Assalamu’alaikum wr. wb.
Seorang mahasiswi telah menyampaikan
pertanyaan via messenger sebagai berikut: “Aku mau nanya,
kalau cinta beda agama itu bagaimana ya? Boleh tidak jika kita mencintai umat
yang beda agama sama kita?”.
Saudaraku yang dicintai Allah,
Corak kehidupan sosial yang plural dimana penduduknya bercampur-baur
dengan berbagai ragam agama, berpotensi mengakibatkan tumbuhnya rasa cinta
kepada lawan jenis yang berbeda agama yang berujung pada pernikahan.
Ya, berujung pada pernikahan. Karena bagi laki-laki dan
wanita yang normal, jika rasa cinta sudah mulai tumbuh, maka keduanya pasti ingin
agar bisa mengakhirinya dengan pernikahan.
Terkait hal ini, perhatikan penjelasan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim berikut ini:
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يَزِيدَ
حَدَّثَنَا حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي شُرَحْبِيلُ بْنُ شَرِيكٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا
عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ
مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ. (رواه مسلم)
18.54/2668. Telah menceritakan
kepadaku Muhammad bin Abdullah bin Numair Al Hamdani telah menceritakan kepada
kami Abdullah bin Yazid telah menceritakan kepada kami Haiwah telah mengabarkan
kepadaku Syurahbil bin Syarik bahwa dia pernah mendengar Abu Abdurrahman Al
Hubuli telah bercerita dari Abdullah bin 'Amru bahwasannya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik
perhiasan adalah wanita shalihah. (HR.
Muslim).
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut
ini semakin menegaskan hal itu:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا
يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللهِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا
وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ.
(رواه البخارى)
47.26/4700. Telah menceritakan
kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidullah ia
berkata; Telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Abu Sa'id dari bapaknya dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau
bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena
keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena
agamanya, niscaya kamu akan beruntung”. (HR. Al Bukhari).
Sebagai catatan, kedua hadits di atas tidak hanya
ditujukan bagi para laki-laki saja, namun juga ditujukan bagi wanita (artinya
ditujukan kepada semuanya, baik laki-laki maupun wanita).
Sehingga jika dalam hadits yang pertama tertulis: “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita (isteri) shalihah”, maka
untuk para wanita tentunya berlaku juga bahwa “Dunia
adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah laki-laki (suami) yang shalih”.
Demikian juga halnya untuk hadits yang kedua, jika dalam hadits tersebut
tertulis: “Wanita itu (menurut kebiasaan) dinikahi karena empat hal, ... dst”,
maka untuk para wanita tentunya berlaku juga bahwa “Laki-laki itu (menurut
kebiasaan) dinikahi karena empat hal, ... dst”.
Saudaraku yang
dicintai Allah,
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di
atas, diperoleh penjelasan bahwa dunia adalah perhiasan (hiburan) dan sebaik-baik perhiasan (dan sebaik-baik hiburannya) adalah wanita shalihah.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada yang lebih baik perhiasan dunia ini selain daripada wanita shalihah. Kalau
bagi anda, berarti tidak ada yang lebih baik perhiasan dunia ini selain
daripada laki-laki (suami) yang shalih.
Sedangkan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari di atas, diperoleh penjelasan bahwa kita
diperintahkan untuk menikahi seorang wanita karena agamanya (yang agamanya
baik/wanita sholihah), karena hanya dengan inilah kita akan beruntung. Hal ini
menunjukkan bahwa jika menikahi seseorang bukan karena agamanya, maka
kita akan celaka. Terlebih lagi jika yang dipilih adalah orang yang berbeda
agama. Na’udzubillahi mindzalika (kami berlindung kepada
Allah dari hal yang demikian).
Saudaraku yang
dicintai Allah,
Mengapa menikah dengan laki-laki yang buruk agamanya
(terlebih menikah dengan laki-laki yang berbeda agama) akan membuat anda celaka?
Karena laki-laki (suami) yang berbeda agama itu hanya akan mengajak anda ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
وَلَا تَنكِحُواْ الْمُشْرِكَاتِ حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّن مُّشْرِكَةٍ
وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلَا تُنكِحُواْ الْمُشِرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُواْ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّن مُّشْرِكٍ
وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُوْلَـــٰــئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللهُ يَدْعُوا إِلَى الْجَنَّةِ
وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ ءَايَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَذَكَّرُونَ ﴿٢٢١﴾
221. Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik,
sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih baik dari
wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan
orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik dari orang musyrik walaupun dia
menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS.
Al Baqarah. 221).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):
221. (Janganlah kamu nikahi) hai kaum muslimin,
(wanita-wanita musyrik), maksudnya wanita-wanita kafir (sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang beriman itu lebih baik daripada wanita musyrik)
walaupun ia merdeka. Sebab turunnya ayat ini adalah berkenaan dengan celaan
yang ditujukan kepada laki-laki yang menikahi budak wanita dan menyanjung serta
menyenangi laki-laki yang menikahi wanita merdeka yang musyrik (walaupun ia
menarik hatimu) disebabkan harta dan kecantikannya. Ini dikhususkan bagi wanita
yang bukan ahli kitab dengan ayat "Dan wanita-wanita yang terpelihara di
antara golongan ahli kitab". (Dan janganlah kamu kawinkan) atau nikahkan
(laki-laki musyrik), artinya laki-laki kafir dengan wanita-wanita beriman
(sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang beriman lebih baik daripada
laki-laki musyrik walaupun ia menarik hatimu) disebabkan harta dan
ketampanannya. (Mereka itu) atau ahli syirik (mengajak ke neraka) disebabkan
anjuran mereka melakukan perbuatan membawa orang ke dalamnya, hingga tidaklah
baik kawin dengan mereka. (Sedangkan Allah mengajak) melalui lisan para
Rasul-Nya (ke surga serta ampunan), maksudnya amal perbuatan yang menjurus
kepada keduanya (dengan izin-Nya), artinya dengan kehendak-Nya, maka wajiblah
bagi kamu atau wali-walinya mengabulkan perkawinan (Dan dijelaskan-Nya
ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka beroleh peringatan) atau mendapat
pelajaran. (QS. Al Baqarah. 221).
Saudaraku yang dicintai Allah,
Sekali lagi kusampaikan bahwa menikah dengan laki-laki
yang berbeda agama itu hanya akan
membuat anda celaka (sekalipun ketampanan dan hartanya telah menyilaukan anda),
karena laki-laki (suami) yang berbeda agama itu hanya akan mengajak anda ke
neraka.
Mengapa demikian?
Sebagaimana
telah diketahui bersama bahwa
suami merupakan pihak yang lebih kuat dan lebih dominan dalam keluarga
dibanding isteri dan anak-anak. Maka tidak ada hikmahnya jika seorang wanita
muslimah menikah dengan laki-laki yang berbeda agama yang nantinya akan mendominasi dirinya dan anak-anaknya sehingga dampaknya dapat sangat berbahaya bagi agamanya dan anak-anak akan dididik sesuai keyakinannya.
Saudaraku yang dicintai Allah,
Janganlah saudaraku terpedaya oleh ketampanan dan
hartanya. Demikian juga dengan tutur katanya yang manis yang menjanjikan kepada
anda bahwa dia akan tetap memberi kebebasan anda untuk tetap memegang Islam
sebagai agama anda dan akan tetap memberi kebebasan kepada anda untuk
menjalankan ibadah dengan baik.
Itu semua hanya omong kosong, saudaraku. Karena Allah
telah memberitahu kita bahwa mereka orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak
akan senang kepada kita hingga kita mengikuti agama mereka. Terlebih lagi
laki-laki yang berbeda agama itu (yang akan menjadi suami anda kelak) nantinya akan mendominasi diri anda dan anak-anak anda sehingga dampaknya
dapat sangat berbahaya bagi agama anda dan anak-anak anda akan dididik
sesuai dengan keyakinannya.
Perhatikan penjelasan Allah SWT.
dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 120 berikut ini:
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَىٰ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ
مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ ﴿١٢٠﴾
120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang
kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak
lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al Baqarah. 120).
Sehingga pantaslah jika Allah telah mengharamkan (telah
melarang keras) wanita muslimah untuk menikah dengan laki-laki yang berbeda
agama.
...
وَلَا تُنكِحُواْ الْمُشِرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُواْ ... ﴿٢٢١﴾
“... Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman. ...”. (QS. Al Baqarah.
221).
Saudaraku yang dicintai Allah,
Janganlah terpedaya oleh kehidupan dunia yang fana ini.
Karena
tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka.
وَمَا الْـحَيٰوةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
﴿٣٢﴾
“Dan
tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan
sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka
tidakkah kamu memahaminya?”.
(QS. Al An’aam: 32).
وَمَا هَـــٰـذِهِ الْـحَيٰوةُ الدُّنْيَا
إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ﴿٦٤﴾
“Dan
tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan
sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (QS. Al ‘Ankabuut.
64).
Saudaraku yang dicintai Allah,
Sekali lagi kusampaikan, bahwa
jangan sekali-kali anda tertipu oleh kehidupan dunia ini. Ingat, bahwa
Iblis telah menjadikan kita memandang baik perbuatan-perbuatan
ma’siat di muka bumi ini (termasuk
diantaranya adalah mencintai laki-laki beda agama yang telah dilarang keras
oleh Allah sebagaimana penjelasan-Nya dalam surat Al Baqarah ayat 221 di atas), yang
semuanya itu Iblis lakukan dalam rangka untuk menyesatkan
kita semuanya.
Perhatikan penjelasan Allah dalam surat Al Hijr ayat 39
berikut ini:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي
الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾
Iblis berkata: "Ya
Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan
menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti
aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39).
Saudaraku yang dicintai Allah,
Satu-satunya cara agar kita
tidak sampai terpedaya oleh kehidupan dunia ini adalah dengan menjadi orang/hamba
yang mukhlis. Demikian penjelasan
Allah dalam Al Qur’an surat Al Hijr pada ayat berikutnya (ayat 40):
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
“kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara
mereka". (QS. Al Hijr. 40).
Saudaraku yang dicintai Allah,
Orang yang mukhlis artinya orang yang ikhlas. Ikhlas dengan
semua ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Terkait hal ini, perhatikan firman Allah
dalam Al Qur’an surat An Nuur ayat 51 serta surat Al Ahzaab ayat 36 berikut
ini:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى
اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَـــٰــئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٥١﴾
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan: "Kami mendengar dan kami patuh". Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. An Nuur. 51)
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ
وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ
اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَــٰــلًا مُّبِينًا ﴿٣٦﴾
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia
telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al Ahzaab. 36)
Sehingga dengan mudah dapat dipahami, jika anda memang
ingin selamat dari tipu daya kehidupan dunia ini, maka anda harus menjadi orang
yang ikhlas.
Tidak ada pilihan lain bagi anda,
kecuali menerima apapun yang datang dari Allah dan Rasul-Nya serta
melaksanakan apa adanya semua ketetapan Allah dan Rasul-Nya tersebut tanpa
adanya tawar menawar sedikitpun. Termasuk larangan untuk mencintai serta menikah
dengan laki-laki beda agama, dan lebih memilih untuk menikah dengan laki-laki
seiman yang baik agamanya.
Terkait
hal ini, banyak-banyaklah berdo’a kepada-Nya agar ditunjukkan laki-laki
seiman yang baik agamanya yang bisa membimbing anda dalam meraih ridho-Nya.
Berikut
ini
lafadz do’a
yang bisa anda lakukan agar segera mendapatkan jodoh yang baik seperti yang anda dambakan:
♦ Do’a untuk laki-laki
yang ingin segera mendapatkan jodoh:
رَبِّ
هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجَةً طَيِّبَةً أَخْطُبُهَا وَأَتَزَوَّجُ بِهَا
وَتَكُوْنُ صَاحِبَةً لِى فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْأٰخِرَةِ
Robbi hablii milladunka
zaujatan thoyyibatan akhtubuhaa wa atazawwaju bihaa watakuunu shoohibatan lii
fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.
Artinya: “Ya Tuhanku, berikanlah
kepadaku isteri
yang terbaik dari sisi-Mu, isteri
yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama,
urusan dunia dan akhirat”.
♦ Do’a untuk wanita yang
ingin segera mendapatkan jodoh:
رَبِّ
هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجًا طَيِّبًا وَيَكُوْنُ صَاحِبًا لِى فِى الدِّيْنِ
وَالدُّنْيَا وَالْأٰخِرَةِ
Robbi hablii milladunka zaujan
thoyyiban wayakuunu shoohiban lii
fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.
Artinya: “Ya Tuhanku, berikanlah
kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku
dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat”.
Selain do’a tersebut di atas,
untuk mendapatkan jodoh secara islami, anda juga
dapat mengamalkan do’a
berikut ini:
رَبِّ
لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ
Robbi laa tadzarnii fardan wa
anta khoirul waaritsiin.
Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau
membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik”.
...
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّــــٰــتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
﴿٧٤﴾
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa, wa dzurriyyaatinaa
qurrata a'yunin waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa.
Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al Furqaan. 74).
Surat Al Furqaan ayat 74 selengkapnya adalah sebagai
berikut:
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّــــٰــتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴿٧٤﴾
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
(QS. Al Furqaan. 74).
Saudaraku yang dicintai Allah,
Disamping melakukan do’a sebagaimana uraian di atas,
perhatikan pula penjelasan Al Qur’an dalam surat An Nuur ayat 26 berikut ini:
الْخَبِيثَـــٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَـــٰتِ وَالطَّـــيِّــبَـــٰتُ لِلطَّـــيِّـبِينَ وَالطَّـــيِّـبُونَ لِلطَّـــيِّــبَـــٰتِ أُوْلَـــٰــئِكَ مُبَرَّؤُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ﴿٢٦﴾
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji,
dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang
baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu
bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka
ampunan dan rezki yang mulia (surga). (QS. An Nuur. 26).
Tafsir
Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “
(Wanita-wanita yang keji) baik perbuatannya maupun
perkataannya (adalah untuk laki-laki yang keji) pula (dan laki-laki yang keji)
di antara manusia (adalah buat wanita-wanita yang keji pula) sebagaimana yang
sebelumnya tadi (dan wanita-wanita yang baik) baik perbuatan maupun perkataannya
(adalah untuk laki-laki yang baik) di antara manusia (dan laki-laki yang baik)
di antara mereka (adalah untuk wanita-wanita yang baik pula) baik perbuatan
maupun perkataannya. Maksudnya, hal yang layak adalah orang yang keji
berpasangan dengan orang yang keji, dan orang baik berpasangan dengan orang
yang baik. (Mereka itu) yaitu kaum laki-laki yang baik dan kaum wanita yang
baik, antara lain ialah Siti Aisyah dan Sofwan (bersih dari apa yang dituduhkan
oleh mereka) yang keji dari kalangan kaum laki-laki dan wanita. (Bagi mereka)
yakni laki-laki yang baik dan wanita yang baik itu (ampunan dan rezeki yang
mulia) di surga. Siti Aisyah merasa puas dan bangga dengan beberapa hal yang ia
peroleh, antara lain, ia diciptakan dalam keadaan baik, dan dijanjikan mendapat
ampunan dari Allah, serta diberi rezeki yang mulia.
Saudaraku yang dicintai Allah,
Berdasarkan surat An Nuur ayat 26 di atas, apabila anda memang
benar-benar ingin mendapatkan
jodoh yang baik, maka anda juga harus demikian pula. Artinya anda juga
harus berupaya untuk menjadi orang yang baik pula.
Saudaraku yang dicintai Allah,
Dengan upaya yang anda lakukan untuk semakin memperbaiki
diri/menghiasi diri dengan amal perbuatan yang mulia (dengan menjaga sholat,
menjaga lisan, menjaga aurat dari pandangan orang lain yang tidak berhak, dst),
semoga nantinya Allah mempertemukan anda dengan suami yang sholih juga,
sebagaimana janji Allah dalam surat An Nuur ayat 26 di atas. Amin, ya rabbal
‘alamin! (Do’aku mengiringi perjuanganmu, saudaraku).
Demikian yang bisa
kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini
semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar