بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Senin, 05 April 2010

BERHARAPLAH HANYA KEPADA ALLAH SEMATA ATAU KAMU HARUS MENJADI ORANG YANG SANGAT KEJAM

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Orang yang berharap kepada manusia (atau kepada siapapun selain berharap kepada Allah), adalah cerminan orang / pribadi yang tidak percaya diri (tidak mempunyai rasa kepercayaan kepada diri sendiri) dan kurang berserah diri kepada-Nya. Orang seperti ini, pada suatu saat bisa menjadi orang yang sangat kejam.

Koq bisa begitu?

Saudaraku…,
Orang yang tidak percaya diri (dan kurang berserah diri kepada-Nya), biasanya cenderung untuk lebih percaya kepada (kemampuan) orang lain.

Sebagai ilustrasi, jika dia adalah seorang pelajar / siswa / mahasiswa, maka setiap kali ada ujian, dia akan cenderung untuk melakukan kecurangan dengan jalan mencontek pekerjaan temannya atau bekerjasama dengan temannya.

Jika dia adalah seorang pencari kerja, maka dia akan merasa tidak percaya dengan kemampuannya sendiri, tidak yakin bisa bersaing dengan pelamar lain secara fair. Dalam kondisi seperti ini, jika kurang berserah diri kepada-Nya, maka dia akan berupaya meminta bantuan kepada orang lain dengan melakukan kecurangan via KKN (korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme) atau cara lainnya, demi memuluskan keinginannya untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Pada tahapan ini, (tanpa dia sadari) dia benar-benar telah menjadi orang yang sangat kejam. Betapa tidak, hanya demi memuluskan keinginannya dalam mendapatkan pekerjaan tersebut, dia tidak segan untuk merampas pekerjaan itu dari tangan pelamar lain yang lebih berhaq.

Sedangkan jika yang bersangkutan adalah seorang karyawan, maka dia akan merasa tidak percaya dengan kemampuannya sendiri pada saat ada promosi jabatan. Dia benar-benar merasa tidak yakin bisa bersaing dengan karyawan lain secara fair. Dalam kondisi seperti ini, jika kurang berserah diri kepada-Nya, maka dia juga akan berupaya meminta bantuan kepada orang lain dengan melakukan kecurangan via KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) atau cara lainnya,  demi memenuhi ambisinya untuk mendapatkan jabatan itu.

Pada tahapan ini, dia benar-benar telah menjadi orang yang sangat kejam. Betapa tidak, hanya demi memenuhi ambisinya dalam mendapatkan jabatan itu, dia tidak segan-segan untuk merampas jabatan itu dari tangan karyawan lain yang seharusnya lebih berhaq untuk mendapatkan jabatan itu. Demikian seterusnya…!!!

Saudaraku…,
Hal sangat berbeda terjadi pada orang-orang yang hanya berharap kepada Allah semata. Dia menyandarkan seluruh hidupnya hanya kepada-Nya. Karena dia menyadari, bahwa Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Karena Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al Ikhlaash. 2).

... فَاعْلَمُواْ أَنَّ اللهَ مَوْلاَكُمْ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ ﴿٤٠﴾
“..., maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong”. (QS. Al Anfaal. 40).

Menyadari hal itu, maka dia senantiasa berupaya untuk selalu bertakwa kepada-Nya, selalu berupaya untuk menjalankan semua perintah-Nya serta menjauhi semua larangan-Nya. Dia juga senantiasa berdzikir / ingat kepada-Nya serta setiap saat memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya serta senantiasa berbaik sangka kepada-Nya. Karena Dia adalah Pelindungnya dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

... وَاللهُ مَوْلَاكُمْ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ ﴿٢﴾
“... Dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Tahriim. 2).

Sebagai ilustrasi, jika dia adalah pencari kerja, maka dia tidak akan berlaku curang. Dia akan berupaya secara maksimal sambil menyerahkan semuanya hanya kepada-Nya. Jika pada akhirnya dia diterima, maka dia akan bersyukur. Sedangkan jika ternyata gagal, dia akan bersabar dan tetap berprasangka baik kepada-Nya. Mungkin kegagalan itu hanyalah karena Allah akan memilihkan pekerjaan lain yang lebih baik / lebih cocok untuknya dibelakang hari.

Sedangkan jika yang bersangkutan adalah seorang karyawan, ketika ada promosi jabatan, maka dia juga tidak akan berupaya melakukan kecurangan demi memenuhi ambisinya untuk mendapatkan jabatan itu. Semuanya dia serahkan kepada-Nya. Yang lebih penting baginya adalah bekerja dengan baik, lillahi ta’ala. Jika kemudian dinilai pantas untuk menduduki jabatan itu, maka dia akan berupaya untuk menjalankannya dengan penuh amanah. Dan jika ternyata harus orang lain yang diberi kesempatan, maka dia akan tetap berprasangka baik kepada-Nya. Mungkin saja hal ini karena Allah berkehendak untuk meyelamatkannya dari fitnah yang menjerumuskan.

Demikian seterusnya…! Sehingga hal ini semua senantiasa membuat hidupnya menjadi tenang. Tidak dipenuhi oleh ambisi yang membabi buta...!!!

Ya… Tuhan kami,
Berilah kekuatan kepada kami, sehingga kami benar-benar dapat ridha dengan apa yang telah Engkau berikan kepada kami. “Cukuplah Engkau bagi kami”. Sesungguhnya kami hanya berharap kepada Engkau. Semoga Engkau berikan karunia-Mu kepada kami. Amin, ya rabbal ‘alamin!

وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوْاْ مَا آتَاهُمُ اللهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللهُ سَيُؤْتِينَا اللهُ مِن فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللهِ رَاغِبُونَ ﴿٥٩﴾
“Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)”. (QS. At Taubah. 59).

تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفاً وَطَمَعاً وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ﴿١٦﴾
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya*, sedang mereka berdo`a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”. (QS. As Sajdah. 16). *) Maksudnya adalah mereka tidak tidur di waktu orang biasanya tidur, untuk mengerjakan sholat malam.

Semoga bermanfaat!

7 komentar:

  1. Kejam=lalim(dlolim)?
    Bagaimana dg mendlolimi diri sendiri?
    Mengapa bisa "harus menjadi kejam"?

    BalasHapus
  2. Saudaraku...,
    Jika kita berbuat baik, sesungguhnya kita telah berbuat baik bagi diri kita sendiri dan jika kita berbuat jahat maka sesungguhnya kejahatan itu adalah bagi diri kita sendiri.

    Jadi, ketika kita mendholimi orang lain, sebenarnya kita telah mendholimi kepada diri sendiri. Demikian yang aku ketahui. (Wallahu ta'ala a'lam).

    “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri”, (QS. Al Israa’. 7).

    “Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”. (QS. Al Israa’. 15).

    “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya)”. (QS. Fush Shilat. 46).

    “Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan”. (QS. Al Jaatsiyah. 15).

    BalasHapus
  3. Saudaraku...,
    Sebenarnya aku telah menulis artikel tentang hal ini. Namun belum aku posting di blog ini.

    BalasHapus
  4. Betul mas... hanya kepadaNya kami berserah diri.., semoga selalu diberi kekuatan //

    BalasHapus
  5. Amin...!
    Ya rabbal 'alamin...!!!

    Ya… Rabbi,
    Berilah kekuatan kepada kami, sehingga kami benar-benar dapat ridha dengan apa yang telah Engkau berikan kepada kami. Cukuplah Engkau bagi kami. Sesungguhnya kami hanya berharap kepada Engkau. Semoga Engkau berikan karunia-Mu kepada kami.

    BalasHapus
  6. Sip Pak. Berbagi terus atas apa yang dimiliki (harta dan ilmu).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih wahai saudaraku Pak Gede, atas perhatian dan motivasinya. Jika berkenan mohon do’anya, semoga saya dapat terus berkarya!

      Semoga kita semua senantiasa berada dalam bimbingan-Nya, dijauhkan dari tipu daya syaitan serta senantiasa mendapat ridho dari-Nya. Amin, ya rabbal 'alamin!

      Hapus

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞