Assalamu’alaikum wr. wb.
Berikut ini kelanjutan dari artikel “Dikala Isteri Meninggalkan Rumah (I)”:
Beliau mengatakan:
“Nggih
nuwun. Sudah
saya jalani selama 18 tahun, tetapi sudah banyak
mudharat dibanding manfaat. Jadi
saya putuskan untuk meninggalkan rumah dan meminta khulu'. Tidak
mudah, penuh airmata. Semua saya pasrahkan kepada Allah Ta'ala. Saya hanya
takut pada Allah, hanya ingin ibadah dengan tenang”.
“Rumah tangga saya dahulu bukan lagi sebagai ladang ibadah. Saya justru kasihan
dengan anak-anak
saya. Saya
tinggalkan semua. Saya
hanya pergi membawa
baju dan SK, tanpa
menuntut hak apapun. Di
Pengadilan Agamaa hanya
talak. Memang
masyarakat masih memandang hina dan rendah wanita yang pergi dari rumah”.
Saudaraku yang dicintai Allah,
Sekali lagi kusampaikan, berbahagialah engkau wahai
saudaraku karena dengan adanya cobaan yang teramat berat yang menimpa saudaraku
tersebut, hal ini menunjukkan betapa kuatnya agama saudaraku (sebagaimana telah
kusampaikan pada uraian di atas).
Maka bersyukurlah atas semua yang telah diberikan Allah
kepada saudaraku, tak terkecuali terhadap cobaan yang teramat berat yang
menimpa saudaraku.
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي
لَشَدِيدٌ ﴿٧﴾
“Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
(QS. Ibrahim. 7).
Saudaraku,
Sering-seringlah membaca Al Qur’an, karena
Al Qur'an adalah penawar dahaga dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ
لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّـــٰــلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا ﴿٨٢﴾
“Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al Israa’. 82).
Saudaraku,
Banyak-banyaklah
mengingat Allah, karena hanya dengan mengingat Allah saja, hati ini menjadi
tenteram.
الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ
اللهِ أَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨﴾
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra’d. 28).
Dan jangan lupa, jadikan sabar dan sholat sebagai
penolongmu!
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ اسْتَعِينُواْ
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّـــٰبِرِينَ ﴿١٥٣﴾
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah. 153).
Beliau mengatakan: “Memang masyarakat masih
memandang hina dan rendah wanita yang pergi
dari rumah. Saya ambil risiko itu karena saya sudah munajat dan
saya sudah tidak sanggup lagi jalani rumah tangga yang tidak sehat sejak lama, sejak
awal pernikahan. (Saya) terima dan jalani semua ini sebagai takdir.. qodarullah”.
Saudaraku,
Tiada artinya pujian dari
orang lain, jika pada saat yang sama ternyata kita mendapat murka dari-Nya
karena kita telah keluar dari jalan-Nya yang lurus, namun kita telah memakai
“topeng”, sehingga seolah-olah dihadapan orang lain kita terlihat sebagai
orang-orang yang terpuji.
Sebaliknya,
biarpun orang-orang telah menghina kita, memalingkan mukanya dari kita, mencela
kita, meninggalkan kita, dst., namun jika pada saat yang sama justru kita bisa
menggapai ridho-Nya karena kita telah berjalan sesuai dengan jalan-Nya yang
lurus, maka seharusnya kita tidak perlu pusing dengan sikap mereka itu!
Jika kita mampu untuk
memaafkan mereka (yang telah memandang hina kepada saudaraku),
maafkanlah. Semoga kelapangan dada kita dalam menghadapi keadaan yang demikian
sulit ini, dapat dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan sehingga dapat
menambah ketakwaan kita kepada-Nya. Amin, ya
rabbal ‘alamin.
Namun jika kita tidak mampu
untuk memaafkan mereka, maka kembalikan semua urusan ini hanya kepada-Nya.
Yakinlah, bahwa Allah akan memberikan keputusan terbaik diantara kita. Karena
Allah adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana, sebagaimana janji-Nya dalam Al Qur’an
surat Al An’aam ayat 18:
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ
الْخَبِيرُ ﴿١٨﴾
”Dan Dialah yang berkuasa
atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui”. (QS. Al An’aam. 18).
Sedangkan Allah tidak
akan pernah menyalahi janji-Nya, sebagaimana
penjelasan Al Qur’an dalam surat Ar Ruum ayat 6 (yang
artinya adalah):
وَعْدَ اللهِ لَا
يُخْلِفُ اللهُ وَعْدَهُ وَلَـــٰــكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا
يَعْلَمُونَ ﴿٦﴾
"(sebagai) janji yang
sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar Ruum. 6).
رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا
وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٥﴾
"Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan
ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana". (QS. Al Mumtahanah. 5).
Beliau mengatakan: “Saya hanya berpegang pada janji
Allah Ta'ala semata. Hanya mohon keadilan pada Allah Ta'ala. Jazakallah fii khoir untuk segala nasehatnya. Semoga Allah Ta'ala berkenan
membalas semua kebaikan Pak Imron”.
وَالَّذِينَ صَبَرُواْ ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ
وَأَقَامُواْ الصَّلَاةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقْنَـــٰــهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ
السَّيِّئَةَ أُوْلَـــٰــئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ ﴿٢٢﴾
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya,
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada
mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan
kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (QS.
Ar Ra’d. 22).
Amin, ya rabbal 'alamin!
Beliau mengatakan: “Pernikahan saya bukan
pernikahan selebriti, juga
perceraian saya bukan perceraian selebriti, in sya Allah. Saya sebelumnya
tidak mengenal dia, tidak
berpacaran. Hanya karena satu kantor, satu profesi, sekufu dan
seagama. Kalau semua berakhir seperti ini, saya ihlaskan. Hidup jalan terus, orang
lain tidak tahu apa (yang) sesungguhnya yang terjadi. Saya in sya Allah
belajar dan berprinsip menikah adalah assunnah. Dan saat bercerai sayapun
mencari dalil dan belajar dengan hati hati, bukan
memilih yang saya suka dan membuang yang
tidak saya mau.
Na’udzubillahi mindzalika”.
Benar, wahai saudaraku. Sebagai orang-orang yang beriman,
maka keridhaan Allah dan Rasul-Nya adalah lebih patut untuk kita cari daripada
yang lain. Karena ridho Allah adalah lebih baik dari dunia seisinya.
وَعَدَ اللهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَـــٰتِ جَنَّـــٰتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَـٰــرُ خَـــٰلِدِينَ فِيهَا وَمَسَـــٰكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّـــٰتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللهِ
أَكْبَرُ ذَٰلِكَ هُوَ
الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿٧٢﴾
“Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu'min lelaki
dan perempuan, (akan mendapat) syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai,
kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di syurga
`Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar;
itu adalah keberuntungan yang besar”. (QS. At Taubah. 72).
Beliau mengatakan: “Amin, ya Allah ya Mujibassailin. Semoga
Allah Ta’ala berkenan mengampuni dosa-dosa saya, hamba-Nya yang lemah dalam
akal, ilmu dan ahlak ini. Astaghfirullahal ‘adhim”.
Saudaraku yang dicintai Allah,
Sebagai orang-orang yang
beriman, maka keridhaan Allah dan Rasul-Nya adalah lebih patut untuk kita cari
daripada yang lain.
وَمِنْهُمُ الَّذِينَ يُؤْذُونَ النَّبِيَّ وَيَقُولُونَ
هُوَ أُذُنٌ قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ لَّكُمْ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَيُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمْ وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ
رَسُولَ اللهِ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٦١﴾ يَحْلِفُونَ بِاللهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَن
يُرْضُوهُ إِن كَانُواْ مُؤْمِنِينَ ﴿٦٢﴾
(61) Di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang
menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua apa yang
didengarnya". Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik bagi kamu,
ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mu'min, dan menjadi rahmat
bagi orang-orang yang beriman di antara kamu". Dan orang-orang yang
menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih. (62) Mereka bersumpah
kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan
Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah
orang-orang yang mu'min. (QS. At Taubah. 61 – 62).
Beliau mengatakan: “Inggih, Pak Imron. Hanya memohon ridho
Allah ‘Azza wa Jalla dan
selalu mohon ampunan-Nya”.
Demikian dialog ini,
Semoga bermanfaat.
{Tulisan ke-2 dari 2
tulisan}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar