Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Bagi kita yang tinggal di Blitar ataupun di Surabaya dan belum pernah sekalipun ke luar negeri, mungkin kita akan menyangka bahwa Jepang itu adalah suatu negeri yang sangat jauh. Apalagi Inggris atau Perancis.
Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sejauh-jauhnya negeri Jepang, Inggris maupun Perancis, toh dengan mudah bisa kita tempuh dengan menggunakan pesawat terbang, bahkan hanya memakan waktu sekian jam perjalanan saja.
Saudaraku…,
Mungkin kita menyangka bahwa bulan itu adalah sangat jauh. Karena jauhnya, hingga dalam penglihatan mata kita, nampaklah bahwa bulan tersebut terlihat sangat kecil, bahkan nampak hanya sebesar piring saja. Padahal kita semua sama-sama mengetahui, bahwa pada kenyataan yang sebenarnya bulan tersebut adalah teramat besar, bahkan milyaran kali lebih besar dibandingkan dengan sebuah piring.
Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sejauh-jauhnya bulan, toh dengan mudah bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat ruang angkasa. Bahkan perjalanan tersebut hanya memakan waktu beberapa hari saja.
Saudaraku…,
Mungkin kita menyangka bahwa matahari itu adalah teramat jauh. Karena jauhnya, hingga dalam penglihatan mata kita, nampaklah bahwa matahari tersebut terlihat sangat kecil, bahkan nampak sama dengan bulan. Padahal kita semua sama-sama mengetahui, bahwa pada kenyataan yang sebenarnya matahari tersebut adalah teramat besar, bahkan ratusan ribu kali lebih besar dibandingkan dengan bumi kita, apalagi jika dibandingkan dengan bulan.
Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sejauh-jauhnya matahari, toh dengan mudah bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat ruang angkasa. Bahkan perjalanan tersebut mungkin hanya memakan waktu beberapa bulan saja.
Saudaraku…,
Mungkin kita menyangka bahwa bintang-bintanglah yang sungguh-sungguh teramat jauh. Karena jauhnya, hingga dalam penglihatan mata kita, nampaklah bahwa bintang-bintang tersebut terlihat sangat kecil, bahkan nampak seperti titik saja, jauh lebih kecil dibandingkan matahari. Padahal kita semua juga sama-sama mengetahui, bahwa pada kenyataan yang sebenarnya bintang-bintang tersebut adalah teramat besar, bahkan begitu banyak yang jauh lebih besar dari matahari.
Sekali-kali tidaklah demikian wahai saudaraku. Karena sejauh-jauhnya bintang, toh dengan berjalannya waktu, suatu saat (entah kapan) ketika teknologi sudah memungkinkan – meski dengan menggunakan pesawat tak berawak – tetap saja pada akhirnya akan sampai juga ke sana. Artinya, secara logika perjalanan ke sana bukanlah sesuatu yang tidak mungkin.
Saudaraku…,
Lalu apakah gerangan yang lebih jauh dari semuanya itu? Hingga karena teramat jauhnya, maka dengan teknologi secanggih apapun, secara logika kita tidak akan mungkin bisa ke sana? Sampai kapanpun?
Saudaraku…,
Ketahuilah, bahwa yang lebih jauh dari semuanya itu, hingga karena teramat jauhnya, maka dengan teknologi secanggih apapun, secara logika kita tidak akan mungkin bisa ke sana, sampai kapanpun, ternyata adalah: kesempatan.
Yah...., ternyata yang dimaksud adalah kesempatan. Karena jika kesempatan itu sudah berlalu meninggalkan kita (meski hanya sedetik), maka kita tidak mungkin bisa ke sana lagi. Bahkan dengan teknologi secanggih apapun, dan sampai kapanpun.
Saudaraku…,
Masih jelas dalam ingatan kita, betapa masa-masa ketika kita masih SMA dahulu. Masa ketika hari-hari indah kita lalui bersama. Masa ketika hari-hari kita lalui dengan penuh canda dan tawa. Namun, ternyata masa SMA itu telah lama berlalu dan tak mungkin kembali lagi. Yah..., kita tidak mungkin ke sana lagi, kembali ke masa SMA lagi. Bahkan dengan teknologi secanggih apapun, dan sampai kapanpun. Dan bersamaan dengan berlalunya masa SMA itu, berlalu pula semua kesempatan yang ada di dalamnya. Dan kita tidak mungkin mendapatkannya lagi, selamanya.
Demikian juga dengan masa-masa ketika kita kuliah dahulu (bagi kita yang melanjutkan hingga pendidikan tinggi). Sama seperti masa-masa ketika kita masih SMA dahulu, ternyata masa kuliah itu juga telah berlalu dan tak mungkin kembali lagi. Yah..., kita tidak mungkin ke sana lagi, kembali ke masa kuliah lagi. Bahkan dengan teknologi secanggih apapun, dan sampai kapanpun. Dan bersamaan dengan berlalunya masa kuliah itu, berlalu pula semua kesempatan yang ada di dalamnya. Dan kita tidak mungkin mendapatkannya lagi, untuk selama-lamanya.
Saudaraku…,
Begitulah seterusnya. Jika kesempatan itu sudah berlalu meninggalkan kita, maka kita tidak mungkin bisa ke sana lagi. Bahkan dengan teknologi secanggih apapun, dan sampai kapanpun.
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. (bahwa Rasulullah
SAW. bersabda):
نِعْمَتَانِ
مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ. (رواه
البخارى)
“Ada
dua kenikmatan yang kebanyakan manusia melalaikannya: (1) kesehatan, dan (2)
waktu luang.” (HR. Al-Bukhari).
Oleh karena itu, berbuat baiklah selagi ada kesempatan. Karena sesungguhnya nikmat kesempatan itu adalah suatu nikmat pemberian Allah Yang Maha Pemurah yang begitu tinggi nilainya, tetapi seringkali kita lupakan.
Belanjakanlah di jalan Allah, sebagian dari rezki yang telah Allah berikan kepada kita, sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at.
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at.” (QS. 2. 254).
Saudaraku…,
Belanjakanlah di jalan Allah, sebagian dari rezki yang telah Allah berikan kepada kita, sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kita. Karena jika masa itu telah tiba – yaitu masa ketika kita tutup usia – maka kita tidak dapat menangguhkannya walau hanya sesaat. Dan itu artinya kesempatan kita untuk berbuat baik telah berlalu dan tak mungkin bisa kembali lagi.
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (QS. Al Munaafiquun. 10).
Saudaraku…,
Saling tolong-menolonglah kepada sesama, kepada saudara-saudara kita yang lain selagi kesempatan itu masih ada. Karena jika kesempatan itu telah berlalu, pergi meninggalkan kita, maka kita tidak mungkin mendapatkannya lagi. Apalagi, jika maut sudah terlanjur menjemput kita, maka masing-masing diantara kita sudah tidak bisa saling menolong lagi. Bahkan terhadap diri kita sendiripun kita tidak bisa menolong lagi, kecuali amal saleh yang telah kita kerjakan, kecuali kebaikan yang telah kita usahakan.
”Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. Luqman. 33).
”Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”, (QS. Al Israa’. 9).
“Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfa`at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya kamipun menunggu (pula)". (QS. Al An’aam. 158).
Semoga bermanfaat.