Seorang sahabat (dosen senior di ITS) telah bertanya: ”Apa sih Mas Imron manfaat diciptakannya syaitan bagi Allah sendiri? Kalau malaikat kan sudah jelas?”
Saudaraku...,
Yang sesungguhnya terjadi, justru sebaliknya. Karena sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
Berikut ini penjelasan Al Qur'an surat Al Ikhlash ayat 1 – 4 :
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
-----
Perhatikan do'a Nabi Adam yang telah diabadikan oleh Allah dalam Al Qur'an surat Al A'raaf ayat 23 berikut ini:
"Rabbanaa dzolamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khoosiriin"
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (QS. Al A'raaf. 23).
Saudaraku…,
”Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih”. (QS. Ibrahim. 22).
Saudaraku…,
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri”, (QS. Al Israa’. 7).
“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”. (QS. Al Israa’. 15).
Demikian penjelasan yang bisa aku berikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan.
Semoga bermanfaat.
NB.
Ada baiknya juga untuk dibaca, artikel berikut ini (silahkan klik di sini): http://imronkuswandi.blogspot.com/2010/08/jika-kita-berbuat-baik-sesungguhnya_05.html
Assalaamu'alaikum wr wb...
BalasHapusAna minta izin tulisannya mau ana share kan
Wa'alaikumussalam wr. wb.
BalasHapusDengan senang hati, wahai saudaraku...!!!
Saudaraku…,
Semua artikel yang aku tulis di sini: http://imronkuswandi.blogspot.com/ , jika dipandang baik/bermanfaat, misalnya: ingin digunakan sebagai bahan untuk kultum (kultum = kuliah tujuh menit) atau lainnya, saudaraku tidak perlu izin dan tidak perlu membayar royalty. Bahkan aku dengan senang hati jika bisa disebarkan kemana saja, kepada siapa saja, kapan saja.
Gratis…!!!
Saudaraku…,
Jika dipandang baik/bermanfaat, ada baiknya jika alamat blog tersebut (http://imronkuswandi.blogspot.com/) diinformasikan kepada saudara-saudara kita yang lain. Semoga Allah meridhoi niatan baik ini. Amin..!!!
Saudaraku...,
Dalam agama kita, menuntut ilmu (dan menyebarkannya) benar-benar mendapat tempat yang tinggi. Perhatikan Hadits berikut ini:
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan, katanya: bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa yang melintasi sebuah jalan (pergi) untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkannya jalan menuju syurga”. (HR. Muslim.)
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan pahala orang yang mengikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka.” (HR Muslim).
Perhatikan pula penjelasan hadits berikut ini:
Diriwayatkan dari Jabir berkata, Rasulullah saw bersabda: “Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia”. (HR. Thabrani dan Daruquthni)
-----
Saudaraku...,
Mereka-pun telah nyata-nyata berupaya menyebarkan berbagai kemaksiatan di muka bumi ini secara terbuka, terencana dan teroganisir serta dengan dukungan dana yang melimpah.
Maka kita-pun juga harus berupaya mengimbanginya dengan menyebarkan kebaikan kepada sesama, semampu kita. Terlebih lagi, realita yang sedang kita hadapi saat ini, menunjukkan bahwa begitu banyak terdapat perusak akhlak berbanding dengan sangat sedikitnya proses pembangunan akhlak. Sehingga tidak mengherankan jika dimana-mana dapat dengan mudahnya kita temui berbagai kemaksiatan. Sungguh..., suatu kenyataan yang sangat menyedihkan.
Demikian...,
Semoga niatan baik ini dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan, sehingga dapat menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Amin...!!!
Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. Tak lupa, kusampaikan ucapan terimakasih atas kerjasamanya untuk menyebarkan kebaikan kepada sesama. Semoga Allah meridhoi langkah kita ini. Amin...!!!
Wassalam,
Dari saudara seiman: Imron Kuswandi M.