Saudaraku…,
Betapa indahnya Islam. Meskipun telah nyata bahwa sebahagian besar diantara mereka (Ahli Kitab) benar-benar menginginkan kehancuran iman kita kaum muslimin, dimana sebahagian besar diantara mereka benar-benar menginginkan agar kita kaum muslimin dapat kembali kepada kekafiran setelah kita beriman (demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 109). Namun, Islam telah mengajarkan kepada kita kaum muslimin agar tetap bersikap toleran kepada pemeluk agama lain, termasuk mereka. Meskipun pada saat yang sama, kita juga harus senantiasa waspada*).
Lebih dari itu, Islam juga melarang kita kaum muslimin untuk berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka.
”Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim** di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri". (QS. Al ‘Ankabuut. 46***).
Bahkan Al Qur’an secara tegas melarang kita yang beragama Islam untuk memaki sembahan-sembahan pemeluk agama lain, termasuk sembahan-sembahan mereka. “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan...” (QS. Al An’aam: 108).
Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat!
NB.
*) Yang dimaksud dengan sikap waspada itu tidaklah identik dengan sikap membenci atau memusuhi. Sebagai ilustrasi, jika kita mempunyai seorang teman dan jelas-jelas kita ketahui bahwa teman kita tersebut suka mencuri, maka sebaiknya kita tetap berteman / tetap menjaga hubungan baik dengannya / tidak lantas membencinya. Namun pada saat yang sama, kita juga harus senantiasa waspada terhadap setiap gerak-geriknya. Semoga dengan sikap seperti ini, kita tetap memiliki kesempatan untuk ber-amar ma'ruf nahi mungkar kepadanya. Dan semoga Allah menjadikan kita sebagai jalan hidayah bagi orang lain. Amin...!!!
**) Yang dimaksud dengan ”orang-orang zalim” ialah orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap menyatakan permusuhan.
***) Hanya saja yang membedakan antara kaum muslimin dengan Ahli Kitab (kaum yahudi dan kaum nasrani), sebagaimana penjelasan Al Qur'an dalam surat At Taubah ayat 30 berikut ini: ”Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS. At Taubah. 30).
-----
Artikel terkait, silahkan klik di sini:
1. http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/11/toleransi-beragama-i.html
2. http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/11/toleransi-beragama-ii_07.html
Smoga bs jd tambahan pengetahuan dan wawasan utk kualitas hidup yg lebih baik. Amin
BalasHapus@Saudaraku 'Mbak Ririe Kinanthi:
BalasHapusTerimakasih atas perhatian dan kesediaannya untuk bersama-sama belajar / menuntut ilmu (agama). Semoga Allah meridhoi niatan baik ini serta mempermudah jalan bagi kita dalam menuntut ilmu. Dan semoga Allah juga memberi kekuatan kepada kita sehingga semangat untuk menuntut ilmu tidak pernah padam hingga ajal menjemput kita. Amin...!!!
Saudaraku...,
Dalam agama kita, menuntut ilmu (dan menyebarkannya) benar-benar mendapat tempat yang tinggi. Perhatikan Hadits berikut ini:
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, katanya: bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa yang melintasi sebuah jalan (pergi) untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkannya jalan menuju syurga”. (HR. Muslim.)
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR Muslim).
Semoga bermanfaat.