بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Jumat, 01 April 2016

KESEHATAN JASMANI DAN RUHANI (I)


Assalamu’alaikum wr. wb.

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya diri kita ini terdiri dari 2 unsur, yaitu unsur materi (jasad kita yang terbuat dari tanah) serta unsur ruhani yang menjadikan kita hidup. Agar kedua unsur tersebut sehat, maka masing-masing harus mendapat asupan gizi yang cukup.

Unsur Materi (Jasad Kita Yang Terbuat Dari Tanah)

Saudaraku,
Jika seseorang bisa mengatur pola makannya dengan baik sehingga tubuhnya mendapat asupan gizi (protein, vitamin dan mineral) yang cukup, maka tubuhnya juga akan sehat (kecuali jika terinfeksi penyakit).

Pada saat tubuh seseorang sehat, maka selera makannya juga baik. Oleh karenanya ketika dihidangkan makanan di depannya (apalagi jika yang dihidangkan adalah makanan lezat yang menjadi kesukaannya), tentunya dia akan merasa sayang jika harus meninggalkannya begitu saja. Artinya dia akan segera menyantapnya dengan suka cita.

Sebaliknya, jika seseorang terlalu larut dengan berbagai kesibukan (atau karena sebab-sebab yang lainnya) sehingga tidak bisa mengatur pola makannya dengan baik sehingga tubuhnya tidak mendapat asupan gizi (protein, vitamin dan mineral) yang cukup, maka tubuhnya juga akan sakit.

Pada saat tubuh seseorang sakit, maka selera makannya juga akan menurun. Bahkan selera makan tersebut bisa benar-benar hilang ketika seseorang menderita sakit yang parah. Dalam kondisi seperti ini, ketika dihidangkan makanan di depannya (meskipun yang dihidangkan adalah makanan lezat yang menjadi kesukaannya), maka akan mudah dipahami jika dia hanya akan meliriknya saja dan tidak tertarik untuk memberi respon positif. Artinya dia tak akan tertarik untuk mencicipinya, apalagi sampai menyantapnya.

Unsur Ruhani

Saudaraku,
Sama dengan yang terjadi pada tubuh kita, jika seseorang bisa mengatur ‘pola makannya’ dengan baik sehingga ruhaninya mendapat ‘asupan gizi’ yang cukup, maka ruhaninya juga akan sehat (kecuali jika terinfeksi penyakit hati).

Sama dengan yang terjadi pada tubuh kita, pada saat ruhani seseorang sehat, maka ‘selera makannya’ juga baik. Oleh karenanya ketika dihidangkan sebuah hidangan di depannya, apalagi jika yang dihidangkan adalah hidangan paling lezat dari Allah SWT., tentunya dia akan merasa sayang jika harus meninggalkannya begitu saja. Artinya dia akan segera ‘menyantapnya’ dengan suka cita.

Berikut ini adalah beberapa ‘hidangan’ yang sangat baik untuk ruhani kita: 
1.  Ayat-ayat Al Qur'an, bacalah, pahami, hayati dan amalkan pesan-pesan moral dan spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari.
2.  Shalat wajib lima waktu, laksanakanlah dengan tepat waktu. Disamping itu, laksanakan pula shalat sunat secara rutin, utamanya shalatul lail/shalat sunat yang dikerjakan di malam hari.
3.  Berpuasa, mengawal hawa nafsu dan bersabar.
4.  Berzikir, lakukan secara rutin sepanjang waktu. 
5.  Bergaul dengan orang-orang beriman dan beramal soleh.

Sebaliknya, jika seseorang terlalu larut dengan berbagai kesibukan (atau karena sebab-sebab yang lainnya) sehingga dia tidak bisa mengatur ‘pola makannya’ dengan baik sehingga ruhaninya tidak mendapat ‘asupan gizi’ yang cukup, maka ruhaninya juga akan sakit.

Sama dengan yang terjadi pada tubuh kita, pada saat ruhani seseorang sakit, maka ‘selera makannya’ juga akan menurun. Bahkan ‘selera makan’ tersebut bisa benar-benar hilang ketika seseorang menderita penyakit hati yang parah. Dalam kondisi seperti ini, ketika dihidangkan sebuah hidangan di depannya (meskipun yang dihidangkan adalah hidangan paling lezat dari Allah SWT.), maka dia hanya akan meliriknya saja dan tidak tertarik untuk memberi respon positif. Artinya dia tak akan tertarik untuk ‘mencicipinya’, apalagi sampai ‘menyantapnya’.

Hidangan Spesial Dari Allah SWT.

لَوْ أَنزَلْنَا هَـــٰـذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَـــٰشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَـــٰلُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ ﴿٢١﴾
“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir”. (QS. Al Hasyr [59]: 21).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “(Kalau sekiranya Kami menurunkan Alquran ini kepada sebuah gunung) lalu dijadikan-Nya pada gunung tersebut akal sebagaimana manusia (pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah) terbelah-belah (disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu) yang telah disebutkan di atas tadi (Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir) yang karenanya lalu mereka beriman”.

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Al Qur’an itu adalah suatu hidangan yang tak pernah membosankan, semakin sering dinikmati maka di situlah bertambah nikmatnya, karena Allah SWT akan melipat gandakan pahala bagi orang yang rajin melakukan tadarus Al Qur’an.

Al Qur’an merupakan 'hidangan spesial' Allah SWT. bagi hamba-hamba-Nya. Hidangan kemuliaan ini tentu harus dinikmati/dimaknai. Memaknai Al Qur’an identik dengan membacanya, memahaminya, menghayatinya dan mengamalkan pesan-pesan moral dan spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, Al Qur’an sebagai petunjuk kehidupan manusia dapat berfungsi.

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَـــٰبِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَـــٰـكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿١١١﴾
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (QS. Yusuf. 111).

Pelajaran Untuk Kita Semua

Saudaraku,
Sebagai hidangan spesial dari Allah SWT. bagi hamba-hamba-Nya, maka ketika diperdengarkan ayat-ayat Al Qur’an di hadapan kita, maka sudah semestinya jika kita sambut dengan baik hidangan dari Allah tersebut.

Demikian juga, ketika dihadapan kita ada ‘alim/‘ulama', ustadz maupun saudara kita yang lain, yang memberikan kajian/mengajak kita untuk memaknai Al Qur’an (dengan membaca, memahami, menghayati dan mengamalkan pesan-pesan moral dan spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari), tentunya akan sangat tidak pantas jika kita abaikan/kita tinggalkan kajian itu begitu saja, apalagi sampai membencinya. Karena sesungguhnya hal itu adalah hidangan spesial dari Allah SWT. bagi hamba-hamba-Nya yang Allah hidangkan (yang Allah sampaikan) melalui ‘alim/‘ulama', ustadz maupun saudara kita yang lain tersebut.

إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ ﴿٧٧﴾ فِي كِتَابٍ مَّكْنُونٍ ﴿٧٨﴾ لَّا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ ﴿٧٩﴾ تَنزِيلٌ مِّن رَّبِّ الْعَـــٰـلَمِينَ ﴿٨٠﴾ أَفَبِهَــٰـذَا الْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ ﴿٨١﴾
(77). sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, (78). pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), (79). tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. (80). Diturunkan dari Tuhan semesta alam. (81). Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?, (QS. Al Waaqi’ah. 77 – 81).

Maka ketika diperdengarkan ayat-ayat Al Qur’an di hadapan kita, kemudian tak ada sedikitpun tergerak keinginan kita untuk menyambutnya dengan baik hidangan dari Allah tersebut (apalagi sampai membencinya), maka sesungguhnya hal ini adalah tanda-tanda bahwa ruhani kita sedang sakit.

Demikian juga ketika ada kajian/ajakan untuk memaknai Al Qur’an (dengan membaca, memahami, menghayati dan mengamalkan pesan-pesan moral dan spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari), kemudian tak ada sedikitpun tergerak keinginan kita untuk menyambutnya dengan baik hidangan dari Allah tersebut (apalagi sampai membencinya), maka sesungguhnya hal ini juga merupakan tanda-tanda bahwa ruhani kita sedang sakit.

أَفَبِهَــٰـذَا الْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ ﴿٨١﴾
“Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al Qur'an ini?”, (QS. Al Waaqi’ah. 81).

Semoga bermanfaat.

{Bersambung; tulisan ke-1 dari 2 tulisan}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞