بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Kamis, 05 Desember 2013

JANGANLAH BELAJAR AGAMA BERDASARKAN PERSEPSI SENDIRI


Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Membaca buku atau artikel-artikel di internet dan merasa bisa memahami sendiri, tentunya akan sangat berbahaya. Karena semuanya bisa ada di internet secara bebas. Yah..., Di internet semua orang bisa menulis apa saja secara bebas. Demikian halnya dengan buku, semua orang juga bisa menulis apa saja secara bebas.

Oleh karena itu, belajar dari buku / artikel-artikel di internet saja tanpa adanya guru agama, bisa membuat orang tersesat. Akan lebih baik jika mencari guru agama, yang dikenal baik, diterima oleh masyarakat setempat sebagai guru agama atau ‘alim / ‘ulama' yang baik / terhormat (‘alim = orang yang berilmu/bentuk tunggal/singular atau ‘ulama'/bentuk jamak/plural), dan bisa membina kita dengan cara yang baik pula.

Saudaraku…,
Seseorang yang belajar tidak kepada guru tapi belajar sendiri dengan membaca buku atau artikel-artikel di internet saja, maka dia tidak akan mengetahui apakah dia telah salah dalam memahami suatu ilmu atau tidak, karena buku / artikel-artikel di internet tidak bisa menegurnya jika dia telah salah dalam memahami suatu ilmu. Sedangkan apabila seseorang belajar pada guru, maka sang guru bisa menegurnya jika dia salah.

Demikian juga halnya jika dia tak faham, seseorang yang belajar pada guru, maka dia juga bisa bertanya kepada sang guru. Sebaliknya, jika seseorang yang belajar tidak kepada guru melainkan hanya kepada buku / artikel-artikel di internet saja, jika dia tak faham, maka dia hanya terikat dengan pemahamannya sendiri (dengan akal pikirannya sendiri). Na’udzubillahi mindzalika!

Hal ini bukan berarti kita tidak boleh membaca buku / artikel-artikel yang ada di internet. Semuanya boleh-boleh saja, namun kita harus mempunyai guru yang kepadanya kita bisa bertanya jika kita mendapatkan masalah.

وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ إِلَّا رِجَالًا نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ ﴿٧﴾
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”. (QS. Al Anbiyaa’. 7).

Saudaraku…,
Ada satu hal lagi yang harus kita perhatikan, bahwa dalam mencari ilmu agama, maka sanadnya (mata rantainya) harus sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sebagai sumbernya ilmu. Janganlah mengambil ilmu agama dari seseorang yang sanad ilmunya terputus (tidak sampai kepada Rasulullah SAW). Yah..., Ketika kita menuntut ilmu agama, maka ilmu yang didapat tersebut haruslah disandarkan kepada gurunya, gurunya gurunya, gurunya gurunya gurunya, demikian seterusnya hingga sampai kepada Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW. bersabda:

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ اْلأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَاراً وَلاَ دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Dan sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi dan sesungguhnya para nabi tidak pernah mewariskan dinar dan tidak pula dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Maka barang siapa yang mengambilnya, sungguh dia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah)

‘Ulama’ pewaris nabi artinya menerima ilmu dari ‘ulama’ sebelumnya yang tersambung terus hingga sampai kepada Rasulullah SAW.

Saudaraku…,
Salah satu indikator bahwa sanad ilmu dari seorang guru (‘alim / ‘ulama') tidak terputus adalah jika pemahaman guru (‘alim / ‘ulama') tersebut tidak menyelisihi pemahaman para ‘ulama’ yang sholeh terdahulu dari jalur dia mengambil ilmu agama. Jika menyelisihi, maka ada indikasi kuat bahwa sanad guru atau sanad ilmu guru tersebut terputus hanya sampai pada akal pikirannya sendiri. Dan jika hal ini yang terjadi (jika guru tersebut lebih bersandar pada akal pikirannya sendiri), maka dapat dipastikan bahwa peluang terjadinya penyimpangan dari ajaran Islam akan terbuka lebar! Karena dipastikan guru tersebut hanya akan menduga-duga saja terhadap segala sesuatu yang tidak diketahuinya tentang ilmu agama (na’udzubillahi mindzalika!).

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا ﴿١١٠﴾
“Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaahaa. 110).

Selain pemahaman yang tidak menyelisihi pemahaman para ‘ulama’ yang sholeh terdahulu, indikator lainnya adalah bahwa ‘ulama’ tersebut tentunya juga harus berakhlak mulia (wallahu a'lam).

Ya… Tuhan kami,

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ الْمُستَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
“Tunjukilah kami* jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat**.” (QS. Al Faatihah. 6 – 7). *) Ihdina (tunjukilah kami) diambil dari kata hidaayat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik. **) Yang dimaksud dengan mereka yang dimurkai dan mereka yang sesat adalah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

وَمَن يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقًا ﴿٦٩﴾
“Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin***, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An Nisaa’. 69).

Yang dimaksud dengan shiddiiqiin*** adalah orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasulullah SAW. Dan inilah orang-orang yang dianugerahi ni’mat sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an surat Al Faatihah ayat 7 di atas.

-----

Ya… Tuhan kami,
Lindungilah kami ketika kami membaca ayat-ayat-Mu dari godaan syaitan yang terkutuk agar kami senantiasa berada dalam jalan-Mu yang lurus. Amin...!!!

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ﴿٩٨﴾
”Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”. (QS. An Nahl. 98).

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kekurangan / kesalahan. Juga mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

1 komentar:

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞