Saudaraku…,
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa perkembangan teknologi informasi yang ada pada saat ini, dapat mempermudah urusan kita. Dengannya, kita menjadi lebih mudah dalam menjalin tali silaturrahim dengan saudara-saudara kita yang lain yang tinggalnya berjauhan dengan tempat tinggal kita. Dapat mempermudah kita dalam berdakwah. Juga dapat mempermudah kita dalam mendapatkan informasi-informasi lainnya yang bermanfaat buat kita, dll.
Meskipun demikian, jika kita tidak menyandarkannya kepada Al Qur'an dan Al Hadits, maka perkembangan teknologi informasi yang ada pada saat ini juga dapat mempermudah jalan menuju "neraka". Karena dengan perkembangan teknologi informasi yang ada pada saat ini, ternyata juga berdampak pada demikian mudahnya penyebaran kemaksiatan diantara kita.
Bahkan bisa juga digunakan sebagai sarana untuk menebar fitnah / untuk mencemarkan nama baik seseorang. Karena bagi mereka yang paham teknologi informasi namun tidak berpegang (mengimani dan mengikuti) Al Qur'an dan Al Hadits, mereka bisa berbuat sedemikian rupa, sehingga seseorang yang menjadi sasaran pencemaran nama baik, seolah-olah telah menebar kemaksiatan / berita negatif (fitnahan, pornografi, dll) kepada khalayak via internet, padahal yang bersangkutan benar-benar tidak pernah melakukannya. Sesungguhnya mereka itu telah dibutakan mata hatinya, sehingga memandang baik perbuatan-perbuatan mereka itu. Na’udzubillahi mindzalika!
”Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39). ”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40). *) Yang dimaksud dengan “mukhlis” ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah.
Dan tanpa kita sadari, mungkin saja sebagian diantara kita telah menjadi ”korban” pencemaran nama baik sebagaimana uraian di atas, dimana orang lain telah berbuat sedemikian rupa sehingga seolah-olah kita telah menebar kemaksiatan / berita negatif (fitnahan, pornografi, dll) kepada khalayak via internet, padahal kita benar-benar tidak pernah melakukannya.
Saudaraku…,
Jika pada saat ini kita telah menjadi ”korban” pencemaran nama baik sebagaimana uraian di atas, maka menghadapi keadaan yang demikian sulit ini, seharusnya kita tidak perlu panik. Kita juga tidak perlu larut dalam kesusahan, kesedihan maupun kegelisahan. Kembalikan semua urusan ini hanya kepada-Nya, supaya jiwa kita menjadi tenang. “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya”. (QS. Al Fajr. 27-28).
Lebih dari itu, seharusnya hal itu juga tidak memberikan pengaruh apapun kepada kita. Bukankah seluruh hidup kita, hanya kita persembahkan untuk-Nya?
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”, (QS. Al An’aam. 162).
Saudaraku…,
Tiada artinya pujian dari orang lain, jika pada saat yang sama ternyata kita mendapat murka dari-Nya karena kita telah keluar dari jalan-Nya yang lurus, namun kita telah memakai “topeng”, sehingga seolah-olah dihadapan orang lain kita terlihat sebagai orang-orang yang terpuji.
Sebaliknya; biarpun orang-orang telah menghina kita, memalingkan mukanya dari kita, mencela kita, meninggalkan kita, dst. (sebagai dampak dari pencemaran nama baik tersebut, misalnya), namun jika pada saat yang sama justru kita bisa menggapai ridho-Nya karena kita telah berjalan sesuai dengan jalan-Nya yang lurus, maka seharusnya kita tidak perlu pusing dengan sikap mereka itu...!!!
Jika kita mampu untuk memaafkan mereka, maafkanlah. Semoga kelapangan dada kita dalam menghadapi keadaan yang demikian sulit ini, dapat dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan sehingga dapat menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Amin!
Namun jika kita tidak mampu untuk memaafkan mereka, maka kembalikan semua urusan ini hanya kepada-Nya. Yakinlah, bahwa Allah akan memberikan keputusan terbaik diantara kita. Karena Allah adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana.
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Mumtahanah. 5).
Saudaraku…,
Sekali lagi, bahwa berdasarkan penjelasan Allah dalam surat Al An’aam ayat 162, aktivitas / kegiatan apapun yang kita lakukan, semuanya harus kita niatkan hanya karena Allah semata. Sehingga jika ada orang lain yang ingin menghancurkan nama baik kita sebagaimana uraian di atas, maka seharusnya hal itu tidak memberikan pengaruh apapun kepada kita.
Meskipun demikian, sebagai manusia biasa, kita juga mesti berupaya untuk memberikan penjelasan tentang duduk permasalahan yang sebenarnya kepada khalayak, agar tidak timbul fitnah.
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Mumtahanah. 5). Amin...!!!
Semoga bermanfaat!