Saudaraku…,
Dari buku Ilmu Pengetahuan Populer* (buku 1 dari 10 buku), diperoleh data bahwa masa bumi = 5.980.000.000.000.000.000.000.000 kg, sedangkan masa matahari = 330.000 x masa bumi. Matahari sendiri bukanlah bintang terbesar. Matahari hanyalah bintang dengan ukuran rata-rata. Bintang-bintang dengan ukuran lebih besar dari matahari, antara lain ialah bintang Antares yang mempunyai masa = 20 x masa matahari, dan bintang Hadar yang mempunyai masa = 25 x masa matahari. Sedangkan benda langit terbesar yang diketahui saat ini, mempunyai lebar = 18,6 tahun cahaya (1 tahun cahaya = jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 1 tahun, yaitu sebesar 9.500.000.000.000 km). Artinya, jika seberkas cahaya bergerak melintas dari salah satu tepi benda langit tersebut menuju ke tepi lainnya, maka untuk menyelesaikan perjalanan tersebut, diperlukan waktu selama 18,6 tahun! Subhanallah!
Jarak matahari ke bumi = 150.000.000 km. Sedangkan jarak bintang lain yang terdekat selain matahari, yaitu bintang Alpha Centauri, jaraknya = 40.000.000.000.000 km. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terdiri dari sekitar 100.000.000.000 bintang. Garis tengah Bimasakti = 80.000 tahun cahaya.
Jumlah galaksi di alam semesta** diperkirakan sebanyak 100.000.000.000 galaksi. Beberapa galaksi terdekat adalah sebagai berikut: galaksi Awan-awan Magellanik, jaraknya = 200.000 tahun cahaya. Galaksi Andromeda, jaraknya = 2.000.000 tahun cahaya. Galaksi Ursa Mayor, jaraknya = 8.000.000 tahun cahaya. Dan galaksi Virgo, jaraknya = 39.000.000 – 52.000.000 tahun cahaya. Galaksi terjauh yang bisa teramati saat ini diperkirakan jaraknya mencapai beberapa milyar tahun cahaya.
Umur bumi diperkirakan = 4.500.000.000 tahun, sedangkan umur jagad raya diperkirakan = 10.000.000.000 tahun. Jadi, seandainya suatu saat bisa diciptakan teleskop tercanggih sekalipun, maka maksimal teleskop tersebut hanya mampu mengamati galaksi/benda langit lainnya yang jaraknya hanya sekitar 10.000.000.000 tahun cahaya. Galaksi-galaksi lain yang jaraknya lebih jauh lagi, tetap akan menjadi misteri, yang tidak akan pernah teramati. Karena, sejak awal mereka tercipta, cahayanya belum pernah mencapai bumi kita. Subhanallah! Maha Suci Engkau, Ya… Allah!
Saudaraku…,
Lalu berapakah sebenarnya luas alam semesta ini? Jawabnya: tidak ada seorangpun yang tahu. “dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Israa’. 85). “Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”. (QS. Thaahaa. 110).
Saudaraku...,
Jika kita melihat uraian di atas, ternyata kita hanyalah sekeping debu. Teramat kecil jika dibandingkan dengan jagad raya yang luasnya tidak ada seorangpun yang tahu, meski dengan peralatan tercanggih sekalipun. Dan, pada akhirnya barulah kita menyadari, bahwa ternyata kita tercipta dalam keadaan yang sangat lemah. “dan manusia dijadikan bersifat lemah”. (QS. An Nisaa’. 28).
Namun, pada kenyataannya, betapa banyak diantara kita yang merasa besar, hanya karena memiliki sedikit kelebihan. Padahal, “Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (QS. Asy Syuura. 4).
Subhanallah!
“Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Maha Besar”. (QS. Al Waaqi’ah. 74). Bahkan hal ini ditegaskan kembali dalam dua ayat lainnya dengan kalimat yang sama, yaitu: surat Al Waaqi’ah ayat 96 serta surat Al Haaqqah ayat 52. Wallahu a'lam bish-shawab.
Semoga bermanfaat.
NB.
**) Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Alam semesta teramati adalah istilah dalam kosmologi Big Bang untuk menggambarkan daerah berbentuk bola di alam semesta yang mengelilingi pengamat di mana obyek-obyek dapat diamati karena jaraknya cukup dekat, artinya ada cukup waktu untuk ditempuh cahaya dari obyek itu ke pengamat. Setiap posisi memiliki alam semesta teramati sendiri.
Kata teramati di sini tidak ada hubungannya dengan kemampuan teknologi modern untuk mendeteksi radiasi dari obyek di dalam daerah ini, melainkan dengan kemungkinan cahaya atau radiasi lain dari obyek mencapai pengamat.
Banyak artikel kosmologi menggunakan istilah "alam semesta" untuk menyebut "alam semesta teramati". Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan kita untuk mengetahui bagian alam semesta di luar alam semesta teramati.
Ass. Wr. Wb.
BalasHapusBerbicara tentang semesta raya kita memang akan tercengang-cengan dengan angka-angka yang besar berkaitan dengan pengukuran. Meskipun dengan satuan parsec angka-angka itu bisa diperkecil, tetapi bukan berarti memperkecil luasan atau jarak yang kita bicarakan.
Semesta memang agung dan terus meluas. Dan kita hanya setitik debu yang mengapung di semesta raya. Karena itu saya haqul yakin, bahwa bumi bukan pusat biologi semesta raya. Masih banyak kehidupan di tempat lain sebagaimana diisyaratkan Al Qur'an.
Karena itu yang terbaik adalah, ambil sajadah dan segeralah bersujud. "mumpung kita masih diberi waktu," Ebied G. Ade, bersenandung.
NB.
Salam buat Pak Moch. Ahied ya Boss. Tk.
Wa'alaikumussalam wr. wb.
BalasHapusBenar sekali, wahai saudaraku...!!!
Tentang salam-nya, insya Allah aku sampaikan kepada yang bersangkutan.
TUNDUK DAN SUJUD
BalasHapusAssalamu’alaikum wr. wb.
Saudaraku…,
Seberapa banyak sujud kita kepada-Nya?
Seberapa jauh tunduk patuh kita kepada-Nya?
Seberapa ikhlas puji kita kepada-Nya?
Seberapa banyak tasbih kita kepada-Nya?
Seberapa besar kedekatan kita kepada-Nya?
Subhanallah!
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri”. (QS. As Sajdah. 15).
“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari”. (QS. Al Insaan. 26).
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah. 128).
“Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk”. (QS. ArRuum. 26).
Subhanallah!
Lalu..., bagaimanakah dengan kita?
Semoga bermanfaat!