Saudaraku…,
Janganlah kita menghambur-hamburkan harta kita secara boros. Sudah semestinya kita bergaya hidup hemat. Tidak hanya hemat dalam pemakaian listrik, air maupun BBM, tetapi hemat (tidak bergaya hidup boros) dalam semua aspek kehidupan (sekalipun kita mampu untuk melakukannya) sebagai salah satu perwujudan rasa syukur kita atas nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. “… dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”. (QS. Al Israa. 26). “… dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al An’aam. 141).
Apalagi jika kita mengingat, bahwa ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang secara finansial masih sangat kekurangan. Tentunya, daripada kita hambur-hamburkan harta kita secara boros, akan lebih bermanfaat jika kita salurkan kepada saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan.
Terlebih lagi, karena sesungguhnya di dalam harta kita, ada bagian tertentu buat mereka. “Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)”, (QS. Al Ma’aarij. 24 – 25).
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”. (QS. Al Israa. 26).
Saudaraku…,
Sesungguhnya dengan menyalurkan sebagian harta kita kepada saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan, maka kelak (pada hari ketika tidak ada lagi jual beli), tidak akan ada kekhawatiran terhadap kita dan tidak pula kita bersedih hati. “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa`at**.” (QS. 2. 254). **) Yang dimaksud dengan syafa`at ialah: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfa’at bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al Baqarah. 277).
Saudaraku…,
Sikap boros juga dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berlebihan, melebihi dari yang diperlukan. Jika yang dimaksud berkaitan dengan sumber daya alam, maka hal ini berarti dapat mempercepat kerusakan alam. Padahal Al Qur’an telah melarang kita berbuat kerusakan di muka bumi ini. Karena sesungguhnya Allah tidaklah menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar Ruum. 41).
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (QS. Al Qashash. 77).
Semoga bermanfaat.
NB.
Terima kasih Bung Edy Sujarwo (alumnus SMAN 1 Blitar ’89 Kelas III Fis 2), telah mengingatkan kita semua. Semoga kebaikan Bung Edy Sujarwo tersebut dilihat oleh Allah sebagai amal kebajikan sehingga dapat menambah ketakwaan Bung Edy Sujarwo kepada-Nya. Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar