Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku,
Dalam Al Qur’an surat Al Qalaam ayat 9, Allah SWT. telah
berfirman:
وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ ﴿٩﴾
Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu
mereka bersikap lunak (pula kepadamu). (QS. Al Qalam. 9).
Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir
disebutkan bahwa menurut Ibnu Abbas, mereka
menginginkan agar kamu bersikap lunak kepada mereka dan mereka akan membalasnya
dengan sikap lunak pula kepadamu.
Sedangkan dalam surat Al Fath
ayat 29, Allah SWT. juga telah berfirman:
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ...﴿٢٩﴾
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka, ...”. (QS. Al Fath. 29).
Menurut Pimpinan Pondok
Pesantren (Ponpes) Darul Istiqamah, Bulukumba, Sulawesi Selaran, KH. Mudzakkir
M. Arif, Lc., MA., yang dimaksud dengan asyiddaau ‘alalkuffaar (أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ) atau tegas/keras terhadap orang-orang
kafir adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
pengikutnya itu mempunyai sifat tegas dan keras terhadap semua orang yang tidak
beragama Islam. Sikap tegas itu dalam perbedaan aqidah, keyakinan dan
prinsip-prinsip beragama.
Selain itu, kata KH. Mudzakkir,
seorang muslim tidak
boleh mencampur-baurkan
ajaran Islam dengan ajaran agama lain, termasuk dengan meniru praktik ibadah
agama lain. Termasuk ucapan salam mereka. “Kita tidak boleh bergembira dengan
pelaksanaan ibadah agama lain, termasuk dengan mengucapkan selamat atas ibadah
mereka, apalagi dengan ikut serta pada ibadah mereka”, tegas KH. Mudzakkir1).
Saudaraku,
Dalam surat Al An’aam ayat 82, Allah juga telah
berfirman:
الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيـمَــٰــنَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـــٰـــئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٨٢﴾
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman
mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al
An’aam. 82).
Sedangkan yang dimaksud dengan kezaliman dalam surat Al
An’aam ayat 82 di atas adalah syirik, sebagaimana
penjelasan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (hadits no. 3175) berikut
ini:
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا
عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ
عَنْ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ {الَّذِينَ ءَامَنُوا
وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ} شَقَّ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ
فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّنَا لَا يَظْلِمُ نَفْسَهُ قَالَ لَيْسَ ذَلِكَ
إِنَّمَا هُوَ الشِّرْكُ أَلَمْ تَسْمَعُوا مَا قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ
يَعِظُهُ {يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}. (رواه
البخارى)
42.97/3175. Telah bercerita
kepadaku Ishaq telah mengabarkan kepada kami 'Isa bin Yunus telah bercerita
kepada kami Al A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah dari 'Abdullah berkata; Ketika turun firman Allah Ta'ala yang artinya: (Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman ….) (QS al-An'am ayat 82), membuat kaum muslimin menjadi
ragu lalu mereka berkata: “Wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, adakah orang di antara kami yang tidak menzhalimi dirinya?”. Maka beliau berkata: “Bukan itu maksudnya.
Sesungguhnya yang dimaksud dengan kezhaliman pada ayat itu adalah syirik.
Apakah kalian belum pernah mendengar apa yang diucapkan Luqman kepada anaknya
saat dia memberi pelajaran: (Wahai anakku,
Janganlah kamu berbuat syirik (menyekutukan Allah), karena sesungguhnya syirik
itu benar-benar kezhaliman yang besar). (QS Luqman ayat 13)”. (HR.
Bukhari).
♦ Orang-orang yang beriman itu tegas terhadap orang-orang kafir
Saudaraku,
Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa yang dimaksud
dengan tegas terhadap orang-orang
kafir adalah bahwa orang-orang yang beriman itu mempunyai sifat tegas dan
keras terhadap semua orang yang tidak beragama Islam.
Sikap tegas itu dalam
perbedaan aqidah, keyakinan dan prinsip-prinsip beragama. Orang-orang yang beriman itu tidak akan mencampur-adukkan iman mereka
dengan syirik. Dalam urusan aqidah/keyakinan,
harus ada batas pemisah yang jelas antara yang muslim dengan yang non-muslim.
Oleh karena itu, jangan pernah mengatakan bahwa: “Semua agama pasti rahmat bagi alam semesta”
sebagaimana pernyataan seorang pejabat tinggi di Kementerian Agama,
hanya demi terlihat baik oleh mereka yang non-muslim. Karena pernyataan seperti
ini jelas telah mencampur-adukkan antara aqidah yang benar dengan aqidah yang bathil2).
Jangan pernah pula mengatakan bahwa: “Orang yang jujur,
orang yang shalih, punya solidaritas sosial, punya dedikasi, punya loyalitas,
apapun agamanya, dia pasti mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah SWT” sebagaimana pernyataan seorang tokoh
nasional yang bergelar Kyai Haji (KH) yang telah beliau sampaikan dalam suatu
acara di sebuah televisi swasta nasional, hanya demi terlihat baik oleh mereka
yang non-muslim. Karena pernyataan seperti ini jelas telah mencampur-adukkan
antara iman dengan syirik3).
Dan jangan pernah pula mengucapkan: “Selamat Natal” apalagi
sampai menghadiri perayaannya, hanya demi terlihat baik oleh mereka yang
non-muslim. Karena hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dan dapat
mengantarkan kepada pengkaburan akidah. Karena hal ini dapat dipahami sebagai
pengakuan akan “ketuhanan” Nabi Isa Al-Masih, satu keyakinan yang secara mutlak
bertentangan dengan akidah Islam.
♦ Orang-orang yang beriman itu berlaku
lemah lembut dengan
sesamanya
Saudaraku,
Perhatikan kembali penjelasan surat
Al Fath ayat 29:
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ
عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ...﴿٢٩﴾
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang
bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih
sayang sesama mereka, ...”. (QS. Al Fath. 29).
Khususnya pada bagian berikut ini:
... رُحَمَاءُ
بَيْنَهُمْ ...﴿٢٩﴾
“..., tetapi berkasih sayang sesama mereka, ...”.
(QS. Al Fath. 29).
Tafsir Jalalain (Jalaluddin As-Suyuthi, Jalaluddin
Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahalliy): “... (tetapi
berkasih sayang sesama mereka) menjadi Khabar yang kedua; yakni mereka saling
kasih-mengasihi di antara sesama mukmin bagaikan kasih orang tua kepada anaknya
...”.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menggambarkan
bagaimana orang-orang mukmin itu bersikap lemah lembut terhadap sesamanya lagi
berkasih sayang dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari serta Imam
Muslim berikut ini:
حَدَّثَنَا خَلَّادُ بْنُ يَحْيَى
قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي
بُرْدَةَ عَنْ جَدِّهِ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ
بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ. (رواه البخارى)
8.124/459. Telah menceritakan
kepada kami Khallad bin Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan
dari Abu Burdah bin 'Abdullah bin Abu Burdah dari Kakeknya dari Abu Musa dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: Sesungguhnya
seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling
menguatkan satu sama lain. kemudian beliau menganyam jari jemarinya. (HR. Bukhari).
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ الشَّعْبِيِّ
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ
مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى
لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى. (رواه مسلم)
46.65/4685. Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin 'Abdillah bin Numair; Telah menceritakan kepada kami
Bapakku; Telah menceritakan kepada kami Zakaria dari Asy Sya'bi dari An Nu'man
bin Bisyir dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Orang-Orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi,
dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang
sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan demam/panas (turut merasakan sakitnya)”. (HR. Muslim).
Demikian yang bisa kusampaikan. Mohon maaf jika kurang
berkenan, hal ini semata-mata karena keterbatasan ilmuku.
Semoga bermanfaat.
NB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar