Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Saat menyampaikan dakwah, bisa
jadi kita akan mendapati
tanggapan negatif seperti dibawah ini:
○ Ini kayak yang punya
surga sendiri saja.
● Silakan mau berkata apa terkait dakwahku ini,
saudaraku.
Bagiku, ini adalah perkara
biasa saja dalam berdakwah. Karena Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam serta para Rasul sebelumnya saja dikatakan/dituduh/divonis sebagai orang gila
saat menyampaikan dakwah, apalagi aku yang hanya manusia biasa (bukan Rasul) ini.
إِن نَّقُولُ إِلَّا اعْتَرَاكَ بَعْضُ ءَالِهَتِنَا بِسُوءٍ
قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللهَ وَاشْهَدُواْ أَنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ
﴿٥٤﴾ مِن دُونِهِ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنظِرُونِ ﴿٥٥﴾
(54) Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian
sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu." Huud menjawab:
"Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan saksikanlah olehmu
sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,
(55) dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan
janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. (QS. Huud. 54 – 55).
قَالَ إِنَّ رَسُولَكُمُ الَّذِي أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ لَمَجْنُونٌ
﴿٢٧﴾
Fir`aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yang diutus
kepada kamu sekalian benar-benar orang gila". (QS. Asy Syu’araa’. 27).
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا
وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ ﴿٩﴾
Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka
mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan
dia sudah pernah diberi ancaman".(QS. Al Qamar 9).
وَقَالُواْ يَا أَيُّهَا الَّذِي نُزِّلَ عَلَيْهِ
الذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ ﴿٦﴾
Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Qur'an
kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila. (QS. Al Hijr. 6).
أَمْ يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ ... ﴿٧٠﴾
Atau (apakah patut) mereka berkata: “Padanya (Muhammad)
ada penyakit gila”. ... (QS. Al Mu’minuun. 70).
وَإِن يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ
بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ ﴿٥١﴾
Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir
menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al
Qur'an dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang
yang gila". (QS. Al Qalam. 51).
كَذَٰلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ
أَوْ مَجْنُونٌ ﴿٥٢﴾
Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada
orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Ia adalah
seorang tukang sihir atau orang gila". (QS. Adz Dzaariyaat. 52).
-----
● Jangan curang, wahai saudaraku.
○ Jangan sok suci, kau. Memangnya kau sendiri
sudah merasa jadi orang yang baik, yang senantiasa berlaku jujur sepanjang
hidupmu? Ngaca, dong!
● Silakan mau berkata apa saja terkait
dakwahku ini, saudaraku. Karena apapun perkataan yang kau sampaikan kepadaku,
tak mungkin hal itu bisa menghentikan langkah dakwahku.
Ku-akui
bahwa diri ini memang bukanlah manusia yang sempurna, yang tidak mampu untuk
terus-menerus menjaga diri ini dari perbuatan maksiat, yang tidak mampu untuk
terus-menerus menjaga kebersihan hati ini serta tidak mampu untuk terus-menerus
menjaga ketundukan hawa nafsu pada bimbingan Allah SWT.
Karena
diri ini memang hanya manusia biasa, yang tak luput dari salah dan lupa. Sebagaimana
ungkapan dalam Bahasa Arab: “Al-insaanu mahallu al-khatha’ wa an-nisyaan” (اﻻنسان محل الخطأ والنسيان) yang artinya adalah
bahwa “manusia itu tempatnya salah dan lupa”.
Kecuali
para Nabi dan Rasul saja yang ma’shum. Sehingga jika syarat untuk berdakwah
harus sempurna dahulu perilakunya, maka dipastikan hanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam saja yang bisa melaksanakan dakwah.
Mereka para
Nabi dan Rasul itu pasti ma’shum (terpelihara dari
dosa/kemaksiatan/kesalahan/kekhilafan). Sebab jika para Nabi dan Rasul tidak ma’shum
(dalam hal penyampaian risalah), maka rusaklah nilai kenabian dan kerasulan
secara keseluruhan karena risalah yang seharusnya berfungsi sebagai petunjuk ke
jalan yang lurus, telah menyimpang. Hal ini juga berarti bahwa Allah telah membiarkan
para utusannya untuk menyesatkan umat manusia. (Subhanallah,
Maha Suci Allah dari sifat yang demikian).
● Lebih dari itu, apakah itu artinya
aku tidak boleh beramar ma’ruf nahi munkar kepadamu? Padahal kewajiban untuk
ber amar ma’ruf nahi munkar itu telah Allah bebankan atas setiap muslim,
sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat
17 berikut ini:
يَــــٰــبُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ ﴿١٧﴾
”Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).
-----
● Jangan berzina, wahai bujangan.
○ Kau yang sudah berkeluarga, enak saja bilang begitu.
Nggak tahu ya, bagaimana tersiksanya bujangan tua seperti aku ini saat nafsu sedang membara.
● Apakah itu artinya aku harus menyetujui
perbuatanmu itu, wahai bujangan? Maaf ya, tak boleh bagiku untuk mengikuti hawa
nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ
السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ
عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ ﴿٧١﴾
Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti
binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami
telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari
kebanggaan itu. (QS. Al Mu’minuun. 71).
Lebih dari itu, sebagai orang yang beriman, maka aku
harus lebih mendahulukan hukum Allah daripada yang lain.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ
يَدَيِ اللهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿١﴾
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului
Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS Al Hujuraat. 1).
Lebih mendahulukan hukum Allah daripada yang lain,
artinya jika aku menemui adanya pertentangan antara syari’at Islam dengan
pendapat seseorang/masyarakat, maka
syari’at Islam-lah yang harus aku ikuti.
ثُمَّ جَعَلْنَـــٰـكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ
الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ﴿١٨﴾
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (QS. Al Jaatsiyah.
18).
Sedangkan terkait perbuatan zina ini larangan
Allah sangat tegas, karena mendekatinya saja sudah dilarang keras (apalagi
sampai melakukan perzinahan). Perhatikan firman Allah dalam Al Qur’an surat Al
Israa’ ayat 32 berikut ini:
وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَىٰ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا ﴿٣٢﴾
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Israa’. 32).
-----
● Jangan mabuk/minum khamer, wahai
saudaraku.
○ Kau yang punya kehidupan mapan, enak saja bilang begitu. Coba kau
berada di posisi seperti aku yang tak punya pekerjaan tetap. Ditambah dengan
berbagai problematika kehidupan yang sangat pelik, wajarlah jika aku minum
khamer agar bisa keluar
dari semua problematika kehidupan ini.
● Apakah itu artinya aku harus menyetujui
perbuatanmu itu, wahai saudaraku? Maaf ya, tak boleh aku mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang tidak mengetahui.
ثُمَّ جَعَلْنَـــٰـكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍ مِّنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ
الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ﴿١٨﴾
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (QS. Al Jaatsiyah.
18).
Sedangkan terkait khamer, sangat tegas larangan Allah
untuk meminumnya. Perhatikan firman-Nya dalam Al Qur’an surat Al Maa-idah ayat
90 – 91 berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ إِنَّمَا الْخَمْرُ
وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَــــٰمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَـــٰنِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٩٠﴾
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al Maa-idah. 90).
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَـــٰنُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي
الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ
أَنتُم مُّنتَهُونَ ﴿٩١﴾
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al Maa-idah. 91).
_____
Saudaraku,
Memang demikianlah faktanya, bahwa dalam setiap dakwah
yang benar pasti akan ada tanggapan negatif, karena kebanyakan mereka benci
kepada kebenaran.
أَمْ يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ بَلْ جَاءَهُم بِالْحَقِّ
وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَـــٰـرِهُونَ ﴿٧٠﴾
Atau (apakah patut) mereka berkata: "Padanya
(Muhammad) ada penyakit gila." Sebenarnya dia telah membawa kebenaran
kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada kebenaran. (QS. Al Mu’minuun.
70).
Saudaraku,
Dalam setiap dakwah yang benar, pasti akan ada yang
merintanginya, pasti ada yang menghalangi, pasti ada yang menentangnya, pasti
ada yang mendebat, dan pasti ada yang membuat orang ragu untuk menerimanya, dst.
Perhatikan firman Allah dalam Al Qur’an surat Luqman ayat 17 berikut ini:
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ
وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ ﴿١٧﴾
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman. 17).
Tafsir Ibnu Katsir:
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ ... ﴿١٧﴾
Hai Anakku, dirikanlah salat ... (Luqman: 17). Sesuai
dengan batasan-batasannya, fardu-fardunya, dan waktu-waktunya.
... وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ
وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ ...﴿١٧﴾
... dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar ... (Luqman: 17). Sesuai dengan
kemampuanmu dan menurut kesanggupan kekuatanmu.
... وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ... ﴿١٧﴾
... dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu ... (Luqman:
17)
Perlu kamu ketahui bahwa dalam mengerjakan amar
ma'ruf dan nahi munkar terhadap manusia, pasti kamu akan beroleh gangguan
dan perlakuan yang menyakitkan dari mereka. Karena itulah kamu harus
bersabar terhadap gangguan mereka. Luqman menasihati anaknya untuk bersabar
dalam menjalankan perintah amar ma'ruf dan nahi munkar itu.
...إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ ﴿١٧﴾
... Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah). (Luqman: 17). Sesungguhnya bersikap sabar dalam
menghadapi gangguan manusia benar-benar termasuk hal yang diwajibkan oleh
Allah.
_____
Saudaraku,
Jika kita bisa bersabar dalam menghadapi
semua
tanggapan negatif tersebut, maka kita akan
mendapatkan dua kebaikan sekaligus. Kebaikan pertama adalah karena kita telah
melaksanakan perintah dakwah
sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 di atas. Sedangkan
kebaikan kedua adalah karena kesabaran kita dalam menghadapi rintangan dalam
berdakwah. Perhatikan firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Kahfi ayat 28 serta Al Baqarah ayat 214 berikut
ini:
وَاصْبِرْ
نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ
وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ
أَمْرُهُ فُرُطًا ﴿٢٨﴾
”Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu
mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta
menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. (QS. Al
Kahfi. 28).
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ
خَلَوْاْ مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُواْ
حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللهِ أَلَا
إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيبٌ ﴿٢١٤﴾
”Apakah kamu mengira bahwa kamu
akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah
datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat”. (QS. Al Baqarah. 214).
Dan jangan lupa untuk senantiasa berharap kepada
pertolongan Allah dikala tanggapan negatif menerpa dakwah kita.
Saudaraku,
Jika kita benar-benar dengan tulus memohon pertolongan
Allah terhadap semua rintangan dalam melaksanakan perintah dakwah tersebut,
maka Allah-pun akan menolong kita sebagaimana Allah telah menolong para
Rasul-Nya.
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا
وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ ﴿٩﴾ فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانتَصِرْ
﴿١٠﴾ فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُّنْهَمِرٍ ﴿١١﴾ وَفَجَّرْنَا
الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَىٰ أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ ﴿١٢﴾ وَحَمَلْنَـــٰـهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ ﴿١٣﴾ تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِّمَن كَانَ
كُفِرَ ﴿١٤﴾ وَلَقَد تَّرَكْنَــٰــهَا ءَايَةً فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ ﴿١٥﴾ فَكَيْفَ كَانَ عَذَابِي وَنُذُرِ
﴿١٦﴾
(9) Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kaum Nuh
maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila
dan dia sudah pernah diberi ancaman". (10) Maka dia mengadu kepada
Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu
tolonglah (aku)". (11) Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan
(menurunkan) air yang tercurah. (12) Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata
air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah
ditetapkan. (13) Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan
dan paku, (14) Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai balasan bagi
orang-orang yang diingkari (Nuh). (15) Dan sesungguhnya telah Kami jadikan
kapal itu sebagai pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (16)
Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. (QS. Al Qamar 9 – 16).
إِن نَّقُولُ إِلَّا اعْتَرَىٰكَ بَعْضُ ءَالِهَتِنَا بِسُوَءٍ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللهَ
وَاشْهَدُواْ أَنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ ﴿٥٤﴾ مِن دُونِهِ فَكِيدُونِي
جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنظِرُونِ ﴿٥٥﴾ إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ رَبِّي
وَرَبِّكُم مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي
عَلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿٥٦﴾ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقَدْ
أَبْلَغْتُكُم مَّا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا
غَيْرَكُمْ وَلاَ تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ ﴿٥٧﴾
(54) Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian
sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu." Huud menjawab:
"Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan saksikanlah olehmu
sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,
(55) dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan
janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. (56) Sesungguhnya aku bertawakkal
kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan
Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang
lurus." (57) Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan
kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan) nya kepadamu. Dan
Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak
dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha
Pemelihara segala sesuatu. (QS. Huud. 54 – 57).
Demikian yang bisa kusampaikan.
Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan
ilmuku.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar