Assalamu’alaikum wr. wb.
Setelah selesai Sholat Subuh di Masjid At Taqwa Surabaya,
ada salah seorang jama'ah yang bilang kepadaku bahwa di sebuah
grup WhatsApp, beliau telah mendapat kiriman sebuah Hadits tentang larangan menghina pemimpin/penguasa yang dholim. Beliau
tidak
bisa menanggapinya dan hanya bisa mendiamkannya.
Saudaraku,
Perhatikan penjelasan sebuah Hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Tirmidzi berikut
ini:
حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ
حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ مِهْرَانَ عَنْ سَعْدِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ زِيَادِ بْنِ
كُسَيْبٍ الْعَدَوِيِّ قَالَ كُنْتُ مَعَ أَبِي بَكْرَةَ تَحْتَ
مِنْبَرِ ابْنِ عَامِرٍ وَهُوَ يَخْطُبُ وَعَلَيْهِ ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَقَالَ أَبُو
بِلَالٍ انْظُرُوا إِلَى أَمِيرِنَا يَلْبَسُ ثِيَابَ الْفُسَّاقِ فَقَالَ أَبُو
بَكْرَةَ اسْكُتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
مَنْ أَهَانَ سُلْطَانَ اللهِ فِي الْأَرْضِ أَهَانَهُ اللهُ. (رواه الترمذى)
2224. Bundar menceritakan
kepada kami, Abu Daud menceritakan kepada kami, Humaid bin Mihran menceritakan
kepada kami, dari Sa'ad bin Aus, dari Ziyad bin Kusaib Al Adawi, dia berkata,
"Aku pernah bersama Abu Bakrah di bawah mimbar Abu Amir. Ketika itu dia
sedang berkhutbah. Dia mengenakan pakaian yang tipis." Abu Bilal
berkomentar, "Lihatlah pemimpin kita, dia mengenakan pakaian orang-orang
fasik". Abu Bakrah lalu berkata, "Diamlah, aku pernah mendengar
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
'Siapa saja yang menghina kekuasaan Allah (pemimpin) di bumi maka niscaya Allah
akan menghinakannya'. " (HR. At-Tirmidzi).
Saudaraku,
Dari Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi di atas,
diperoleh penjelasan bahwa kita dilarang untuk menghina pemimpin atau penguasa
di bumi ini. Dan bagi siapa saja yang telah menghina pemimpin atau penguasa di
bumi ini, niscaya Allah akan menghinakannya.
Saudaraku,
Sebenarnya kita tidak hanya dilarang untuk menghina
pemimpin/penguasa saja (termasuk pemimpin/penguasa yang dholim sekalipun),
namun kita juga dilarang untuk menghina siapa saja.
Mengapa demikian?
Karena pada saat kita sedang menghina orang lain, maka pada
saat itu pula tanpa kita sadari kita telah merasa lebih mulia daripadanya. Padahal
kemuliaan itu hanyalah milik Allah, karena sesungguhnya hanya Allah-lah Yang
Maha Mulia.
... فَإِنَّ العِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيعًا ﴿١٣٩﴾
“... Maka sesungguhnya kemuliaan itu hanya milik Allah”. (QS. An
Nisaa’. 139).
... فَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا ... ﴿١٠﴾
“..., maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. ...”.
(QS. Faathir. 10).
... إِنَّ الْعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيعًا ... ﴿٦٥﴾
“... Sesungguhnya kemuliaan itu
seluruhnya adalah kepunyaan Allah. ...”. (QS. Yunus. 65).
Saudaraku,
Sekali lagi kusampaikan, bahwa
sesungguhnya hanya Allah-lah Yang Maha Mulia. Kalaupun seseorang bisa mulia, maka
hal itu semata-mata karena pemberian Allah/karena Allah telah memuliakan yang
bersangkutan. Artinya tidak ada seorangpun yang mulia kecuali karena Allah
muliakan, sehingga tidak ada hak sedikitpun bagi kita untuk merasa lebih mulia
dari pihak yang lain.
قُلِ اللّٰهُمَّ مَــٰــلِكَ الْمُلْكِ
تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاءُ وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَن
تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ ﴿٢٦﴾
Katakanlah: "Wahai Tuhan
Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau
kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa
atas segala sesuatu. (QS. Ali ‘Imraan. 26).
Dan karena tidak ada seorangpun
yang mulia kecuali karena Allah muliakan, maka sangat mudah dipahami bahwa
seandainya tanpa pertolongan-Nya, bahkan kita bisa saja lebih buruk dari
Fir’aun sekalipun. Na’udzubillahi mindzalika!
Lalu bagaimana sikap kita saat
menjumpai adanya pemimpin yang dholim?
Saudaraku,
Jika kita melihat dari pemimpin kita sesuatu yang tidak baik, maka
bencilah tindakannya. Perhatikan penjelasan Hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ
أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ
يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ رُزَيْقِ بْنِ حَيَّانَ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ قَرَظَةَ
عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ
وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ
الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ
قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لَا مَا
أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا
تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ.
(رواه مسلم)
34.59/3447.
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al Handlali telah mengabarkan
kepada kami Isa bin Yunus telah menceritakan kepada kami Al Auza'i dari Yazid
bin Yazid bin Jabir dari Ruzaiq bin Hayyan dari Muslim bin Qaradlah dari 'Auf
bin Malik dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai
mereka, mereka mendo'akan kalian dan kalian mendo'akan mereka. Dan
sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci
mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka. Beliau ditanya,
Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka? maka beliau bersabda: Tidak,
selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari
pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan
janganlah kalian melepas dari ketaatan kepada mereka*. (HR. Muslim).
Saudaraku,
Sekali lagi kusampaikan, bahwa ketika kita melihat dari pemimpin kita sesuatu yang tidak baik, maka bencilah
tindakannya. Dengan kata lain janganlah menilai orangnya, tetapi nilailah tindakannya/amal
perbuatannya.
Terkait hal ini, setiap muslim
wajib berlepas diri dari semua amalan yang tidak diridhoi oleh Allah ‘Azza wa
Jalla dan Rasul-Nya (termasuk tindakan/perbuatan dholim dari
seorang pemimpin/penguasa). Perhatikan firman Allah dalam Al Qur’an surat Al
Hujuraat ayat 7 berikut ini:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ
اللهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِّنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَـــٰـكِنَّ
اللهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ
إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُوْلَـــٰـــئِكَ هُمُ
الرَّاشِدُونَ ﴿٧﴾
Dan ketahuilah olehmu bahwa di
kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa
urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu
cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka
itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (QS. Al Hujuraat. 7).
Demikian yang bisa kusampaikan, mohon
maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
NB.
*) Terkait larangan untuk berlepas diri dari ketaatan kepada pemimpin/penguasa yang dholim, bisa dibaca artikel
terdahulu yang berjudul: “Taat Kepada Pemimpin/Penguasa
Yang Dholim”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar