بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Senin, 03 Maret 2014

ORANG BERTAKWA MELIHAT YANG GHAIB TERLEBIH DAHULU SEBELUM MELIHAT YANG KASAT MATA



Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku…,
Perhatikan firman Allah SWT. dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 2 – 5 berikut ini:

ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٢﴾ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾ والَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ ﴿٤﴾ أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٥﴾
(2) “Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”, (3) “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka”, (4) “dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (5) “Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al Baqarah. 2 – 5).

Saudaraku…,
Dari ayat-ayat Al Qur’an di atas, diperoleh penjelasan bahwa orang-orang yang bertakwa itu adalah mereka yang beriman kepada yang ghaib, dst. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Allah SWT. dan merekalah orang-orang yang beruntung.

Yah, yang pertama kali disebutkan dalam penjelasan Al Qur’an di atas adalah bahwa orang-orang yang bertakwa itu adalah mereka yang beriman kepada yang ghaib, baru kemudian yang lainnya. Tentunya hal ini adalah sebagai isyarat bahwa orang yang bertakwa itu akan mendahulukan beriman kepada yang ghaib terlebih dahulu, baru kemudian yang dhohir (yang kasat mata).

Saudaraku…,
Memang demikianlah kiranya bahwa dalam segala aspek kehidupan, orang yang bertakwa itu akan melihat yang ghaib terlebih dahulu, baru kemudian yang dhohir (yang kasat mata). Terhadap apapun yang akan dia terima / terhadap apapun yang akan dia upayakan, maka yang dia lihat terlebih dahulu adalah: apakah dibalik semuanya itu ada laknat Allah atau tidak, apakah dibalik semuanya itu ada ridho Allah atau tidak.

Sebagai ilustrasi: bagi seorang pedagang, maka mengurangi timbangan serta memberi informasi yang tidak benar terhadap kualitas / kondisi barang dagangannya, jelas secara kasat mata akan mendatangkan keuntungan duniawi yang menggiurkan (si pedagang dapat mengeruk keuntungan lebih besar dengan mudah). Jika dia bukan orang yang bertakwa, maka hal-hal yang secara kasat mata sangat menguntungkan inilah yang lebih dia lihat, sehingga dia tak segan-segan melakukannya tanpa memperdulikan lagi apakah dibalik keuntungan yang melimpah tersebut ada laknat Allah atau tidak.

Namun bagi orang yang bertakwa ketika ada kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar, maka yang dia lihat terlebih dahulu adalah: apakah dibalik semuanya itu ada laknat Allah atau tidak. Sehingga meskipun tindakan mengurangi timbangan tersebut (serta tidak memberi informasi yang benar terhadap kualitas / kondisi barang dagangannya) secara kasat mata jelas-jelas akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar, namun karena dibalik itu semua ada laknat Allah, maka dia tidak akan pernah mencoba melakukannya (karena hal-hal yang tidak kasat mata seperti inilah yang terlebih dahulu dia kedepankan).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ بَاعَ عَيْبًا لَمْ يُبَيِّنْهُ لَمْ يَزَلْ فِى مَقْتِ اللهِ وَلَمْ تَزَلِ الْمَلَائِكَةُ تَلْعَنُهُ. (رواه ابن ماجه)
“Barangsiapa yang menjual sesuatu yang ada aib (cela/cacat)-nya lalu tidak dijelaskan pada pembelinya, maka tetap berada dalam murka Allah dan selalu dikutuk oleh malaikat.” (HR. Ibn Majah)

Rasulullah SAW. bersabda:

مَنْ كَانَ عِنْدَهُ لِأَخِيْهِ مَظْلَمَةٌ فَلْيَتَحَلَّلْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُوْنَ دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا. إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْ حَسَناَتِهِ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٍ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ. (رواه البخارى)
“Siapa yang memiliki kezaliman terhadap saudaranya, hendaklah ia meminta kehalalan saudaranya tersebut pada hari ini, sebelum datang suatu hari saat tidak berlaku lagi dinar dan tidak pula dirham. Jika ia memiliki amal saleh, akan diambil dari kebaikannya sesuai dengan kadar kezaliman yang diperbuatnya lalu diserahkan kepada orang yang dizaliminya. Apabila ia tidak memiliki kebaikan, akan diambil kejelekan saudaranya yang dizaliminya lalu dibebankan kepadanya.” (HR. al-Bukhari)

Saudaraku…,
Hal yang sama juga terjadi pada seorang hakim. Ketika ada seseorang menyodorkan sejumlah uang/harta kepadanya, tentunya secara kasat mata hal ini benar-benar sesuatu yang sangat menggiurkan. Bagi hakim yang tidak bertakwa, maka hal-hal yang secara kasat mata sangat menguntungkan seperti inilah yang lebih dia kedepankan, sehingga dengan santainya dia terima saja uang/harta tersebut tanpa memperdulikan lagi apakah dibalik itu semua ada laknat Allah atau tidak.

Namun bagi hakim yang bertakwa, terhadap pemberian tersebut, yang dia lihat terlebih dahulu adalah: apakah dibalik sejumlah uang/harta tersebut ada laknat Allah atau tidak. Jika ada indikasi risywah (suap), maka jelas dibalik sejumlah uang tersebut ada laknat Allah. Nah, karena hal-hal yang tidak kasat mata (ghaib) seperti inilah yang terlebih dahulu dia kedepankan, maka meskipun secara kasat mata sangat menggiurkan, dia tetap tidak akan pernah mau menerimanya.

Allah SWT. telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 188:

وَلاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُواْ بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُواْ فَرِيقاً مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١٨٨﴾
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”. (QS. Al Baqarah. 188).

Sedangkan dalam sebuah hadits, dari Abdullah bin Amr, beliau berkata:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّاشِيَ وَالْمُرْتَشِيَ. (رواه الترمذى)
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yang menyogok dan menerima sogok”. (HR. At-Turmuzi).

Saudaraku…,
Hal yang berbeda terjadi pada masalah sedekah. Ketika ada perintah untuk bersedekah, tentunya secara kasat mata hal ini benar-benar sesuatu yang merugikan. Betapa tidak, uang/harta yang diperoleh dengan susah payah dari hasil keringat sendiri, tiba-tiba diminta untuk menyerahkan kepada pihak lain secara cuma-cuma tanpa adanya imbalan duniawi sedikitpun. Bagi orang yang tidak bertakwa, maka hal-hal yang secara kasat mata sangat merugikan seperti inilah yang lebih dia kedepankan, sehingga dengan sikap yang tegas tanpa sedikitpun keraguan, dia tolak / dia hindari perintah untuk bersedekah tersebut tanpa memperdulikan lagi apakah dibalik itu semua ada ridho Allah atau tidak.

Namun bagi orang yang bertakwa, terhadap perintah untuk bersedekah tersebut, yang dia lihat terlebih dahulu adalah: apakah dibalik sejumlah uang/harta yang dia korbankan tersebut ada ridho Allah atau tidak. Jika ada ridho Allah, maka hal-hal yang tidak kasat mata (ghaib) seperti inilah yang terlebih dahulu dia kedepankan, sehingga meskipun secara kasat mata sangat merugikan, dia tetap dengan ikhlas akan melakukannya.

Dari sahabat Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW. bersabda:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا؟ قَالَ: أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ قُلْتَ: لِفُلاَنٍ كَذَا، وَلِفُلاَنٍ كَذَا، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ. (رواه البخارى ومسلم)   
Seseorang datang menemui Nabi SAW. kemudian bertanya, “Ya Rasulullah, apakah sedekah yang paling banyak pahalanya?” Nabi SAW. menjawab, “Engkau bersedekah dalam keadaan dirimu sehat, tidak ingin hartamu lepas darimu, serta dalam keadaan engkau takut kefakiran dan sangat menginginkan harta tersebut. Janganlah engkau menunda hingga ketika ruh sudah mendekati tenggorokan barulah engkau mengatakan, ‘Untuk si fulan sekian dan untuk si fulan sekian’, padahal memang itu sudah menjadi milik si fulan (ahli warisnya).” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Demikian seterusnya bahwa bagi orang yang bertakwa, dia akan selalu melihat yang ghaib terlebih dahulu sebelum melihat yang kasat mata.

Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa di antara petunjuk Nabi Muhammad SAW. demi tercapainya kebersihan jiwa adalah berdo’a sebagai berikut:

اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُمَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا
“Wahai Allah, berilah ketakwaan pada diriku dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya. Engkaulah yang mengurusinya dan memilikinya.” (HR. Muslim dari Zaid bin Arqam r.a.)

Demikian,
Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞