بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Rabu, 05 Februari 2014

KETIKA MUSIBAH DATANG MENYAPA

Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang akhwat (muallafah) telah menyampaikan cerita bahwa beliau adalah lulusan Sekolah Pendidikan Guru Agama Kristen / SPGAK Yogyakarta dan sudah masuk Islam pada tanggal 6 April 1989. Beliau mengatakan bahwa pada saat ini Allah (telah) menguji keimanannya atas kedzaliman suami dan sepupu suaminya sehingga (akibat kedzaliman suami dan sepupu suaminya tersebut) telah menyebabkan beliau bercerai. Beliau mengatakan bahwa pengalaman ini beliau anggap sebagai kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Dan beliau berharap, semoga beliau diberi ketabahan hati dan tetap dalam keimanan, yaitu menyembah Allah di dalam Islam. Beliau mengatakan: innaddiinna 'indallaahil Islaam, bahwa agama yang paling benar di sisi Allah dan mendapat ridha adalah Islam.

-

Saudaraku…,
Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 286, Allah SWT. telah berfirman sebagai berikut: 

لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا ... ﴿٢٨٦﴾
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ...”. (QS. Al Baqarah ayat 286).

Saudaraku…,
Berdasarkan ayat tersebut, sebenarnya kita juga bisa berpikir dari arah sebaliknya. Artinya, ayat tersebut sebenarnya juga menunjukkan bahwa seberat apapun beban hidup yang saat ini sedang mendera kita, pasti Allah telah siapkan bekal kepada kita untuk menghadapinya. Bukankah: ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya?”

Dengan demikian, jika pada saat ini kita sedang mendapati adanya beban hidup yang terasa kian berat, tantangan hidup dari hari ke hari yang terasa kian kompleks, masalah demi masalah yang datang silih berganti, ataupun kesulitan demi kesulitan yang seolah datang tiada henti, maka tidak sepantasnya bagi kita untuk mengeluhkannya. Karena dalam hal ini, pasti Allah telah siapkan bekal kepada kita untuk menghadapinya. Dengan kata lain, jika pada saat ini kita sedang mendapati adanya beban hidup yang terasa kian berat, maka hal itu semua justru sebagai pertanda bahwa Allah hendak memberikan kebaikan / nikmat / kekuatan / kemudahan / rezeki kepada kita.

Jadi, ketika cobaan datang silih berganti, maka seharusnya kita justru bertanya:
”Ya Allah, nikmat apa lagi yang hendak Engkau berikan kepada kami, sedangkan tanda-tandanya sudah nampak jelas di depan mata?”
”Ya Allah, kemudahan apa lagi yang hendak Engkau berikan kepada kami, sedangkan tanda-tandanya sudah begitu jelas di depan mata?”
”Ya Allah, rezeki apa lagi yang hendak Engkau anugerahkan kepada kami, sedangkan tanda-tandanya sudah sangat jelas di depan mata?”
”Ya Allah, dst...”

Saudaraku…,
Jika cara berpikir kita seperti ini, tentunya tidak ada alasan sedikitpun bagi kita untuk mengeluh, bagaimanapun situasi/kondisi yang sedang kita hadapi. Yang terjadi justru sebaliknya. Apalagi jika hal ini kita kaitkan dengan salah satu hadits qudsi dimana Ahmad, Ibn Majah dan Albaihaqi meriwayatkan, bahwa Allah berfirman: “Aku selalu mengikuti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, maka untung baginya. Dan jika berprasangka buruk, maka ia akan terkena bahayanya”.

-----

Beliau mengatakan: “Subhanallah dan memang hanya Allah yang pantas mendapatkan segala pujian. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas nasehat ini, semoga hati saya tetap dikuatkan dalam iman Islam. Saya dikaruniai 4 orang anak yang semuanya perempuan dan keempat anak saya ikut dengan saya semuanya. Sebenarnya ujian demi ujian datang bertubi-tubi kepada saya, insya Allah saya selalu menganggap bahwa ini (adalah) tanda kasih sayang Allah kepada saya. Tahun 2007 anak saya mendapat kecelakaan diserempet mobil dan yang menyerempet tidak bertanggung jawab. 4 hari diruang ICCU, antara hidup dan mati, tangan dan kakinya mengalami patah tulang. Setiap suster memanggil, hati saya berdegub kencang untuk mendengar berita keselamatan anak saya. Alhamdulillah anak saya diberi kesempatan utk sehat kembali yang sebelumnya dia harus tidur tanpa daya selama 6 bulan ditempat tidur. Dengan kasih sayang seorang ibu, saya merawat dan juga membantu suami mencari nafkah. Dan lagi-lagi Allah (telah) menguji saya dengan peristiwa perpisahan ini. Selama berpisah, mantan suami tidak pernah memberi nafkah, rumah dijual buat bersenang-senang dengan sepupunya yang sekarang menjadi istrinya. Saya hanya mohon bantuan do'a, semoga saya kuat menghadapi ujian ini. Terimakasih”.

-

Amin, ya rabbal 'alamin!
Do'aku menyertai perjuanganmu, wahai saudaraku!

Saudaraku…,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah akan memberikan cobaan kepada kita dengan berbagai cobaan. Dan ketahuilah pula, bahwa sesungguhnya Allah akan memberikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar (dengan memberikan surga untuknya), yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Demikian penjelasan Al Qur’an dalam surat Al Baqarah ayat 155 – 156:
  
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ ﴿١٥٦﴾
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al Baqarah. 155). “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun*" (QS. Al Baqarah. 156). *) Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali”. Kalimat ini dinamakan kalimat “istirjaa” (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya sewaktu ditimpa marabahaya, baik besar maupun kecil.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW. bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ. (رواه البخارى)
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR. Al Bukhari(.

Sedangkan dalam hadits lainnya, Rasulullah SAW. bersabda: 

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ. (رواه البخارى)
“Tiadalah seorang muslim yang ditimpa musibah dalam bentuk kelelahan, sakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, dan kecemasan, melainkan Allah menghapuskan darinya segala kesalahan dan dosa, hingga duri yang menusuknya juga sebagai penghapus dosa.” (HR. al-Bukhari)

Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
 
مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حَزَنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ. (رواه البخارى ومسلم)
“Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu kepayahan, penyakit, kegalauan, kesedihan, gangguan ataupun kegundahan, hingga duri yang mengenainya, kecuali Allah akan menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan musibah itu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW. bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا؛ وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ؛ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ. (رواه مسلم)  
“Bersungguh-sungguhlah engkau dalam melakukan apa yang bermanfaat untuk dirimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan malas. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau mengatakan, ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu akan demikian dan demikian.’ Akan tetapi, katakanlah, ‘Ini adalah takdir Allah dan apa yang Allah kehendaki pasti akan terjadi.’ Adapun kata ‘seandainya’ akan membuka pintu bagi setan (agar engkau tidak menerima takdir).” (HR. Muslim)

-----

Saudaraku...,
Terlepas dari segala musibah yang saat ini sedang menimpa saudaraku, ketahuilah bahwa sesungguhnya saudaraku benar-benar telah mendapatkan nikmat terbesar dari Allah SWT yaitu dengan diberi-Nya nikmat iman kepada saudaraku, sebagaimana yang telah saudaraku sampaikan sendiri: innaddiinna 'indallaahil Islaam, bahwa agama yang paling benar di sisi Allah dan mendapat ridha-Nya adalah Islam.

Allah SWT. telah berfirman pada bagian awal ayat 19 dari surat Ali ‘Imraan:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ ...
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. ... “. (QS. Ali ‘Imraan. 19)

Yah..., betapa bersyukurnya saudaraku (dan juga kita semua), karena Allah telah memberi hidayah kepada saudaraku (dan kita semua)! Yah..., logika saudaraku menyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar, dan hati saudaraku juga bisa menerima kebenaran agama Islam! Sementara begitu banyak orang-orang di sekeliling kita yang justru lebih memilih jalan yang sesat daripada jalan yang benar, meskipun tidak sedikit diantara mereka yang mengetahui kebenaran Agama Islam.

Demikian dahsyatnya tipu daya syaitan, sehingga begitu banyak orang-orang di sekeliling kita yang telah dibutakan mata hatinya, sehingga mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka itu (na’udzubillahi mindzalika!).

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾ إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39). ”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis* di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40). *) Yang dimaksud dengan “mukhlis” ialah orang-orang yang diberi taufiq untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah. (Wallahu a'lam bish-shawab).

Terlebih lagi jika kita perhatikan penjelasan Al Qur’an dalam surat An Naml ayat 4 serta surat Al An’aam ayat 108 berikut ini:

إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ أَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُونَ ﴿٤﴾
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan)”. (QS. An Naml. 4). Na’udzubillahi mindzalika...!!!

وَلاَ تَسُبُّواْ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ فَيَسُبُّواْ اللّهَ عَدْواً بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ ﴿١٠٨﴾
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”. (QS. Al An’aam: 108).

Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞