yang datang dengan segala raihan kesuksesan dalam berkarier/hartanya, tentunya kita harus ikut bersyukur dan tetap berbaik sangka. Atau anggap saja mobil yang mereka bawa adalah mobil carteran / mobil sewa yang banyak terdapat di kota-kota besar yang untuk sementara waktu mereka bawa mudik. Dengan demikian, insya Allah tidak akan timbul perasaan iri / dengki dalam hati kita.

Namun, jika ternyata mobil-mobil itu memang buah dari kesuksesan mereka, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kebersamaannya dengan mereka hanyalah sebentar saja. Yah….., kalau bukan mobil/harta itu yang meninggalkan mereka, maka mereka-lah yang akan meninggalkannya. Karena sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. ”Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. 6. 32).

Saudaraku...,
Jika cara berpikir kita seperti ini, maka insya Allah kita semua akan dapat memetik hikmah dari silaturrahim tersebut (dari acara reuni tersebut) dan dapat terhindar dari segala bahaya yang mungkin menyertainya.

Semoga bermanfaat!

NB.
Baca kembali: “HIKMAH SILATURRAHIM” serta “BAHAYA SILATURRAHIM” atau klik di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/10/hikmah-silaturrahim.html dan di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/03/bahaya-silaturrahim.html

{Tulisan ke-2 dari 2 tulisan}

Senin, 02 November 2009

MENGHADAPI ACARA REUNI (I)

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Semoga tulisan berikut ini bermanfaat bagi kita semua dalam rangka menghadapi acara reuni yang akan datang. Semoga kita semua dapat memetik hikmah dari acara reuni tersebut dan dapat terhindar dari perangkap syaitan laknatullah. Karena, mereka (syaitan laknatullah) benar-benar akan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk menghancurkan / menjerumuskan kita sedemikian rupa sehingga kita semakin jauh dari Allah. Bahkan berada dalam ancaman murka-Nya. Na’udzubillahi mindzalika!

“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (QS. Shaad. 82). “Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka” (QS. An Nisaa’. 119).

-----

KETIKA DO’A-DO’A KITA DIKABULKAN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Mungkin, cukup banyak diantara kita yang merasa bahwa tingkat keimanan kita benar-benar berada pada puncaknya ketika do’a-do’a kita telah dikabulkan oleh Allah SWT.

Padahal, ketika do’a-do’a kita dikabulkan Allah (terutama yang bersifat duniawi), hal ini belum tentu berdampak positif buat kita. Contoh nyata: ketika keinginan Tsa’labah untuk menjadi kaya dikabulkan, ternyata kekayaan itu justru telah menjerumuskannya ke dalam murka Illahi.

Hal ini berbeda dengan do’a yang berkaitan dengan ukhrowi. Misal: seseorang berdo’a ingin mati syahid. Jika do’anya dikabulkan Allah, maka pasti akan berdampak positif.

"Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin*, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya“. (QS. An Nisaa’. 69). *) Yang dimaksud dengan para shiddiiqiin ialah orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasulullah, dan inilah orang-orang yang dianugerahi ni`mat sebagaimana yang tersebut dalam Al Qur’an surat Al Faatihah ayat 7.

Demikian juga ketika seseorang berdo’a ingin menjadi orang yang sholeh/sholihah. “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh**, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya“. (QS. Al Baqarah. 82). **) Yang dimaksud dengan amal saleh adalah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh Agama Islam, baik yang berhubungan dengan ibadah atau tidak.

Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang berdo’a ingin dimasukkan ke dalam golongan kanan. ”Yaitu golongan kanan***. Alangkah mulianya golongan kanan itu”. (QS. Al Waaqi’ah. 8). ***) Yang dimaksud dengan golongan kanan adalah orang-orang yang menerima buku-buku catatan amal mereka dengan tangan kanan.

”Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu”. (QS. Al Waaqi’ah. 27). “maka keselamatan bagimu karena kamu dari golongan kanan”. (QS. Al Waaqi’ah. 91). “Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan”. (QS. Al Balad. 18).

Semoga bermanfaat!

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 2 tulisan}

Minggu, 01 November 2009

MAKNA SEBUAH JABATAN

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Mas Fulan adalah seorang pemuda alumnus sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di sebuah kota di Propinsi Jawa Tengah yang saat ini telah menjadi staf pengajar/dosen di kampus yang sama. Sebagai seorang dosen, hari-hari dia lalui dengan kegiatan-kegiatan mengajar, membimbing praktikum, membimbing serta menguji tugas akhir/skripsi, mengikuti seminar, dll.

Setelah berjalan beberapa tahun, karier Mas Fulan-pun semakin menanjak. Dimulai saat tahun ketiga menjadi dosen, Mas Fulan mulai dipercaya untuk menduduki jabatan Ketua Jurusan. Selanjutnya pada tahun keempat, Mas Fulan telah dipercaya untuk menduduki jabatan Pembantu Dekan III (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan). Tidak lama setelah itu, Mas Fulan juga telah dipercaya untuk menduduki jabatan Pembantu Dekan I (Bidang Akademik, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat). Dan pada puncaknya – ketika memasuki tahun kedelapan – Mas Fulan-pun telah terpilih sebagai Dekan termuda di kampus tempat Mas Fulan bekerja.

Tentu saja, karier Mas Fulan yang terbilang cemerlang tersebut tidak diperoleh begitu saja. Dengan kerja ekstra keras dan penuh semangat – dan tentu saja juga menyita banyak waktu – akhirnya semuanya telah dapat berjalan dengan lancar.

Terlebih lagi saat Mas Fulan ikut berkompetisi dalam pemilihan dekan beberapa waktu yang lalu. Menghadapi persaingan yang begitu ketat, hal ini telah memaksa Mas Fulan untuk bekerja ekstra keras. Begitu banyak waktu yang tersita, hingga membuat aktivitas dakwahnya menjadi terabaikan. Yah..., benar-benar proses yang sangat melelahkan.

Kepada Mas Nafil – salah seorang sahabatnya – Mas Fulan telah menceriterakan “kesuksesannya” dalam pemilihan dekan beberapa waktu yang lalu. Mendengar hal itu, Mas Nafil-pun menyampaikan nasehatnya kepada Mas Fulan:

“Wuaduh, yah.... semuanya itu tergantung dari cara pandangmu juga nich. Kalau jabatan itu menurutmu adalah ladangmu, maka kerja keras telah menunggumu dengan berbagai resiko yang mungkin juga akan melibatkan banyak orang di sekitarmu. Baik dan buruknya akan tertanggung bersama. Tetapi belum pasti akan terlihat begitu. Inilah amanat yang berat sebagai pejabat. Itu tuh, seperti yang pernah kau ceritakan sebelumnya tentang besarnya ombak dan gelombang pasang yang harus dihadapi. Belum lagi arus air dan angin yang mungkin juga kadang searah dan kadang berlawanan dengan arah perjalanan. Yah, untuk pandangan yang ini saya hanya bisa mendoakan "Semoga selamat di perjalanan dan sampai ke tujuan".

Lain halnya bila jabatan itu kau pandang sebagai fitnah, maka bersabarlah. Allah akan senantiasa bersama-sama dengan hamba-Nya yang sabar bukan? Maka Dia akan menjadi penolongmu. Insya Allah. ”Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS. Al Anfaal. 46).

”Yang jangan sampai terjadi padamu adalah memandang jabatan ini sebagai prestasi atau kebanggaan. Karena dia akan menjauhkanmu dari pertolongan-Nya. Pandanganmu akan terbatasi oleh gemerlapnya fasilitas dunia yang menyibukkan dan melenakan. Dan pada akhirnya memabukkanmu kepada kecintaan yang semu dan membinasakan”.

Tak lupa, Mas Nafil juga berdo’a: ”Semoga selamat, tetaplah berpegang pada tali-Nya yang tak mungkin putus kecuali kau sendiri melepaskannya”.

”Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan”. (QS. Luqman. 22).

Mendengar nasehat serta do’a dari Mas Nafil tersebut, Mas Fulan-pun menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Mas Nafil, yang telah mengingatkannya akan makna sebuah jabatan. Hampir-hampir saja Mas Fulan tergelincir, karena telah memandang jabatan tersebut sebagai sebuah prestasi serta kebanggaan. Kepada sahabatnya tersebut, Mas Fulan mengatakan:

“Saudaraku yang baik...,
Beribu ucapan terimakasih ’kusampaikan kepada saudaraku, atas nasehat yang telah diberikan. Semoga Allah membalas jasa baik saudaraku”.

“Saudaraku...,
Aku melihat, bahwa ketiga jenis pandangan tentang suatu jabatan yang saudaraku sampaikan itu adalah benar adanya”.

“Untuk pandangan pertama dan kedua, semoga Allah senantiasa membimbingku sehingga aku dapat selamat di perjalanan dan sampai ke tujuan. Semoga Allah juga senantiasa memberikan kemampuan kepadaku untuk senantiasa bersabar terhadap segala fitnah yang mungkin terjadi”.

“Dan yang paling aku khawatirkan, tentunya adalah pandangan ketiga. Semoga Allah tetap membukakan mata hatiku, sehingga pandanganku tidak sampai terbatasi oleh gemerlapnya fasilitas duniawi yang menyibukkan dan melenakan, yang pada akhirnya dapat memabukkanku kepada kecintaan yang semu dan membinasakan”.

”Sebagian upaya yang aku lakukan, antara lain: meskipun aku akan mendapat fasilitas rumah dinas, mobil dinas + sopir beserta biaya operasionalnya, aku tidak akan manfaatkan semuanya kecuali jika benar-benar diperlukan (misal: ketika ada kunjungan kerja dengan sesama dekan dari perguruan tinggi lain). Untuk rumah dinas, bisa digunakan oleh teman-teman dosen yang memerlukan menginap di sana. Sedangkan untuk mobil dinas, biar digunakan untuk operasional fakultas sehingga utilitasnya lebih optimal”.

“Sedangkan untuk hubungan pergaulan dengan sesama dosen/sesama teman lainnya, insya Allah aku akan berupaya untuk tidak berubah. Jika dulu teman, sekarang juga tetap teman (kecuali jika berkaitan dengan masalah pekerjaan). Aku tidak ingin ada sekat yang dapat membuat hubungan pertemanan/persaudaraan ini menjadi renggang. Lebih dari itu, jika aku sudah terbiasa dihormati, aku khawatir hal ini malah menjadi bumerang bagiku yang pada akhirnya dapat memabukkanku kepada kecintaan yang semu dan membinasakan. Semoga aku dapat selamat, dan tetap dapat berpegang teguh pada tali-Nya. Amin...!”

Saudaraku semuanya…,
Semoga kita semua dapat memetik hikmah dari kisah di atas. Sebagai sesama muslim, memang sudah semestinya jika diantara kita saling mengingatkan serta saling memberi nasehat. Dengan saling memberi dan mengingatkan, semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang merugi. sebagaimana penjelasan Al Qur’an berikut ini: “Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. 103. 2-3).

Sedangkan dalam ayat yang lain, diperoleh keterangan sbb: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,”. (QS. Ali ’Imran. 104 – 105).


Semoga bermanfaat!

NB.
- Mas Fulan dan Mas Nafil pada kisah di atas hanyalah nama fiktif belaka. Mohon ma’af jika secara kebetulan ada kemiripan nama dengan kisah di atas.
- Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bang Eko Pramunanto atas masukannya pada tulisan ini.

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞