Mas Fulan* adalah seorang pemuda dari Blitar yang saat ini telah menjadi staf pengajar / dosen Fakultas Teknik di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Surabaya. Sebagai seorang dosen, hari-hari dia lalui dengan kegiatan-kegiatan mengajar, membimbing praktikum, membimbing serta menguji tugas akhir/skripsi, seminar, dll.
Sejak memutuskan untuk berkarier sebagai seorang dosen, Mas Fulan juga telah melakukan upaya-upaya untuk menghasilkan karya-karya ilmiah di bidangnya. Hal ini merupakan konsekuensi logis berkaitan dengan pengembangan keilmuannya. Hingga saat ini sudah banyak karya ilmiah yang Mas Fulan tulis. Beberapa karya ilmiahnya telah berhasil terpublikasi di beberapa jurnal/majalah ilmiah nasional maupun internasional.
Dengan terus berupaya untuk menghasilkan karya-karya ilmiah tersebut, maka Mas Fulan dapat langsung mempraktekkan ilmu/mata kuliah yang dia bina di lapangan. Terutama untuk publikasi di jurnal ilmiah nasional yang sudah terakreditasi DIKTI (terlebih lagi publikasi di jurnal ilmiah internasional) dimana terjadi persaingan yang sangat ketat untuk bisa publikasi, maka hal ini menuntut Mas Fulan untuk banyak membaca literatur maupun hasil-hasil penelitian lainnya. Hal ini harus Mas Fulan lakukan sebagai upaya untuk menambah wawasan keilmuannya sehingga dapat memperkuat daya inovasi pada penelitiannya. Dengan pengalaman penelitian tersebut, maka hal ini akan sangat bermanfaat pada saat mengajar di kelas, dimana Mas Fulan tidak hanya mengandalkan teori-teori yang ada di buku-buku literatur, tetapi juga dapat Mas Fulan perkaya dengan pengalaman penelitian di lapangan.
Namun setelah sekian banyak karya ilmiah di bidang / ilmu teknik yang dia tulis, maka semakin sadarlah dia bahwa ilmu teknik yang selama ini dia tekuni ternyata hanyalah merupakan alat saja, bukan tujuan utama hidupnya. Karena ilmu teknik yang kini semakin dia kuasai, ternyata tidak mampu menjamin masa depannya yang sesungguhnya, yaitu kebahagiaan hakiki di negeri akhirat. Hingga pada suatu saat, teringatlah dia pada masa-masa ketika masih di Blitar dahulu, dimana dia sempat mengenyam pendidikan di sebuah madrasah.
Pada akhirnya Mas Fulan menyadari bahwa ternyata ada dua sumber ilmu lain yang selama ini telah dia lupakan, yaitu Al Qur’an serta Al Hadits. Hingga akhirnya Mas Fulan mulai mempelajarinya kembali. Dan ketika Mas Fulan baru sedikit saja mempelajari kedua sumber ilmu tersebut, maka dia nampak tercengang!!! Karena ternyata begitu banyak ilmu pengetahuan yang teramat tinggi nilainya/mutunya yang telah dia dapatkan, satu hal yang selama ini tidak pernah dia pikirkan. Apalagi jika hal ini dia kaitkan dengan penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 269 berikut ini: “Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)”. (QS. Al Baqarah. 269).
Sedangkan dalam sebuah hadits, Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, katanya Rasulullah SAW. bersabda:
Dengan berjalannya waktu, maka semakin bertambah pula kefahamannya tentang Al Qur'an dan As Sunnah / Al Hadits. Hingga hal ini dapat membuatnya semakin yakin bahwa hanya dengan kefahaman yang mendalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah-lah yang akan mampu menjamin masa depannya yang sesungguhnya, yaitu kebahagiaan hakiki di negeri akhirat.
Sedangkan pada saat yang sama, sebagai seorang dosen Fakultas Teknik, dia juga tetap berupaya untuk menghasilkan karya-karya ilmiah di bidangnya (ilmu teknik) sebagai konsekuensi logis berkaitan dengan pengembangan keilmuannya. Ibarat hendak menuju suatu tempat**, maka Al Qur'an dan Al Hadits adalah petunjuk jalannya, sedangkan ilmu teknik yang saat ini semakin dia kuasai tak ubahnya seperti kendaraan yang dapat dijadikan sebagai alat bantu sehingga perjalanan tersebut dapat menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Adapun yang dimaksud dengan suatu tempat** di sini adalah kebahagiaan hakiki di negeri akhirat. Wallahu a'lam.
Semoga bermanfaat!
NB.
*) Mas Fulan pada kisah di atas hanyalah nama fiktif belaka. Mohon ma’af jika secara kebetulan ada kemiripan nama dengan kisah di atas!
Sekali lagi, itu hanyalah cerita fiktif yang berasal dari anganku. Dan aku ingin mengambil hikmah dari cerita fiktif itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar