Assalamu’alaikum wr. wb.
Berikut ini kutipan
perbincanganku dengan
beberapa teman sekolah di Grup WhatsApp SMAN 1 Blitar:
Kang Sdh:
Pacaran kok alasan nggak ada waktu dan biaya? Pacaran
itu bisa mempersingkat waktu dan mengurangi biaya. Always look at the bright
side of every story.
Aku:
Berikut ini alasan yang benar: “Pacaran itu haram, Kang Sdh”.
Saudaraku,
Orang yang berpacaran itu
minimal akan sering-sering berkhalwat. Sedangkan
khalwat itu sendiri, hukumnya dilarang dalam agama Islam (haram hukumnya). Demikian
penjelasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Bukhari berikut ini:
لَا
يَدْخُلَنَّ رَجُلٌ بَعْدَ يَوْمِي هَــٰــذَا عَلَى مُغِيْبَةٍ إِلَّا وَمَعَهُ
رَجُلٌ أَوِ اثْنَانِ. (رواه مسلم)
“Sekali-kali tidak boleh setelah hariku ini seorang lelaki masuk
menemui wanita yang sedang ditinggal pergi oleh suaminya, kecuali jika
bersamanya ada satu atau dua orang lelaki lagi.” (HR. Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا
يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلَّا مَعَ ذِيْ مَحْرَمٍ. (رواه البخارى
ومسلم)
“Janganlah
sekali-kali seorang lelaki berkhalwat dengan seorang wanita kecuali bersama
mahram si wanita.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Saudaraku,
Khalwat adalah perbuatan
menyepi yang dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan yang bukan mahram dan
tidak diketahui oleh orang lain. Perbuatan ini dilarang karena ia dapat
menyebabkan atau memberikan peluang kepada pelakunya untuk terjatuh dalam
perbuatan yang dilarang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يَخْلُوَنَّ بِامْرَأَةٍ
لَيْسَ مَعَهَا ذُوْ مَحْرَمٍ مِنْهَا فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ. (رواه
البخارى ومسلم)
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
jangan sekali-kali ia berduaan dengan wanita yang tidak ada mahram bersamanya,
karena yang ketiganya adalah setan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Saudaraku,
Khalwat bukan saja dengan duduk
berduaan. Tetapi berbual-bual melalui telepon maupun media lainnya (via
surat/email, messenger, sms, whatsapp, dll) di luar keperluan syar'i, juga
termasuk berkhalwat. Karena mereka sepi dari kehadiran orang lain, meskipun
secara fisik mereka tidak berada dalam satu tempat. Namun melalui telepon/surat/email/messenger/sms/whatsapp/dll.,
mereka lebih bebas membicarakan apa saja selama berjam-jam tanpa merasa dikawal
oleh orang lain.
Nah, jika berkhalwat saja sudah
haram (meski tanpa melihat atau bersentuhan tangan/anggota tubuh lainnya),
apalagi jika sampai saling melihat, terlebih lagi jika sampai bersentuhan
tangan/anggota tubuh lainnya.
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَـــٰرِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ ﴿٣٠﴾ وَقُل لِّلْمُؤْمِنَـــٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَـــٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا
لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَائِهِنَّ أَوْ ءَابَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ
أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي
إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّـــٰبِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ
لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا
يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَا
الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿٣١﴾
(30) Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat". (31) Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS.
An Nuur. 30 – 31).
Kang Sdh:
Waduh,
berarti
aku ahli neraka berkali-kali dong. Ampun deh.
Bang Ylt:
Kalau saya pribadi sih sependapat dengan Kang Sdh, pacaran
berkali-kali nggak masalah supaya mendapatkan pasangan yang pas dan tepat pada
saat berumah-tangga.
Mas Ssl:
Aku setuju ini, yang
penting tidak menabrak aturan masa’ masih
berdosa?
Kang Sdh:
Ya betul, ada juga yang pacaran tanpa
melibatkan sentuhan tangan. Macam-macamlah, bentuknya.
Aku:
Saudaraku,
Ketentuan Allah dan Rasul-Nya
itu jangan dibandingkan dengan pendapat manusia. Karena pada dasarnya ilmu
pengetahuan manusia itu sangat terbatas sedangkan ilmu Allah itu meliputi
segala sesuatu.
... وَمَا أُوتِيتُم مِّن الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
“... dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).
اللهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ
مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا ﴿١٢﴾
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu
pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya
benar-benar meliputi segala sesuatu”. (QS. Ath Thalaaq. 12).
Oleh karena itu sebagai orang
yang beriman, ketika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara, maka
sikap kita adalah: سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
(kami
mendengar dan kami patuh). Artinya apapun yang datang dari-Nya, kita terima dan
kita laksanakan apa adanya (seutuhnya) tanpa adanya tawar menawar sedikitpun, termasuk
dalam perkara berpacaran.
Allah SWT. berfirman dalam Al Qur’an surat An Nuur ayat
51:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى
اللهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا
وَأَطَعْنَا وَأُوْلَـــٰـــئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٥١﴾
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara
mereka ialah ucapan: "Kami mendengar dan kami patuh". Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. An Nuur. 51)
Sedangkan dalam Al Qur’an surat Al Ahzaab ayat 36, Allah
SWT. berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ
وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ
اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـــٰــلًا مُّبِينًا ﴿٣٦﴾
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak
(pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia
telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al Ahzaab. 36)
Saudaraku,
Janganlah merasa masih mempunyai pilihan lain selain apa
yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya, antara lain dengan mengatakan
bahwa pacaran berkali-kali nggak masalah supaya mendapatkan pasangan yang pas
dan tepat pada saat berumah-tangga.
Cukuplah kita terima saja semua ketetapan Allah dan
Rasul-Nya dengan sepenuh hati. Karena dengan keterbatasan ilmu kita (baca
kembali penjelasan Al Qur’an surat Al Israa’ ayat 85 di atas), bisa jadi
sesuatu yang menurut pandangan kita sangat baik padahal ia amat buruk bagi
kita. Demikian pula sebaliknya: apa yang menurut pandangan kita sangat buruk padahal
ia amat baik bagi kita. Allah Maha Mengetahui, sedang kita tidak mengetahui.
...
وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُواْ شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّواْ شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللهُ
يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿٢١٦﴾
“... Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al Baqarah. 216).
Saudaraku,
Takutlah akan azab hari kiamat, jika mendurhakai Allah.
قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ
عَظِيمٍ ﴿١٥﴾
Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan azab hari
yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku". (QS. Al An’aam.
15).
Saudaraku,
Tak perlu bersedih, tak perlu khawatir tidak akan
mendapatkan pasangan (suami atau isteri) terbaik jika meninggalkan pacaran
untuk kemudian mengikuti
tahapan-tahapan menuju jenjang pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Allah
dan Rasul-Nya*).
Sekali lagi kusampaikan: tak perlu bersedih, tak perlu
khawatir tidak akan mendapatkan pasangan (suami atau isteri) terbaik jika
meninggalkan pacaran untuk kemudian mengikuti
tahapan-tahapan menuju jenjang pernikahan yang sesuai dengan tuntunan Allah
dan Rasul-Nya. Selama tetap bertaqwa kepada Allah,
maka tidak perlu merasa bimbang dan ragu. Karena Allah telah berjanji akan
memberi jalan keluar bagi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa dari arah yang tiada
disangka-sangka.
... وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾
”...
Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan ke luar”. (QS. Ath Thalaaq. 2).
وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ
اللهَ بَــــٰـلِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
﴿٣﴾
”Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. Ath Thalaaq. 3).
Sedangkan Allah adalah Tuhan Yang Maha Menepati Janji.
... لَا يُخْلِفُ اللهُ وَعْدَهُ ... ﴿٦﴾
"...
Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, ...”. (QS. Ar Ruum. 6).
Sebagai catatan, bagi saudaraku yang saat muda dahulu
terlanjur berpacaran, tak perlu berduka secara berlebihan karena merasa sebagai ahli neraka berkali-kali. Tak perlu berputus asa dari rahmat Allah, wahai saudaraku. Karena Allah telah berjanji untuk mengampuni dosa-dosa semuanya.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَىٰ
أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ
إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
﴿٥٣﴾
”Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus-asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Az Zumar. 53).
Dan
bersegeralah
kembali kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya. Kemudian ikuti dengan sebaik-baiknya apa yang telah diturunkan Allah
sebelum datang azab dari-Nya dengan tiba-tiba.
وَأَنِيبُوا
إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا
تُنصَرُونَ ﴿٥٤﴾
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah (kalian) kepada-Nya sebelum datang kepadamu
azab kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)”. (QS. Az
Zumar. 54).
وَاتَّبِعُوا
أَحْسَنَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم
مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً
وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ ﴿٥٥﴾
“Dan ikutilah sebaik-baik apa
yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur’an) dari Tuhanmu sebelum
datang kepadamu azab dengan tiba-tiba, sedang
kamu tidak menyadarinya”, (QS. Az Zumar. 55).
Sedangkan bagi saudaraku yang telah melalui masa mudanya
dengan tanpa berpacaran, tak perlu merasa lebih baik dari yang lain. Karena hal
itu semua bisa terjadi semata-mata karena pertolongan Allah. Sedangkan jika
tanpa pertolongan-Nya, kita ini hanyalah makhluk yang lemah yang tak berdaya
sedikitpun dalam menghadapi godaan syaitan yang terkutuk.
...
وَخُلِقَ الإِنسَانُ ضَعِيفًا ﴿٢٨﴾
“..., dan manusia dijadikan bersifat lemah”. (QS. An
Nisaa’. 28).
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ
فَاسْتَعِذْ بِاللهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿٣٦﴾
“Dan jika syaitan
mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Fushshilat.
36).
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang
berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.