Ibu…,
Rasanya tiada kata-kata yang mampu kami rangkai,
Untuk menggambarkan betapa besar kasih sayangmu,
Untuk menggambarkan betapa besar pengorbananmu,
Untuk menggambarkan betapa besar jasamu.
Ibu…,
Ma’afkan kami, jika selama ini kami telah melupakan kasih sayangmu,
Ma’afkan kami, jika selama ini kami telah melupakan pengorbananmu,
Ma’afkan kami, jika selama ini kami telah melupakan jasamu.
Entahlah…,
Kami tidak tahu lagi,
Dengan apa kami harus membalas semua budi baikmu.
Ma’afkan kami, ibu…!
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS. Ibrahim. 41).
-----
Saudaraku…,
Dalam surat Al Ahqaaf, Allah telah berfirman: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo`a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Al Ahqaaf. 15).
Dan dalam surat Luqman, Allah juga telah berfirman: Dan Kami perintahkan kepada manusia (supaya berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman. 14).
Abuhurairah r.a. berkata:
جَاءَ
رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
يَارَسُولَ اللهِ مَنْ أَحَقَّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِى؟ قَالَ: أُمُّكَ.
قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. فَقَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ. قَالَ
ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أَبُوكَ. (رواه البخارى و مسلم)
Seseorang datang kepada
Rasulullah S.A.W. dan bertanya: “Ya Rasulullah, siapakah yang berhak untuk aku
layani (untuk aku patuhi)?”. Jawab Rasulullah: “Ibumu!”. Kemudian siapa?”.
Jawab Rasulullah: “Ibumu!”. Kemudian siapa?”. Jawab Rasulullah: “Ibumu!”.
Kemudian siapa?”. Jawab Rasulullah: “Ayahmu!”. (HR. Bukhari, Muslim).
“Jagalah ibumu, karena surga
itu di bawah tapak kakinya”. (HR. Ibn Majah, Annasa’i, dan Alhaakim).
Saudaraku…,
Bagi kita yang sudah tidak
mempunyai ibu / bapak karena sudah wafat, kita tidak perlu berputus asa. Karena
kita masih tetap mempunyai kesempatan untuk berbakti kepada keduanya,
sebagaimana penjelasan hadits berikut ini:
بَيْنَمَانَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْجَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَلَمَةَ فَقَالَ
يَارَسُولَ اللهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّأَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبِرُّهُمَابِهِ
بَعْدَمَوْتِهِمَا؟ فَقَالَ نَعَمْ: اَلصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا أَيِ الدُّعَاءُ
وَالْإِسْتِغْفَارُلَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا. وَصِلَةُ
الرَّحِمِ الَّتِى لَا تُوصَلُ إِلَّابِهِمَا وَإِكرَامُ صَدِيْقِهِمَا (رواه ابو
داود وابن ماجه)
Ketika kami duduk bersama
Rasulullah s.a.w., tiba-tiba datang seorang dari Bani Salimah bertanya: “Ya
Rasulullah, apakah ada amal untuk berbakti kepada kedua ayah atau ibu sesudah
wafat keduanya?”.
Jawab Rasulullah: Ya!
1. Mensholatkan keduanya.
2. Membacakan istighfar bagi
keduanya.
3. Melaksanakan wasiyat
keduanya.
4. Menghubungi kerabat dari
keduanya.
5. Menghormat sahabat-sahabat
keduanya. (HR. Abu Dawud, Ibn Majah).
Semoga
bermanfaat!
Foto Kenangan Saat Ibunda Tercinta Menunaikan Ibadah Haji Pada 1432 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar