بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Jumat, 05 November 2021

CINTA BEDA AGAMA


Assalamu’alaikum wr. wb.

Seorang mahasiswi telah menyampaikan pertanyaan via messenger sebagai berikut: “Aku mau nanya, kalau cinta beda agama itu bagaimana ya? Boleh tidak jika kita mencintai umat yang beda agama sama kita?”.

Saudaraku yang dicintai Allah,
Corak kehidupan sosial yang plural dimana penduduknya bercampur-baur dengan berbagai ragam agama, berpotensi mengakibatkan tumbuhnya rasa cinta kepada lawan jenis yang berbeda agama yang berujung pada pernikahan.

Ya, berujung pada pernikahan. Karena bagi laki-laki dan wanita yang normal, jika rasa cinta sudah mulai tumbuh, maka keduanya pasti ingin agar bisa mengakhirinya dengan pernikahan.

Terkait hal ini, perhatikan penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ الْهَمْدَانِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي شُرَحْبِيلُ بْنُ شَرِيكٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ. (رواه مسلم)
18.54/2668. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abdullah bin Numair Al Hamdani telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yazid telah menceritakan kepada kami Haiwah telah mengabarkan kepadaku Syurahbil bin Syarik bahwa dia pernah mendengar Abu Abdurrahman Al Hubuli telah bercerita dari Abdullah bin 'Amru bahwasannya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah. (HR. Muslim).

Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari berikut ini semakin menegaskan hal itu:

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللهِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. (رواه البخارى)
47.26/4700. Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidullah ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Abu Sa'id dari bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: “Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung”. (HR. Al Bukhari).

Sebagai catatan, kedua hadits di atas tidak hanya ditujukan bagi para laki-laki saja, namun juga ditujukan bagi wanita (artinya ditujukan kepada semuanya, baik laki-laki maupun wanita).

Sehingga jika dalam hadits yang pertama tertulis: “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita (isteri) shalihah”, maka untuk para wanita tentunya berlaku juga bahwa “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah laki-laki (suami) yang shalih”. Demikian juga halnya untuk hadits yang kedua, jika dalam hadits tersebut tertulis: “Wanita itu (menurut kebiasaan) dinikahi karena empat hal, ... dst”, maka untuk para wanita tentunya berlaku juga bahwa “Laki-laki itu (menurut kebiasaan) dinikahi karena empat hal, ... dst”.

Saudaraku yang dicintai Allah,
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di atas, diperoleh penjelasan bahwa dunia adalah perhiasan (hiburan) dan sebaik-baik perhiasan (dan sebaik-baik hiburannya) adalah wanita shalihah.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang lebih baik perhiasan dunia ini selain daripada wanita shalihah. Kalau bagi anda, berarti tidak ada yang lebih baik perhiasan dunia ini selain daripada laki-laki (suami) yang shalih.

Sedangkan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari di atas, diperoleh penjelasan bahwa kita diperintahkan untuk menikahi seorang wanita karena agamanya (yang agamanya baik/wanita sholihah), karena hanya dengan inilah kita akan beruntung. Hal ini menunjukkan bahwa jika menikahi seseorang bukan karena agamanya, maka kita akan celaka. Terlebih lagi jika yang dipilih adalah orang yang berbeda agama. Na’udzubillahi mindzalika (kami berlindung kepada Allah dari hal yang demikian).

Saudaraku yang dicintai Allah,
Mengapa menikah dengan laki-laki yang buruk agamanya (terlebih menikah dengan laki-laki yang berbeda agama) akan membuat anda celaka? Karena laki-laki (suami) yang berbeda agama itu hanya akan mengajak anda ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.

وَلَا تَنكِحُواْ الْمُشْرِكَاتِ حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّن مُّشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلَا تُنكِحُواْ الْمُشِرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُواْ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّن مُّشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُوْلَـــٰــئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللهُ يَدْعُوا إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ ءَايَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ﴿٢٢١﴾
221. Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS. Al Baqarah. 221).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy):

221. (Janganlah kamu nikahi) hai kaum muslimin, (wanita-wanita musyrik), maksudnya wanita-wanita kafir (sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang beriman itu lebih baik daripada wanita musyrik) walaupun ia merdeka. Sebab turunnya ayat ini adalah berkenaan dengan celaan yang ditujukan kepada laki-laki yang menikahi budak wanita dan menyanjung serta menyenangi laki-laki yang menikahi wanita merdeka yang musyrik (walaupun ia menarik hatimu) disebabkan harta dan kecantikannya. Ini dikhususkan bagi wanita yang bukan ahli kitab dengan ayat "Dan wanita-wanita yang terpelihara di antara golongan ahli kitab". (Dan janganlah kamu kawinkan) atau nikahkan (laki-laki musyrik), artinya laki-laki kafir dengan wanita-wanita beriman (sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik walaupun ia menarik hatimu) disebabkan harta dan ketampanannya. (Mereka itu) atau ahli syirik (mengajak ke neraka) disebabkan anjuran mereka melakukan perbuatan membawa orang ke dalamnya, hingga tidaklah baik kawin dengan mereka. (Sedangkan Allah mengajak) melalui lisan para Rasul-Nya (ke surga serta ampunan), maksudnya amal perbuatan yang menjurus kepada keduanya (dengan izin-Nya), artinya dengan kehendak-Nya, maka wajiblah bagi kamu atau wali-walinya mengabulkan perkawinan (Dan dijelaskan-Nya ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka beroleh peringatan) atau mendapat pelajaran. (QS. Al Baqarah. 221).

Saudaraku yang dicintai Allah,
Sekali lagi kusampaikan bahwa menikah dengan laki-laki yang berbeda agama itu  hanya akan membuat anda celaka (sekalipun ketampanan dan hartanya telah menyilaukan anda), karena laki-laki (suami) yang berbeda agama itu hanya akan mengajak anda ke neraka.

Mengapa demikian?

Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa suami merupakan pihak yang lebih kuat dan lebih dominan dalam keluarga dibanding isteri dan anak-anak. Maka tidak ada hikmahnya jika seorang wanita muslimah menikah dengan laki-laki yang berbeda agama yang nantinya akan mendominasi dirinya dan anak-anaknya sehingga dampaknya dapat sangat berbahaya bagi agamanya dan anak-anak akan dididik sesuai keyakinannya.

Saudaraku yang dicintai Allah,
Janganlah saudaraku terpedaya oleh ketampanan dan hartanya. Demikian juga dengan tutur katanya yang manis yang menjanjikan kepada anda bahwa dia akan tetap memberi kebebasan anda untuk tetap memegang Islam sebagai agama anda dan akan tetap memberi kebebasan kepada anda untuk menjalankan ibadah dengan baik.

Itu semua hanya omong kosong, saudaraku. Karena Allah telah memberitahu kita bahwa mereka orang-orang Yahudi dan Nasrani itu tidak akan senang kepada kita hingga kita mengikuti agama mereka. Terlebih lagi laki-laki yang berbeda agama itu (yang akan menjadi suami anda kelak) nantinya akan mendominasi diri anda dan anak-anak anda sehingga dampaknya dapat sangat berbahaya bagi agama anda  dan anak-anak anda akan dididik sesuai dengan keyakinannya.

Perhatikan penjelasan Allah SWT. dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 120 berikut ini:

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَىٰ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ ﴿١٢٠﴾
120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al Baqarah. 120).

Sehingga pantaslah jika Allah telah mengharamkan (telah melarang keras) wanita muslimah untuk menikah dengan laki-laki yang berbeda agama.

... وَلَا تُنكِحُواْ الْمُشِرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُواْ ... ﴿٢٢١﴾
“... Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman. ...”. (QS. Al Baqarah. 221).

Saudaraku yang dicintai Allah,
Janganlah terpedaya oleh kehidupan dunia yang fana ini. Karena tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka.

وَمَا الْـحَيٰوةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿٣٢﴾
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”. (QS. Al An’aam: 32).

وَمَا هَـــٰـذِهِ الْـحَيٰوةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ ﴿٦٤﴾
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (QS. Al ‘Ankabuut. 64).

Saudaraku yang dicintai Allah,
Sekali lagi kusampaikan, bahwa jangan sekali-kali anda tertipu oleh kehidupan dunia ini. Ingat, bahwa Iblis telah menjadikan kita memandang baik perbuatan-perbuatan ma’siat di muka bumi ini (termasuk diantaranya adalah mencintai laki-laki beda agama yang telah dilarang keras oleh Allah sebagaimana penjelasan-Nya dalam surat Al Baqarah ayat 221 di atas), yang semuanya itu Iblis lakukan dalam rangka untuk menyesatkan kita semuanya.
 
Perhatikan penjelasan Allah dalam surat Al Hijr ayat 39 berikut ini:

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٣٩﴾
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”, (QS. Al Hijr. 39).

Saudaraku yang dicintai Allah,
Satu-satunya cara agar kita tidak sampai terpedaya oleh kehidupan dunia ini adalah dengan menjadi orang/hamba yang mukhlis. Demikian penjelasan Allah dalam Al Qur’an surat Al Hijr pada ayat berikutnya (ayat 40):

إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ﴿٤٠﴾
kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS. Al Hijr. 40).

Saudaraku yang dicintai Allah,
Orang yang mukhlis artinya orang yang ikhlas. Ikhlas dengan semua ketetapan Allah dan Rasul-Nya. Terkait hal ini, perhatikan firman Allah dalam Al Qur’an surat An Nuur ayat 51 serta surat Al Ahzaab ayat 36 berikut ini:

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُوْلَـــٰــئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٥١﴾
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: "Kami mendengar dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. An Nuur. 51)

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَــٰــلًا مُّبِينًا ﴿٣٦﴾
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al Ahzaab. 36)

Sehingga dengan mudah dapat dipahami, jika anda memang ingin selamat dari tipu daya kehidupan dunia ini, maka anda harus menjadi orang yang ikhlas.

Tidak ada pilihan lain bagi anda, kecuali menerima apapun yang datang dari Allah dan Rasul-Nya serta melaksanakan apa adanya semua ketetapan Allah dan Rasul-Nya tersebut tanpa adanya tawar menawar sedikitpun. Termasuk larangan untuk mencintai serta menikah dengan laki-laki beda agama, dan lebih memilih untuk menikah dengan laki-laki seiman yang baik agamanya.

Terkait hal ini, banyak-banyaklah berdo’a kepada-Nya agar ditunjukkan laki-laki seiman yang baik agamanya yang bisa membimbing anda dalam meraih ridho-Nya.

Berikut ini lafadz do’a yang bisa anda lakukan agar segera mendapatkan jodoh yang baik seperti yang anda dambakan:

Do’a untuk laki-laki yang ingin segera mendapatkan jodoh:

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجَةً طَيِّبَةً أَخْطُبُهَا وَأَتَزَوَّجُ بِهَا وَتَكُوْنُ صَاحِبَةً لِى فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْأٰخِرَةِ
Robbi hablii milladunka zaujatan thoyyibatan akhtubuhaa wa atazawwaju bihaa watakuunu shoohibatan lii fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.

Artinya: “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku isteri yang terbaik dari sisi-Mu, isteri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat”.

Do’a untuk wanita yang ingin segera mendapatkan jodoh:

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ زَوْجًا طَيِّبًا وَيَكُوْنُ صَاحِبًا لِى فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْأٰخِرَةِ
Robbi hablii milladunka zaujan thoyyiban  wayakuunu shoohiban lii fiddiini waddunyaa wal aakhiroh.

Artinya: “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat”.

Selain do’a tersebut di atas, untuk mendapatkan jodoh secara islami, anda juga dapat mengamalkan do’a berikut ini:

رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ
Robbi laa tadzarnii fardan wa anta khoirul waaritsiin.

Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik”.

... رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّــــٰــتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴿٧٤﴾
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa, wa dzurriyyaatinaa qurrata a'yunin waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa.

Artinya: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al Furqaan. 74).

Surat Al Furqaan ayat 74 selengkapnya adalah sebagai berikut:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّــــٰــتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا ﴿٧٤﴾
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Furqaan. 74).

Saudaraku yang dicintai Allah,
Disamping melakukan do’a sebagaimana uraian di atas, perhatikan pula penjelasan Al Qur’an dalam surat An Nuur ayat 26 berikut ini:

الْخَبِيثَـــٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَـــٰتِ وَالطَّـــيِّــبَـــٰتُ لِلطَّـــيِّـبِينَ وَالطَّـــيِّـبُونَ لِلطَّـــيِّــبَـــٰتِ أُوْلَـــٰــئِكَ مُبَرَّؤُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ﴿٢٦﴾
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga). (QS. An Nuur. 26).

Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “

(Wanita-wanita yang keji) baik perbuatannya maupun perkataannya (adalah untuk laki-laki yang keji) pula (dan laki-laki yang keji) di antara manusia (adalah buat wanita-wanita yang keji pula) sebagaimana yang sebelumnya tadi (dan wanita-wanita yang baik) baik perbuatan maupun perkataannya (adalah untuk laki-laki yang baik) di antara manusia (dan laki-laki yang baik) di antara mereka (adalah untuk wanita-wanita yang baik pula) baik perbuatan maupun perkataannya. Maksudnya, hal yang layak adalah orang yang keji berpasangan dengan orang yang keji, dan orang baik berpasangan dengan orang yang baik. (Mereka itu) yaitu kaum laki-laki yang baik dan kaum wanita yang baik, antara lain ialah Siti Aisyah dan Sofwan (bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka) yang keji dari kalangan kaum laki-laki dan wanita. (Bagi mereka) yakni laki-laki yang baik dan wanita yang baik itu (ampunan dan rezeki yang mulia) di surga. Siti Aisyah merasa puas dan bangga dengan beberapa hal yang ia peroleh, antara lain, ia diciptakan dalam keadaan baik, dan dijanjikan mendapat ampunan dari Allah, serta diberi rezeki yang mulia.

Saudaraku yang dicintai Allah,
Berdasarkan surat An Nuur ayat 26 di atas, apabila anda memang benar-benar ingin mendapatkan jodoh yang baik, maka anda juga harus demikian pula. Artinya anda juga harus berupaya untuk menjadi orang yang baik pula.

Saudaraku yang dicintai Allah,
Dengan upaya yang anda lakukan untuk semakin memperbaiki diri/menghiasi diri dengan amal perbuatan yang mulia (dengan menjaga sholat, menjaga lisan, menjaga aurat dari pandangan orang lain yang tidak berhak, dst), semoga nantinya Allah mempertemukan anda dengan suami yang sholih juga, sebagaimana janji Allah dalam surat An Nuur ayat 26 di atas. Amin, ya rabbal ‘alamin! (Do’aku mengiringi perjuanganmu, saudaraku).

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang berkenan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞