بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾
Assalamu’alaikum wr. wb.
Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.
Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.
Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).
Jumat, 03 April 2009
BERAWAL DARI KEINGINAN UNTUK MEMBAHAGIAKAN KELUARGA
Info Buku:
● Alhamdulillah, telah terbit buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1.
● Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.
Buku jilid 1:
● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.
● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.
_____
Assalamu'alaikum wr. wb.
● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.
● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.
Buku Jilid 5
Buku Jilid 4
Buku Jilid 3
Buku Jilid 2
Buku Jilid 1
Keterangan:
♦ Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).
♦ Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.
♦ Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi
۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞
Alhamdulillah kalau cerita ini fiktif. Berarti tidak terjadi dalam kehidupan nyata.
BalasHapusKarena kabahagiaan dalam cerita ini hanyalah angan-angan. Keluarga pun yang dinafkahi dengan jalan tidak halal tidak akan sampai pada ketenangan (sakinah). Apalagi berbahagia. Pasti selalu ada masalah.
Kecurangan yang dilakukan si fulan itu secara langsung atau tidak, pasti telah mencederai rahmatNya bagi hambaNya yang lain. Apakah Allah akan membiarkannya saja?. Dan urusan diselesaikan dengan tanggung jawab di akhirat?
Lalu keluarga yang ditinggalkan tidak akan kena dampaknya?
Orang mati yang masih berhutang saja harus ditanggung keluarganya lho. Apalagi sampai mencederai rahmatNya.
Wah wah wah. Sepertinya cerita ini perlu diperpanjang. Jangan tanggung-tanggung.
Makanya dalam tradisi umat Islam ada acara ta'ziah. Yaitu untuk menyelesaikan urusan-urusan yang belum beres dengan orang yang baru mati. Tentu saja menjadi tanggungan keluarga bukan?
Kalau itu hutang dan ada buktinya, itu mudah. Lha kalau yang tidak ada buktinya, atau mereka yang tercederai bahkan tidak tahu bahwa si fulan-lah yang telah mencederai mereka, maka itu jadi sulit. Karenanya untuk mempermudah, pihak keluarga si fulan lalu membayar atau memperbaikinya dengan banyak bersedekah atas nama si fulan. Juga dengan banyak menyantuni fakir-miskin, para tetangga dan handai taulan. Serta mohon kerelaan mereka untuk memaafkan segala kesalahan si fulan baik yang disengaja atau tidak, yang tampak atau tidak tampak.
Dan sebaliknya bagi mereka yang mungkin malah mencederainya, maka diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dengan dimohon doa mereka semua (sebagai sedekah kepada si fulan) agar Allah ampuni semua kesalahan si fulan dan membalas segala kebaikannya dengan berlipat ganda.
Nah itu yang akhlaq yang diajarkan para pendahulu kita.
Saudaraku...,
BalasHapusTerimakasih atas perhatian serta masukannya. Insya Allah bermanfaat,
Oh, ya... Jika hendak mengangkat suatu kasus, biasanya aku lebih senang untuk membuat kasus fiktif. Karena dengan mengangkat kasus / kisah fiktif, maka tidak akan ada satu pihak-pun yang merasa tersinggung / dirugikan.
Di sisi lain, aku juga tidak akan merasa lebih baik. Bukankah kisah tersebut hanya kisah fiktif saja?
Saudaraku...,
Dengan pertimbangan tersebut, aku berharap tujuanku untuk dapat mengambil hikmah dari kasus-kasus yang aku angkat dapat tercapai, tanpa perlu merasa khawatir ada pihak lain yang mungkin tersinggung / dirugikan. Juga perasaan ujub yang mungkin timbul.
Tentang pendapat saudaraku yang menyatakan bahwa "dalam tradisi umat Islam ada acara ta'ziah. Yaitu untuk menyelesaikan urusan-urusan yang belum beres dengan orang yang baru mati. dan tentu saja hal ini menjadi tanggungan keluarganya". Aku sangat setuju.
Masalahnya, jika tidak ada bukti, sedangkan yang dicuri adalah uang negara dan pada saat yang bersamaan pihak keluarga yang ditinggalkan juga benar-benar tidak tahu??? Pada situasi seperti ini, saya hanya bisa menulis sbb: "Dan karena istri dan keluarganya benar-benar tidak menyadari bahwa harta yang telah mereka nikmati tersebut sebagian besar berasal dari uang haram, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
Sekali lagi, aku ucapkan terimakasih atas perhatian dan masukannya. Insya Allah bermanfaat untuk kita semua. Amin...!