Assalamu’alaikum wr. wb.
Seorang teman muallaf telah mengirim pesan via facebook sebagai berikut:
Ana
mohon sedikit pengetahuan mengenai isi Al Qur’an, yang mana di dalamnya
(sepengetahuan ana) ada kalimat orang beriman, munafik & kafir.
Pertanyaannya: Siapakah yang dimaksud mereka "orang-orang munafik" (orang beriman atau kafirin)?
Jazakallah
khairan atas perhatian & ilmunya. Semoga Allah SWT. melimpahkan
rahmat, taufik, inayah, hidayah & keberkahan-Nya buat kita.
-----
Saudaraku...,
Orang
munafik adalah orang yang tidak beriman, namun berpura-pura beriman.
Atau orang yang berpura-pura mengikuti ajaran agama Islam, namun
sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya.
Rasulullah
SAW. bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ؛ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا
اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ. (رواه البخارى و مسلم)
“Tanda
orang munafik ada tiga: Jika bicara berdusta, jika diberi amanah berkhianat,
dan jika berjanji menyelisihinya”. (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Saudaraku...,
Meskipun Nabi Muhammad SAW. telah
menunjukkan tanda-tanda orang munafik, kita tidak boleh asal tuduh saja kepada
orang lain yang dalam dirinya terdapat tanda-tanda tersebut. Jauhilah
kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ
الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب
بَّعْضُكُم بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً
فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ ﴿١٢﴾
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing
sebahagian yang lain. Sukakah
salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Hujuraat.
12).
Sekali lagi...,
Kita tidak boleh asal tuduh saja kepada orang lain, meskipun dalam dirinya terdapat tanda-tanda orang munafik. Sebagai ilustrasi:
adanya mendung yang gelap, adalah tandanya mau turun hujan. Namun pada
kenyataannya, belum tentu hujan benar-benar turun, meski tanda-tandanya sudah sangat
jelas.
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan.
Semoga bermanfaat.
pak bagaimana untuk mendapatkan ketenangan hati?
BalasHapusSemoga artikel berikut ini bermanfaat:
BalasHapusKETENANGAN HATI
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Ketika masalah demi masalah datang silih berganti...
Ketika kesulitan demi kesulitan seolah datang tiada henti...
Ketika tantangan hidup dari hari ke hari terasa kian mendaki...
Dan ketika kemaksiatan sudah merajalela...
Dan ketika kejujuran sudah menjadi barang yang langka...
Dan ketika kecurangan sudah membudaya...
Dan ketika kecintaan pada dunia sudah menjadi tujuan utama...
Dan ketika kemungkaran sudah ada dimana-mana...
Maka hanya orang-orang yang beriman serta senantiasa mengingat Allah saja, hati mereka menjadi tenang dan tenteram. Mereka mengikhlaskan hatinya kepada Allah dengan sepenuhnya.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar Ra’d. 28).
“(Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya** dengan hati yang suci”. (QS. Ash Shaaffaat. 84). **) Maksud “datang kepada Tuhannya” ialah mengikhlaskan hatinya kepada Allah dengan sepenuhnya.
Saudaraku…,
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya”. (QS. Az Zumar. 23).
Semoga bermanfaat!
http://imronkuswandi.blogspot.com/2008/12/ketenangan-hati.html