بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ ﴿٤﴾

Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat datang, saudaraku. Selamat membaca artikel-artikel tulisanku di blog ini.

Jika ada kekurangan/kekhilafan, mohon masukan/saran/kritik/koreksinya (bisa disampaikan melalui email: imronkuswandi@gmail.com atau "kotak komentar" yang tersedia di bagian bawah setiap artikel). Sedangkan jika dipandang bermanfaat, ada baiknya jika diinformasikan kepada saudara kita yang lain.

Semoga bermanfaat. Mohon maaf jika kurang berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku. (Imron Kuswandi M.).

Selasa, 06 Oktober 2015

BENARKAH TIDAK ADA JAMINAN NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM MASUK SURGA?


Assalamu’alaikum wr. wb.

Pada bulan Ramadhan 1435 H yang lalu, seorang dosen senior di ITS telah menyampaikan pesan via inbox (facebook) terkait ceramah Prof. Dr. Quraish Shibab di sebuah stasiun televisi swasta nasional (biasanya beliau memberikan kajian rutin menjelang subuh setiap bulan Ramadhan di sebuah stasiun televisi tersebut/kebetulan saya tidak menyaksikan ceramah tersebut). Berikut ini adalah pesan dosen ITS tersebut:

22 Ramadhan 1435 H 08:03
Pak Fulan (nama samaran)
• Gus saya perlu pencerahan tentang polemik ceramah Prof. Quraish Shibab. Ini tanggapan beliau: Quraish Shihab mendasarkan penjelasannya pada hadits, antara lain, “Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya. Sahabat bertanya: “Engkau pun tidak?”, beliau menjawab: “Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku”.

22 Ramadhan 1435 H 08:04
Imron Kuswandi M
• Ceramah yang mana, Pak Fulan? Ceramah tentang apa?

22 Ramadhan 1435 H 08:04
Pak Fulan
• Tentang tidak ada jaminan Nabi Muhammad SAW. masuk surga.

MARI KITA KAJI DIALOG DI ATAS

Ada dua hal yang perlu dibahas dalam dialog di atas:
1.  Tidak seorangpun masuk surga karena amalnya (termasuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), kecuali berkat rahmat Allah?
2.  Tidak ada jaminan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk surga?

~

1.  Tidak Seorangpun Masuk Surga Karena Amalnya (Termasuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam), Kecuali Berkat Rahmat Allah?

Saudaraku,
Mari kita perhatikan ilustrasi berikut ini:

Ketika kita menggunakan jasa pengetikan untuk mengetikkan makalah kita dengan tarif yang wajar atau sekitar Rp 3.000,- per halaman dan setelah pengetikan makalah kita tersebut selesai dan diserahkan kepada kita kemudian kita lihat hasil pengetikannya ternyata terdapat kesalahan ketik sekitar satu atau dua huruf, maka dalam hal ini seharusnya kita bisa memakluminya sebagai sebuah kesalahan yang wajar, yang masih bisa ditolerir/dima’afkan.

Hal yang berbeda terjadi jika upah yang kita berikan adalah jauh di atas tarif yang wajar, misalnya kita berikan upah sebesar Rp 1.000.000,- per halamannya. Maka dalam hal ini kesalahan ketik walau hanya satu atau dua huruf, benar-benar sudah merupakan sebuah kesalahan fatal yang tidak bisa dima’afkan lagi.

Kesimpulan:
Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa untuk kesalahan yang sama, ternyata nilai kesalahannya akan semakin tinggi ketika imbalan yang diberikan juga semakin tinggi.

Saudaraku,
Sekarang marilah kita memikirkan tentang apa yang terjadi antara kita dengan Allah SWT.

Jika kita perhatikan dengan seksama, ternyata nikmat yang telah Allah berikan kepada kita adalah tidak terhingga, baik nilainya maupun jumlahnya. Jantung kita misalnya (juga paru-paru kita, hati kita, organ pencernaan kita, apalagi otak kita), tentunya tidak ada satupun di antara kita yang bersedia ditukar dengan sejumlah uang (berapapun banyaknya), karena masing-masing adalah tak ternilai harganya.

Demikian juga halnya dengan nikmat-nikmat yang lain, seperti: bumi tempat kita berpijak, udara yang kita hirup saat kita bernafas, air yang kita minum, dll), ternyata semuanya juga tidak ternilai. Karena tidak ada satupun di antara kita yang bersedia diberi sejumlah uang (berapapun banyaknya), jika syaratnya adalah: harus hengkang dari permukaan bumi ini, atau tidak boleh bernafas walau hanya sehari, atau tidak boleh minum air sama sekali walau hanya 3 bulan. Karena tidak ada satupun diantara kita yang mampu bertahan hidup di luar planet kita tercinta ini, dan tidak ada satupun diantara kita yang mampu bertahan hidup tanpa bernafas walau hanya sehari, dan juga tidak ada satupun diantara kita yang mampu bertahan hidup tanpa air selama 3 bulan.

Sementara itu jika kita mencoba untuk menghitung jumlah nikmat dari-Nya, pasti kita juga tidak akan mampu menghitungnya, karena jumlah nikmat yang diberikan-Nya kepada kita adalah tak terhingga.

وَءَاتَــىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنسَـــٰنَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ﴿٣٤﴾
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah)”. (QS. Ibrahim. 34).

Saudaraku,
Jika kita melihat kembali kesimpulan kisah di atas (yang menyatakan bahwa untuk kesalahan yang sama, ternyata nilai kesalahannya akan semakin tinggi ketika imbalan yang diberikan juga semakin tinggi), maka logika kita akan mengatakan bahwa apabila kita melakukan suatu kesalahan yang menurut pandangan kita hanyalah kesalahan yang sepele saja, namun jika hal ini kita kaitkan dengan pemberian Allah yang tak terhingga kepada kita, tentunya nilai kesalahannya adalah teramat besar, bahkan tak terhingga. (Wallahu a'lam).

Dengan demikian apabila seseorang telah melakukan suatu kesalahan yang menurut pandangan kita hanyalah kesalahan yang kecil (misal: seseorang telah mengurangi timbangan sedemikian rupa sehingga dia mendapatkan “tambahan keuntungan” sebesar Rp 1.000,- dari transaksi tersebut), kemudian orang tersebut dihukum di neraka dengan siksaan yang tak terperikan selama 1 juta tahun misalnya, selanjutnya kesalahan/dosanya dianggap telah terhapus, maka hal ini pasti karena telah dima’afkan/telah diampuni oleh Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun. (Wallahu a'lam).

Karena jika tidak mendapatkan ampunan dari-Nya, maka logika kita akan mengatakan bahwa akibat dari kesalahan tersebut, maka dihukum di neraka seberat apapun dan seberapa lamapun, hal ini tetap tidak akan mampu menghapus dosa/kesalahan yang telah dia perbuat, karena nilai kesalahannya adalah tidak terhingga. Artinya hukuman di neraka seberat apapun dan seberapa lamapun, tetap tidak akan mampu menebus nilai kesalahannya yang tidak terhingga tersebut! (Wallahu a'lam).

Saudaraku,
Demikianlah kasih sayang yang telah Allah berikan kepada orang-orang yang beriman. Ya, pada akhirnya Allah akan mengampuni segala dosa bagi setiap orang yang wafat dalam keadaan beriman kepada-Nya. Sedangkan bagi siapa saja yang wafat dalam keadaan mempersekutukan-Nya, maka tiada ampunan baginya. (Na’udzubillahi mindzalika).

إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا ﴿٤٨﴾
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An Nisaa’. 48).

Saudaraku,
Perhatikanlah penjelasan dua Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berikut ini:

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ النبي صلى الله عليه وسلم يقولُ: لا يُدْخِلَ اَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ وَلَايُجِيْرُهُ مِنَ النَّارِ وَلَا اَنَا اِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللهِ. (رواه مسلم)
Dari Jabir r.a., beliau berkata: saya pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Amal saleh seseorang di antara kamu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga dan tidak dapat menjauhkannya dari azab api neraka dan tidak pula aku, kecuali dengan rahmat Allah." (HR. Muslim).

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم لَنْ يُدْخِلَ اَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ قَالُوْاوَلَااَنْتَ يَارَسُوْلُ الله؟ قَالَ وَلَا اَنَا اِلَّا اَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ مِنْهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ. (رواه مسلم)
Dari Abi Hurairah r.a., beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: "Amal saleh seseorang di antara kamu sekali-kali tidak dapat memasukkannya ke dalam surga." Mereka (para sahabat) bertanya, "Hai Rasulullah, tidak pula engkau?" Rasulullah menjawab, "Tidak pula aku, kecuali bila Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepadaku." (HR. Muslim).

Saudaraku,
Penjelasan dua Hadits di atas sangat bersesuaian dengan uraian sebelumnya, karena sekecil apapun kesalahan yang telah diperbuat oleh seseorang, sesungguhnya nilai kesalahannya adalah tidak terhingga. Maka sebesar apapun amal saleh yang telah diperbuat oleh seseorang, sama sekali tidak akan mampu menjauhkannya dari azab api neraka. Hanya dengan rahmat Allah-lah, yang akan mampu menjauhkannya dari azab api neraka serta memasukkannya ke dalam surga.

Lalu untuk apa kita beribadah/beramal saleh? Kita beribadah/beramal saleh, semata-mata hanyalah karena mengharap ridha-Nya.

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ... ﴿٢٨﴾
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; ...”. (QS. Al Kahfi. 28).

Jika Allah ridha, maka Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada kita, yang dengan/atas rahmat-Nya itu kita bisa menggapai surga-Nya yang dipenuhi dengan kenikmatan abadi serta terhindar dari azab api neraka.

قَالَ اللهُ هَـــٰـذَا يَوْمُ يَنفَعُ الصَّـــٰدِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّـــٰتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَــٰــرُ خَـــٰـلِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَّضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١١٩﴾
“Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfa`at bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap-Nya**. Itulah keberuntungan yang paling besar". (QS. Al Maa-idah. 119). **) Maksudnya ialah: Allah meridhai segala perbuatan-perbuatan mereka, dan merekapun merasa puas terhadap nikmat yang telah dicurahkan Allah kepada mereka.

... كَذَٰلِكَ يَجْزِي اللهُ الْمُتَّقِينَ ﴿٣١﴾
“... Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa”. (QS. An Nahl. 31).

الَّذِينَ تَتَوَفَّـــٰـهُمُ الْمَلَـــٰــئِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَـــٰمٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُواْ الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٣٢﴾
“(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik* oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun`alaikum**, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS. An Nahl. 32). *) Maksudnya: wafat dalam keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan, atau dapat juga berarti mereka wafat dalam keadaan senang karena ada berita gembira dari malaikat bahwa mereka akan masuk surga. **) Artinya adalah: selamat sejahtera bagimu. (Wallahu a'lam).

Catatan:
Pada tulisan di atas, ku-akhiri dengan kalimat: ”wallahu a'lam”. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan ilmu-ku/logika-ku adalah sangat terbatas.

... وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٨٥﴾
“... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85).

Sedangkan yang lebih mengetahui bagaimana yang sebenarnya, tentunya hanya Allah semata. Karena Pengetahuan Allah adalah meliputi segala sesuatu.

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا ﴿١١٠﴾
“Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaahaa. 110).

اللهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا ﴿١٢﴾
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”. (QS. Ath Thalaaq. 12).

2.  Tidak Ada Jaminan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Masuk Surga?

Saudaraku,
Ketahuilah bahwa dalam Al Qur’an surat Ghafir ayat 51 serta surat Ali ’Imran ayat 198, Allah SWT. telah berjanji untuk menolong/menyelamatkan para rasul-Nya dan orang-orang yang beriman/orang-orang yang bertakwa kepada Allah, dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat nanti.

إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِي الْحَيَوٰةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَــٰـدُ ﴿٥١﴾
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)”, (QS. Ghafir. 51).

لَــٰكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْاْ رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّــــٰتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَـٰــرُ خَــٰــلِدِينَ فِيهَا نُزُلًا مِّنْ عِندِ اللهِ وَمَا عِندَ اللهِ خَيْرٌ لِّلأَبْرَارِ ﴿١٩٨﴾
”Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan-nya bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti”. (QS. Ali ’Imran. 198).

Saudaraku,
Adalah mustahil bagi Allah untuk tidak menolong/menyelamatkan para rasul-Nya serta orang-orang yang bertakwa kepada-Nya untuk kemudian memasukkan mereka ke dalam api neraka, karena sesungguhnya Allah adalah Tuhan Yang Maha Menepati Janji.

... وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللهِ ...﴿١١١﴾
"... Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? ...” (QS. At Taubah. 111).

Dan Allah tidak akan pernah menyalahi janji-Nya, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Ar Ruum ayat 6:  

... لَا يُخْلِفُ اللهُ وَعْدَهُ ... ﴿٦﴾
"... Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, ...”. (QS. Ar Ruum. 6).

Dengan demikian, jelaslah sekarang bahwa pendapat yang menyatakan bahwa tidak ada jaminan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk surga, adalah pendapat yang salah dan sama sekali tidak berdasar. (Wallahu a'lam).

Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon koreksinya jika ada kesalahan/kekhilafan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.

Semoga bermanfaat.

NB.

Ini Klarifikasi Quraish Shihab soal Komentarnya 'Rasul tidak Dijamin Masuk Surga' (Wednesday, 16 July 2014, 06:01 WIB)


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tayangan Tafsir Al-Misbah yang dibawakan Quraish Shihab di Metro TV pada Sabtu (12/7) menuai kontroversi. Itu setelah pakar hadis terkemuka tersebut menyinggung bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mendapat jaminan tempat di surga.

Terkait masalah kontroversi tersebut, Quraish Shihab memberikan klarifikasi langsung melaui situs resminya pada Selasa (15/7) dalam judul 'Tentang Tayangan Tafsir al-Mishbah 12 Juli 2014'.

''Uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walau saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah akan begini (masuk surga),'' kata Quraish Shihab dalam situs resminya quraishshihab.com.

Quraish Shihab mendasarkan penjelasannya pada hadis, antara lain, “Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya. Sahabat bertanya “Engkau pun tidak?”, beliau menjawab “Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku.”

Quraish Shihab mengatakan hal tersebut karena amal baik bukan sebab masuk surga, tapi itu hak prerogatif Allah SWT. Uraian di atas, lanjutnya, bukan berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul tidak masuk surga.

''Saya jelaskan juga di episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpah-Nya bahwa Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampai beliau puas, yang kita pahami sebagai surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa la sawfa yu’thika rabbuka fa tharda,'' katanya.

''Itu yang saya jelaskan, tapi sebagian dipelintir, dikutip sepotong dan di luar konteksnya. Silakan menyimak ulang penjelasan saya di episode tersebut. Mudah-mudahan yang menyebarkan hanya karena tidak mengerti dan bukan bermaksud memfitnah,'' kata Quraish Shihab.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Buku:

● Alhamdulillah, telah terbit buku: Islam Solusi Setiap Permasalahan jilid 1.

Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, MAg: “Banyak hal yang dibahas dalam buku ini. Tapi, yang paling menarik bagi saya adalah dorongan untuk mempelajari Alquran dan hadis lebih luas dan mendalam, sehingga tidak mudah memandang sesat orang. Juga ajakan untuk menilai orang lebih berdasar kepada kitab suci dan sabda Nabi daripada berdasar nafsu dan subyektifitasnya”.

Buku jilid 1:

Buku jilid 1:
Buku: “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 378 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

● Buku “Islam Solusi Setiap Permasalahan” jilid 1 ini merupakan kelanjutan dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” (jilid 1 s/d jilid 5). Berisi kumpulan artikel-artikel yang pernah saya sampaikan dalam kajian rutin ba’da shalat subuh (kuliah subuh), ceramah menjelang berbuka puasa, ceramah menjelang shalat tarawih/ba’da shalat tarawih, Khutbah Jum’at, kajian rutin untuk rekan sejawat/dosen, ceramah untuk mahasiswa di kampus maupun kegiatan lainnya, siraman rohani di sejumlah grup di facebook/whatsapp (grup SMAN 1 Blitar, grup Teknik Industri ITS, grup dosen maupun grup lainnya), kumpulan artikel yang pernah dimuat dalam majalah dakwah serta kumpulan tanya-jawab, konsultasi, diskusi via email, facebook, sms, whatsapp, maupun media lainnya.

● Sebagai bentuk kehati-hatian saya dalam menyampaikan Islam, buku-buku religi yang saya tulis, biasanya saya sampaikan kepada guru-guru ngajiku untuk dibaca + diperiksa. Prof. Dr. KH. M. Ali Aziz adalah salah satu diantaranya. Beliau adalah Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris, Unsur Ketua MUI Jatim, Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an, Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013, Dekan Fakultas Dakwah 2000-2004/Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya 2004 - sekarang.

_____

Assalamu'alaikum wr. wb.

● Alhamdulillah, telah terbit buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5.

● Buku jilid 5 ini merupakan penutup dari buku “Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an dan Hadits” jilid 1, jilid 2, jilid 3 dan jilid 4.

Buku Jilid 5

Buku Jilid 5
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 5: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-29-3

Buku Jilid 4

Buku Jilid 4
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 4: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², x + 384 halaman, ISBN 978-602-5416-28-6

Buku Jilid 3

Buku Jilid 3
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 3: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 396 halaman, ISBN 978-602-5416-27-9

Buku Jilid 2

Buku Jilid 2
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 2: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 324 halaman, ISBN 978-602-5416-26-2

Buku Jilid 1

Buku Jilid 1
Buku: "Petunjuk Praktis Menjadi Muslim Seutuhnya Menurut Al Qur’an Dan Hadits” jilid 1: HVS 70 gr, 16 x 24 cm², viii + 330 halaman, ISBN 978-602-5416-25-5

Keterangan:

Penulisan buku-buku di atas adalah sebagai salah satu upaya untuk menjalankan kewajiban dakwah, sebagaimana penjelasan Al Qur’an dalam surat Luqman ayat 17 berikut ini: ”Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (QS. Luqman. 17).

Sehingga sangat mudah dipahami jika setiap pembelian buku tersebut, berarti telah membantu/bekerjasama dalam melaksanakan tugas dakwah.

Informasi selengkapnya, silahkan kirim email ke: imronkuswandi@gmail.com atau kirim pesan via inbox/facebook, klik di sini: https://www.facebook.com/imronkuswandi

۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞ ۞